30. Konferensi Pers

72 2 0
                                    

Headline news :

Mr. Jacob, pemilik perusahaan Victoria akhirnya muncul ke publik. Ditemani putrinya, mereka menggelar konferensi pers untuk permohonan maaf terkait kasus aksi mogok kerja para  karyawan di perusahaannya.

Di sebuah aula yang digunakan oleh mereka sebagai tempat untuk menggelar pemberitahuan dadakan itu, disediakan meja yang disusun berderet dekat area pintu masuk untuk para wartawan duduk. Masing-masing dari mereka membawa laptop beserta buku catatan, tak lupa dengan kumpulan tongat-tongkat panjang yang menopang kamera besar, bertugas untuk menyorot keberlangsungan acara hari ini dari arah belakang. 

Tidak hanya wartawan, para karyawan yang bersangkutan dengan masalah ini juga ikut datang, berikut dengan masyarakat yang sudah lama berkontribusi pada produk perusahaan, ikut jengkel dan memenuhi area luar gedung aula. Sembari memegang spanduk yang bertuliskan muntahan kaliamt protes mereka, banyak kata kasar, merendahkan dan suara teriakan mereka yang saling menimpa hingga terdengar ke dalam aula.

Tepat belasan langkah dari tempat duduk mereka, ada sebuah panggung lengkap dengan sebuah meja yang dipenuhi oleh tumpukan mikrofon dari berbagai perusahaan media. 

Ingatan Gwenn terhadap peristiwa ini masih terekam jelas dalam benak memorinya. Saat itu Gwenn baru saja lulus tiga bulan yang lalu dan dia berniat untuk melanjutkan studinya sembari belajar mengenai keberlangsungan perusahaan Jacob, sebab lambat laun dia juga yang akan mewarisi semua itu. Namun kenyataannya, hal itu tidak berjalan semestinya saat entah bagaimana para karyawan di perusahaan Jacob mulai melakukan aksi mogok kerjanya, mereka beramai-ramai memenuhi area parkiran perusahaan dan meakukan demonstrasi. Didukung oleh masyarakat umum, berita mengenai kebangkrutan perusahan Victoria menguap ke publik dengan cepat.

Suara bisik-bisik para wartawan memenuhi ruangan aula saat menunggu kedatangan Jacob. Di balik panggung, Gwenn mengenggam tangan Jacob saat pria itu hendak naik ke atas panggung. Jacob berbalik ke arahnya, bagaimana jacob tersenyum ke arah Gwenn, berusaha menenangkan dirinya sembari mengelus pelan surainya, Gwenn masih ingat secara jelas ketika walaupun Jacob merasa gugup, dia tidak ingin membuat Gwenn khawatir. 

Dipandu oleh Bartino, Jacob pun naik keatas panggung.

Suasana aula yang tadinya ricuh akan obrolan mendadak hening seketika saat menangkap kehadiran Jacob disana. Digantikan dengan suara bidikan kamera secara beruntun, tanpa henti, memotret dari segala sisi, tidak membiarkan satu tindakan dari Jacob untuk lolos dari bidikan jari mereka. Cahaya-cahaya pendukung dibuka secara bersamaan saat Gwenn memperhatikan acara itud ari samping panggung. Sinar kamera yang berkedip kuat membuat mata Gwenn menyipit dan berkedip beberapa kali, tapi sebisa mungkin Gwenn tahan. Gwenn memaksa diri untuk menyaksikan acara itu hingga selesai untuk merengkuh bahu rapuh ayahnya dan membawanya pulang ke rumah mereka.

Jacob duduk di sebuah kursi yang disediakan tepat di tengah panggung ditemani dengan Bartino yang duduk di belakangnya. 

"Apa pendapat anda tentang aksi mogok kerja yang dilakukan para karyawan di perusahaan anda?" Pertanyaan pertama dilontarkan oleh salah satu wartawan.

Jacob menarik napas sejenak sebelum menatap ke depan dan membuka mulutnya untuk menjawab, "Saya menolah untuk menjawab."

Jawaban dari Jacob itu berhasil menyita perhatian sekitar bersamaan dengan suara bidikan kamera yang semakin ricuh, bisik-bisik mulai terdengar dan tanpa mereka sadari pintu samping aula terbuka beberapa kali menandakan ada seseorang yang menyelinap masuk ke dalam aula itu.

"Apakah Victoria benar-benar melakukan penggelapan dana dari gaji para karyawan? Apakah mereka tidak digaji dengan benar selama ini?" Pertanyaan kedua dilontarkan, wartawan ini menatap serius ke arah Jacob yang masih terlihat tenang, tak terusuk oleh betap kacaunya suasana saat itu.

SCANDAL CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang