51. Rumah Sakit

50 2 0
                                    

Gwenn berlari di sepanjang lorong rumah sakit, napasnya berpacu dengan cepat saat kakinya melangkah dengan tergesa-gesa melewati deretan orang-orang yang menatapnya dengan berbagai tatapan yang sulit untuk dijelaskan. Kehidupan Gwenn yang selalu penuh dengan skandal berhasil membuat dirinya kebal dan tidak merasa terusik lagi dengan reaksi dari orang-orang terhadap kehadirannya itu. Rena Gwenn beralih mengecek satu per satu nomor yang tertera pada setiap pintu kamar pasien yang ia lewati. Bau antiseptic yang menyergap kuat indera penciumannya tak berhasil mengalihkan perhatiannya dari rasa paniknya saat itu.

Langkah Gwenn akhirnya berhenti pada sebuah pintu kamar sesuai dengan nomor yang diberitahu James beberapa waktu lalu. Gwenn menatap lekat pintu itu untuk terakhir kalinya sebelum menarik napas sejenak dan masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu. Kaki Gwenn melangkah secara perlahan, mengantarkan pandangannya kepada punggung Akiro yang tampak membelakangi dirinya. Pria itu bahkan sudah berganti dengan pakaian pasien yang menandakan Akiro sudah cukup lama berbaring dalam kondisi seperti ini.

Rena Akiro yang tadinya terpejam erat akhirnya terbuka ketika mendengar suara decitan pintu yang dibuka secara perlahan diikuti suara tarikan napas seseorang yang terasa kuat membuat Akiro dapat mengenali dengan cepat siapa dibalik identitas tamu yang berkunjung ke ruangannya itu.

"Jangan jenguk aku dulu, keadaanku sedang hancur. Pulanglah," usir Akiro dengan halus sebelum beralih menatap tajam kea rah James yang sedang berdiri tepat di sampingnya. James refleks mengangkat kedua tangannya ke atas seolah member isyarat untuk tidak memarahinya karena tindakannya itu.

Gwenn tidak merasa sakit hati dengan kalimat Akiro barusan, walaupun pria itu terkesan tidak menyambut kedatangan Gwenn, tetapi jauh didalam lubuk hatinya Gwenn tahu kalau Akiro memerlukan seseorang yang bisa berada disampingnya untuk menemaninya dan merawatnya. Dan yang Gwenn lakukan beberapa hari belakangan hanya bersikap egois, mementingkan dirinya sendiri dan memilih untuk menjauhi Akiro disaat-saat yang penting seperti ini.

"Jangan marahi James, aku yang akan marah kepadaku jika James tidak memberitahuku soal ini," ujar Gwenn membuat James tersenyum kecil kea rah Akiro karena mendapat pembelaan dari Gwenn sebelum akhirnya pergi keluar, meninggalkan mereka berdua untuk mengobrol.

Masih dengan keadaan Akiro yang membelakanginya, Gwenn mengambil langkah berani dengan mendekat kemudian berakhir mendaratkan tangannya pada bahu Akiro dan menepuknya pelan.

"Semuanya akan baik-baik saja," ujar Gwenn pelan, berusaha menghibur Akiro dan berharap kalimatnya itu sedikit dapat mengurangi beban pria itu.

Terpaut jeda sejenak saat hening berhasil mengambil ahli keadaan sebelum akhirnya Akiro membalas kalimat Gwenn.

"Aku tidak ingin kau melihat sisi lemahku," ujar Akiro pelan. Suaranya yang parau dan seolah tidak bertenaga itu menandakan kalau kondisi pria itu benar-benar sedang tidak baik-baik saja.

Gwenn memberanikan diri untuk duduk pada sisi kasur Akiro kemudian secara perlahan mendaratkan tangannya pada puncak kepala pria itu, "Kalau begitu tetaplah dengan posisi seperti ini, aku tidak akan bisa melihat wajahmu."

Melalui pendengarannya, Gwenn bisa memastikan bahwa sesaat setelah Gwenn menyelesaikan kalimatnya, ia dapat mendengar isak tangis Akiro. Terdengar samar diawal, namun perlahan Akiro mulai nayamn dengan kehadiran Gwenn dan berakhir menumpahkan segala kesedihannya. Gwenn bersyukur Akiro dapat membuka diri kepadanya mengenai sisi dirinya yang seperti ini.

Gwenn sangat mengerti perihal keadaan yang memaksa Akiro untuk mengambil keputusan berat seperti ini. Gwenn juga tahu alasan kepala Akiro tidak mau membongkar ataupun membalaskan dendamnya kepada Richard jika tidak benar-benar terpaksa, karena sedari awal Akiro memang tidak berniat untuk membongkar masa lalu ibunya. Akiro sayang kepada Lily tetapi hari itu dia terpaksa memberitahu kepada publik tentang masa lalu ibunya. Akiro pasti merasa bersalah.

SCANDAL CONTRACTWhere stories live. Discover now