44.Paket Misterius

62 3 0
                                    

"Dengan Mrs. Victoria?"

Gwenn menoleh ke belakang saat sebuah suara memanggilnya. Berdiri seorang pria sembari menenteng sebuah kotak yang dibungkus rapi sebelum menyodorkannya kepada Gwenn. Gwenn melirik sekilas ke arah seragam pria itu, tepat pada area dada kanannya yang tertancap simbol sebuah kantor kurir dan beralih pada sepeda motor yang terparkir di belakangnya.

"Ini paket untuk anda," pria itu berujar sembari menunduk sedikit membuat Gwenn tak dapat melihat dengan jelas wajahnya selain karena ditutupi oleh topi hitam yang ia pakai.

Gwenn mengucapkan terima kasih kemudian menerima sodoran paket itu. Dengan posisi masih berdiri di depan pintu masuk Vee, Gwenn menatap pria itu hingga ia naik ke motornya dan meninggalkan kawasan Vee dengan kecepatan tingginya.

Gwenn menghembuskan napas panjangnya sekali sebelum berjalan masuk ke dalam toko dengan langkah beratnya. Gwenn akan lembur lagi mala mini bersama Grace. Perilisan sketsa yang Gwenn tebak adalah milik kerabat Mrs. Fratt itu cukup mengejutkan banyak pihak. Belakangan ini Vee mendapat banyak perhatian dari masyarakat dan media berkat pengaruh Akiro dan skandal perusahaan Richard yang disangkut pautkan dengan masa lalu mereka, Gwenn tidak tahu harus menanggap hal ini sebagai sebuah keberuntungan atau kesialan.

Biasanya, Vee selalu menggarap konsep gaun santai casual yang cocok dipakai saat musim semi tiba dan ada juga beberapa coat trendy yang cocok untuk musim dingin. Rata-rata pakaian wanita hingga Gwenn berkolaborasi dengan brand parfum milik Mr. Tomo, mengeluarkan parfum edisi pasangan. Dimana belakangan ini terjual dengan laris berkat bantuan Akiro sebagai model dalam perilisan konsep itu.

Tomo memang sedikit menyebalkan saat pertemuan terakhir mereka, tapi bagaimanapun Gwenn harus bersikap profesional dengan mengesampingkan urusan pribadi mereka.

Saat hendak menaiki anak tangga, Gwenn menatap ke bawah, tepat ke arah kotak paket yang berada dalam genggamannya itu. Rasa penasaran mulai menggerogotinya saat Gwenn mulai merobek bungkusan luarnya kemudian membuka kotak yang berada di dalamnya. Alis Gwenn bertaut bingung, sesaat setelah mengeluarkan isinya sebelum tatapannya berubah fokus. Perlahan tapi pasti, yang Gwenn ingat saat itu adalah suara jantungnya yang berdetak sangat cepat hingga refleks dalam diri Gwenn yang berakhir dengan genggamannya yang melemah membuat paket misterius itu jatuh berserakan ke bawah.

Gwenn menutup mulutnya, tarikan napasnya mendadak kacau seiring dengan teriakan keterkejutannya beberapa waktu lalu.

"Gwenn?"

Terdengar suara langkah kaki Grace yang menuruni anak tangga, pasti karena wanita itu mendengar seruan Gwenn beberapa waktu lalu. Rasa panik yang mendadak menyergap dirinya itu membuat Gwenn membeku untuk sesaat sebelum dengan cepat menendang paket itu hingga berakhir menyeret lantai dan berhenti tepat di kolong meja kasir.

"Kau yang berteriak tadi?" Tanya Grace ketika sudah berada di hadapan Gwenn, mengamati wajah pucat Gwenn dengan renanya yang bergerak ke semabrang arah seperti orang tidak fokus.

Gwenn mendongak ke arah Grace dengan wajah bingungnya, "Oh...Berteriak? Itu karena aku melihat laba-laba," sedikit terbata di awal, namun Gwenn berhasil menyelesaikan alibinya dengan lancar.

"Laba-laba?"

Gwenn menangguk kuat sembari menunjuk ke langit-langit toko, tepat ke arah gantungan lampu kaca yang berperan sebagai hiasan toko, "Suruh orang untuk membersihkannya besok."

Grace mengikuti arah yang ditunjuk Gwenn sebelum menyipit, "Oke," ujarnya pelan dan saat berbalik ia sudah tidak menemukan Gwenn. Wanita itu sudah naik ke lantai atas mendahulinya diikuti Grace yang segera menyusulnya.

"Gwenn? Kau melamun?"

Bahu Gwenn tersentak pelan bersamaan dengan lamunannya yang buyar, ia menatap Grace yang sedang duduk didepannya sembari mengerjap beberapa kali, "Hah? Maaf, aku tidak mendengarmu barusan. Apa yang kau katakana tadi?"

Grace menautkan alisnya tampak menyadari perubahan drastis dalam diri Gwenn ini, "Kau tidak sedang sakit kan? Gwenn, kesehatanmu lebih penting dari ini semua."

Grace menatap Gwenn yang tengah melambaikan tangannya menandakan kalau tebakannya salah sebelum kembali berujar, "Aku tadi bertanya soal acara pergelaran busana milik Richard, mereka benar-benar mengijinkan Vee untuk tampil?"

Gwenn menangguk, "Aku baru menerima proposalnya siang ini."

Grace meregangkan lehernya sekali diikuti raut bingungnya, "Mereka sangat aneh."

Gwenn menatap Grace sembari mengangkat alis kanannya, "Benar dan kau juga aneh," timpal Gwenn yang langsung menarik fokus Grace. Wanita itu beralih menatap dirinya dengan tatapan yang seolah mengatakan 'Apa salahku lagi kali ini?'

"Ceritakan kepadaku, bagaimana kau bisa mengenal Eric?" Tanya Gwenn tanpa basa-basi.

Grace tampak mematung untuk sesaat sebelum menjawab dengan nada bicaranya yang seperti dipaksa untuk santai dan tenang.

"Hanya kebetulan kenal."

"Kenapa kau tidak cerita kepadaku?" Tanya Gwenn lagi, masih dengan tatapan menelitinya namun tak mampu menyembunyikan senyum kecilnya saat melihat Grace yang sedang salah tingkah sekarang.

"Karena kita memang tidak terlalu dekat," jawab Grace yang masih setia menundukkan kepalanya.

Gwenn menangguk-angguk beberapa kali sebelum kembali bertanya, "Tidak dekat tapi tidur bersama?"

"Hei, tidak seperti itu. Kau salah paham," Grace sontak menaikkan pandangannya dengan cepat, berikut dengan wajah protesnya yang ia layangkan ke arah Gwenn.

"Oke, aku yang salah paham," ujar Gwenn cepat sembari mengangkat kedua tangannya ke atas.

Melihat raut Gwenn yang tersenyum menggoda semabri mengatakannya membuat Grace curiga kalau Gwenn benar-benar jujur akan perkataannya barusan. Grace menghembuskan napas sekali, ini semua gara-gara mulut ember Eric.

Sebuah ide tiba-tiba terlintas dalam benak Gwenn, "Kenapa tidak ajak dia untuk pergi bersamamu ke pesta penutup itu saja? Aku tahu Richard sangat terobsesi dengan perusahaan kapal pesiar itu, dengar-dengar bidang itu adalah mimpinya sejak muda."

"Sudah kubilang kita bukan sepasang kekasih seperti kau dan Akiro..."

"Kau bisa mengajaknya sebagai seorang teman bukan?" potong Gwenn, tampak tidak menyerah dengan ide tidak warasnya itu.

"Kau gila, aku tidak mau."

"Ayolah Grace, demi aku. Jujur, aku ingin melihat wajah Richard yang berubah seperti kulit jeruk purut di pestanya sendiri," bujuk Gwenn sembari mengedipkan kedua matanya beberapa kali, tak lupa dengan nada bicaranya yang terkesan dibuat menggemaskan.

"Fokus saja pada gaun pernikahanmu itu, kemarin kau bilang melihat gaun aslinya di kamarnya?" Grace berusaha mengalihkan topic.

Gwenn refleks meanngguk cepat, "Iya, dia sangat berbakat. Sayang sekali jika dia tidak bekerja dengan siapapun. Jika memungkinkan, aku ingin dia bekerja untuk Vee."

"Pasti ada alasan kenapa dia tidak muncul ke publik, mungkin dia melakukannya bukan untuk uang," ujar Grace.

Gwenn menautkan alisnya, tampak tidak setuju dengan perkataan Grace barusan, "Benarkah?"

Baginya, sangat kecil kemungkinan orang berbakat sepertinya tidak melakukannya demi uang dan hanya menanggap itu sekedar hobi saja. Sebab dilihat dari berapa banyak biaya yang ia keluarkan untuk proses pembuatan gaun itu dan pastinya juga memakan waktu yang cukup lama, wanita itu pasti mengeluarkan biaya yang cukup besar. Gwenn hanya ingin membantu mereka jika memang benar-benar serius dalam sketsa mereka sehingga kedua pihak bisa diuntungkan.

"Ngomong-ngomong bagaimana tanggapan ayahmu kemarin?" Grace jadi teringat dengan cerita Gwenn mengenai wanita bernama Lily itu.

Pertanyaan dari Grace berhasil membuat Gwenn membisu untuk beberapa saat sebelum ingatan tentang isi dari paket misterius itu kembali berputar dalam benaknya. Gwenn mengeratkan pegagannya pada sudut meja kerjanya saat sebuah fakta menghampiri dirinya tepat setelah ia menarik sebuah kesimpulan.

Gwenn masih ingat betul ekspresi suram Jacob saat Gwenn melempar pertanyaan itu. Dengan suaranya yang berubah berat, Jacob berujar dengan nada pelannya, "Dia adalah mantan sekertaris Richard."

Bagaimana Gwenn bisa lupa dengan skandal besar yang menjadi sumber masalah dalam karir ayahnya itu? Penyebab dari terjadinya konferensi pers hari itu, semuanya tertera jelas di dalam video singkat yang Gwenn dapati dari paket misteriusnya itu.

Kini Gwenn mengerti alasan dari sikap kasar Mrs. Fratt kepadanya, berikut dengan keadaan Lily, kini yang tersisa dalam diri Gwenn hanyalah perasaan bersalahnya. Benar kata Grace, wania itu tidak melakukannya demi uang.

Itu hanya pelampiasan dari masa lalunya yang berantakan. Dan Gwenn terbukti berhubungan dengan hal itu.

SCANDAL CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang