31. Berkencan

78 1 0
                                    

Sesuai kesepakatannya dengan Akiro kemarin, Gwenn lagi-lagi harus mengorbankan akhir pekannya untuk bangun cepat dan bersiap-siap keluar. Semalam Gwenn memutuskan untuk menginap di Vee sebab sudah terlanjur terlalu larut baginya untuk pulang ke apartemennya.

Selesai membersihkan diri, Gwenn mengganti pakaian tidurnya dengan sebuah mini dress selutut dilanjutkan dengan meraih jaket boomber hitamnya sebagai luaran untuk menutupi kedua bahu telanjangnya. Gwenn menggunakan konsep menyegarkan khas pasangan yang berkencan saat musim semi tiba. Gwenn berpikir akan banyak kamera yang memotret mereka dan itu memang salah satu tujua dari kontrak yang mereka sepakati, jadi Gwenn harus memakai pakaian yang diproduksi angsung oleh Vee.

Gwenn segera turun ke lantai bawah dimana Akiro sudah menunggunya di depan pintu masuk toko. Untuk sesaat yang terasa sangat lama bagi Gwenn, tatpan mereka terus beradu sebelum Gwenn memutuskannya.

"Kenapa kau tidak bergerak?" Tanya Gwenn bingung saat mendapati Akiro masih berdiri diam dalam posisinya padahal Gwenn sudah hendak melangkah menuju tempat mobilnya terparkir.

Melainkan menjawab pertanyaan Gwenn yang Akiro lakukan selanjutnya adalah memaku pandangannya kepada Gwenn dan mulai menatap Gwenn dari atas hingga bawah. Gwenn mendapati tatapan pria itu berhenti pada beberapa titik, rambutnya yang tergerai bebas, gaun selutut dan sepasang hak tingginya. Gwenn mengusap lehernya canggung ketika mendapatkan perlakuan seperti itu dari Akiro.

Seakan terpikirkan oleh sesuatu, Gwenn refleks memutar bola matanya malas sembari mendengus kecil.

"Mr. Kiro terhormat? Jangan bilang kau terpesona dengan penampilanku ini?" Tanya Gwenn dengan raut tak percayanya sebelum dengan sengaja menampilkan raut tersipu malunya. Gwenn mengibaskan rambut bergelombangnya ke belakang, membuat aroma parfum yang dipakai Gwenn itu sampai dengan cepat ke penciuman Akiro.

Akiro akhirnya menaikkan pandangannya, "Kuakui kau sangat cantik dan seksi, tapi..." Akiro menggantungkan kalimatnya membuat alis Gwenn tertaut bingung.

"Tapi?"

"Kita akan pergi lari pagi Vee, bukan berkencan santai di sebuah kafe," lanjut Akiro, mengangkat kaki kanannya sedikit dan berakhir mengisyaratkan Gwenn untuk mengikuti arah pandangnya ke bawah sebelum menggoyangkan sepatu olahraganya itu.

Gwenn mentap bergantia, sneakers dan hak tinggi, celana training dan gaun pendeknya. Oke, mereka benar-benar tidak sekonsep hari ini.

Gwenn melipat tangannya sembari kembali menatap Akiro dengan raut protesnya, "Kenapa kau tidak bilang sedari awal kalau kita ingin berolahraga?"

"Tujuan kita adalah taman Greenwich, itu berarti kita akan mlakukan sebuah aktivitas dan ini juga pagi hari Vee."

Gwenn mengangkat kedua tangannya ke atas, "Kau tahu aku orangnya tidak peka," mengaku kalah dengan perdebatan meka hari ini.

Akiro menangguk, "Aku setuju, kau memang benar-benar sungguh tidak peka terhadap sekitar. Kuakui itu sejak dulu."

Awalnya Gwenn tidak akan memprotes namun setelah mendengar secara keseluruhan kalimat pria itu, sepertinya ada yang salah.

"Apa maksudmu sejak dulu? Kurasa hanya kali ini saja."

Melainkan menjawab, Akiro hanya mengedikkan bahunya.

"Lagian kita masih punya waktu, aku akan ganti sekarang. Beri aku setengah jam," ujar Gwenn cepat sebelum berjalan masuk kembali ke dalam toko diikuti Akiro di belakangnya sebelum pria itu menghentikan tepat setelah Gwenn menyelesaikan kalimatnya.

Akiro membulatkan matanya, "Setengah jam? Sepuluh menit Vee."

Kini giliran Gwenn yang menghentikan langkahnya tepat saat mereka sudah hendak naik ke area lantai tiga.

SCANDAL CONTRACTWhere stories live. Discover now