20. Prinsip Hidup Gwenn

102 2 0
                                    

Richard setia memperhatikan Gwenn sebelum tersenyum miring ketika melihat seorang pria yang berjalan masuk ke dalam aula melewati pintu utama gedung, seketika keadaan menjadi ricuh dengan bisik-bisik para tamu diikuti para wartawan yang bersiap dengan kamera mereka.

Gwenn menghentikan langkahnya yang hendak keluar pesta dan mendongakkan kepalanya saat seseorang yang sangat ia kenali itu berhenti tepat tiga langkah didepannya. Perasaannya seketika menjadi campur aduk sebelum berakhir dengan berantakan. Hanya dengan menatap kedua matanya saja, Gwenn seperti menemukan buku diary masa kecilnya. Memori ketika mereka bermain dan bagaimana mereka tumbuh bersama hingga pria didepannya itu ikut berubah dan berakhir menghancurkan kenangan masa kecil mereka yang polos dan berharga.

Kini kenangan itu hanya bersisa abu dalam benak Gwenn.

"Apa kabar?" Tanyanya.

Dia berubah banyak, suaranya dulu lebih mirip seorang bocah tanpa beban yang merasa bebas berteriak dan mengungkapkan isi hatinya dengn jujur kapanpun, berbeda dengan sekarang yang cenderung lebih berat dan canggung. Tatapannya tidak sehangat dulu, hanya ada raut kesedihan, kecewa dan sedikit berbinar, tatapan yang susah untuk Gwenn baca lagi.

Gwenn masih terdiam sebelum kesadaraannya mengambil ahli, "Baik," jawabnya tak kalah singkat.

"Kau sudah disini," tahu-tahu Richard berjalan dari arah belakang dan berakhir memeluk Dino.

Semua tamu yang berada didalam pesta mulai emmusatkan perhatian mereka setelah kedatangan Dino. Dino, putra Mr. Richard sekaligus teman masa kecil Gwenn. Mereka selalu bersama-sama mulai dari bangku taman kanak-kanak hingga lulus sekolah. Namun semenjak pengumuman hasil konferensi pers tiga tahun lalu 'itu' Dino dan Gwenn tidak pernah bertemu lagi. Mereka menjalani hidup masing-masing dan tahu kabar masing-masing melalui media sosial sebelum kehidupan Gwenn bena-benar tenggelam dari kamera para wartawan tiga tahun lalu. Dino akhirnya pergi ke luar negeri dan memutuskan untuk belajar mengembangkan usaha ayahnya disana sebelum kembali untuk meneruskan perusahaan Victory nanti.

Gwenn masih memperhatikan interaksi keduanya, bagaimana raut terkejut Dino ketika Richard memeluknya sangat erat didepan orang-orang, selayaknya seorang ayah yang sudah sangat merindukan putranya itu.

"Aku sengaja mengundang para wartawan hari ini untuk menyambutmu jadi tersenyumlah lebih tulus," bisik Richard yang seketika membuat bahu Dino menegang, segelintir rasa bahagia dalam dirinya mendadak lenyap ketika fakta pahit itu kembali menampar dirinya. Dino lantas segera menampilkan senyum terbaiknya, semakin lebar dan semakin palsu.

Terdengar suara jepretan kamera yang beruntun diarahkan tepat ke arah Gwenn guna mengabadikan momen manis ayah dan anak malam itu.

Richard melepaskan pelukannya dan tatapan Dino jatuh kepada Gwenn, "Anda sangat cantik malam ini Mrs. Vicotria, gaun yang kau pakai cocok untukmu," puji Dino yang hanya dibalas senyum kecil Gwenn.

Tadinya Gwenn sudah berniat pulang, tetapi tampaknya menahan diri sedikit untuk menyaksikan pesta ini sampai selesai tidak akan begitu merugikan dirinya. Setidaknya sampai titik ini, pestanya semakin menyenangkan untuk dinikmati.

"Buah memang tidak jatuh jauh dari pohonnya, selain wajah tampannya, anda juga mewariskan sifatmu untuk putramu Mr. Richard," ujar Gwenn menatap berani ke arah Richard sebelum beralih kepada Dino.

"Dan terima kasih atas pujiannya," lanjut Gwenn saat sekelibat memori masa lalu mendadak menghampirinya.

---

Semua itu dimulai dari suatu pagi yang Gwenn kira akan berjalan layaknya hari-hari biasanya di sekolah. Gwenn saat itu sedang melewati lorong sekolah setelah membolos pelajaran kelasnya untuk mengikuti pelatihan lomba olimpiadenya. Niat hati ingin berbelok ke arah perpustakaan sekolah, namun Gwenn menghentikan langkahnya ketika mendengar suara dentuma yang bergema di lorng sepi itu, semacam suara bantingan benda keas ke arah dinding seara berulang.

SCANDAL CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang