13. Hutang Dendam

118 1 0
                                    

"Wah, kusarankan kau benar-benar harus pergi ke dokter Akiro. Sepertinya otakmu memiliki masalah."

Akiro menghela napas sekali bersamaan dengan berakhirnya kalimat yang sudah keluar belasan kali dari mulut James itu.

James bangkit dari duduknya kemudian berjalan cepat dan menghampiri Akiro yang tengah berbaring telentang diatas sofa. Kini mereka berdua sedang berada di apartemen Akiro, mengingat Akiro tidak memiliki jadwal pemotretan hari ini atau syuting iklan jadi dia memutuskan untuk istirahat.

"Kenapa kau menolaknya, padahal itu kesempatan yang bagus," ujar James lagi tak habis pikir sembari berkacak pinggang. Melihat Akiro yang kini tengah berbaring santai dan sudah hendak terjun ke alam mimpinya membuat James menggeleng tak percaya dengan sikap santai Akiro. 

Masih setia memejamkan kedua matanya rapat, Akiro berujar singkat, "Bukannya kau pernah bilang kemarin kalau itu hanya perusahaan pemula dengan brand kecil mereka? Mendadak amnesia?" 

James mendadak terdiam mendengar kalimat Akiro sebelum bergumam pelan yang nyatanya terdengar oleh Akiro. "Padahal bukan aku yang mengatakannya, aku hanya menuruti perintah Mrs. Bella."

Akiro refleks bangun tidurnya membuat James berjengit kaget dan berakhir memegangi dadanya saat Akiro menegakkan punggungnya dan melayangkan tatapan tajamnya ke arah James.

"Kau bilang apa tadi? Mrs. Bella? Kau memberitahunya?" tanya Akiro, nada bicaranya yang terdengar serius berhasil meruntuhkan tembok keberanian James, membuatnya seketika tergagap.

"A...aku tidak punya pilihan lain. Bisa-bisa mereka memecatku juga tidak memberitahu..." 

"Argh, James..." desis Akiro sembari mengacak rambutnya frustasi. Akiro sudah menyuruh James agar tidak memberitahu soal kontrak kali ini kepada agensinya tetapi James terlalu polos untuk berbohong dan berakhir menghancurkan rencana Akiro.

"Maafkan aku, kupikir tidak masalah karena jika kau memang tidak ingin bekerja dengan Mrs. Victoria maka agensi kita akan mencari kontrak kerja lain untukmu," James berusaha membujuk guna menenangkan emosi Akiro yang mendadak naik tanpa alasan itu. 

Pandangan Akiro naik dan berakhir menatap James lekat, "Tetapi aku ingin menerima kontrak itu. Aku ingin bekerja dengan perusahaan pemula dengan brand kecil itu."

Untuk sesaat yang terasa singkat, James merasa mati kutu dengan reaksi yang Akiro berikan kepadanya. James pikir Akiro memang tidak berniat menerima kerja sama itu apalagi setelah menolak mereka diawal tetapi kenapa Akiro terlihat sangat marah sekarang? Jujur, dalam sejarah bekerja dengan Akiro beberapa saat belakangan baru kali ini mereka berselisih paham seperti ini. 

"Oh, maafkan aku," ujar Akiro tiba-tiba setelah melihat wajah pucat James, seharusnya ia tidak boleh terlalu keras dengan James padahal pria itu tidak mengerti apapun perihal keadaannya.

Akiro memijat pelipisnya sekali berusaha menjernihkan pikirannya dan dijawab anggukan kecil oleh James.

"Tidak apa-apa, kau bisa menjelaskannya secara perlahan kepadaku agar aku bisa mengerti," ujar James.

"Aku akan menjelaskannya secara singkat. Jadi aku memiliki masalah dengan Mrs. Victoria."

"Mrs. Victoria? Pemilik brand pakaian VEE itu?" tanya James terkejut.

Akiro menangguk kemudian mengalihkan tatapan seriusnya pada lantai apartemennya sebelum melanjut, "Intinya dia memiliki hutang kepadaku dan dia harus membayarnya melalui kontrak kerja sama ini," lanjut Akiro membuat James semakin bingung.

Sebenarnya ada hubungan apa Akiro dan Mrs. Victoria itu? Apa mereka pernah bertemu sebelumnya?

"Kalau begitu kita tagih saja langsung ke kantornya, aku tahu letaknya," ujar James memberi usul.

SCANDAL CONTRACTWhere stories live. Discover now