36. Janji

72 2 0
                                    

Gwenn yang masih terlanjur penasaran dengan alasan mengapa Mrs. Fratt begitu membencinya bahkan saat pertemuan pertama mereka membuatnya memutuskan untuk menghubungi wanita itu lagi. Kali ini tidak dengan nada ramahnya lagi, Gwenn menggunakan ancaman yang ternyata ampuh. Ancaman akan tindakan gegabahnya berupa menipu Gwenn dengan sketsa itu berhasil membuat Gwenn mendapatkan titik lemahnya.

Gwenn sempat memikikan, apa dulunya Mrs. Fratt sempat bekerja dengan ayahnya dulu sehingga dia melakukan hal seperti ini kepada Gwenn? Walaupun Vee sudah berkembang pesat dan berjalan lancar hingga saat ini, Gwenn masih tidak boleh melupakan masa lalunya yaitu kehancuran perusahaan Jacob.

Gwenn harus mencari tahu sendiri akan hal itu jadi Gwenn memutuskan untuk meminta Mrs. Fratt mempertemukan dirinya dengan desainer asli dari sketsa itu. Bahkan selain tertarik dengan karyanya, Gwenn bahkan ingin mengetahui kehidupan mereka selama ini.

Awalnya Grace ingin menemani Gwenn untuk pergi ke alamat yang telah dikirim oleh Mrs. Fratt, tapi Gwenn bersikeras kalau ia akan pergi sendiri kali ini. Sebab menurutnya urusan Mrs. Fratt dengan dirinya cukup kompleks dan jika Grace ikut campur, Gwenn takut Mrs. Fratt akan bertindak gegabah dan berakhir menghilang dari mereka karena takut.

Taksi yang dipesan Gwenn melewati jalan lurus yang mengantarkannya pada sebuah perumahan yang agak sepi, hingga berhenti pada sebuah rumah berlantai satu yang tampak sederhana dan berukuran tidak terlalu besar. Kesan pertama Gwwenn terhadap tempat itu adalah sepi mengingat rumah itu terletak di pinggiran kota, jauh dari suara hiruk-piruk lalu lintas tengah kota.

Gwenn mengetuk pintu kayu itu beberapa kali diikuti jantungnya yang berdegup gugup. Terdengar suara derak kunci yang diputar bersamaan dengan munculnya Mrs. Fratt dari balik pintu.

"Mrs. Fratt," sapa Gwenn sembari menunduk sedikit.

Fratt tampak mematung, hanya tatapan datar yang ia tampilkan pada wajahnya. Tidak tahu harus bereaksi apa terhadap sapaan Gwenn, Fratt akhirnya berujar untuk memecah keheningan.

"Masuklah."

Walau terkesan tidak sopan, Gwenn tak mampu menahan diri untuk tidak menjejalkan pandangannya ke seisi rumah itu. Cukup rapi dan terawat hanya saja sangat hening dan hampa, seperti ada kekosongan yang susah untuk Gwenn deskripsikan.

Gwenn mengikuti langkah Fratt dari belakang secara perlahan sebelum Fratt berhenti dan membalikkan tubuhnya membuat Gwenn ikut menghentikan langkahnya dengan raut kagetnya, Gwenn menahan napas.

"Kau ingin bertemu dengannya langsung?" Tanya wanita itu.

Gwenn terdiam untuk sejenak, menyadari betapa terus terangnya wanita itu. Ia bahkan tidak repot-repot menawari Gwenn untuk duduk dan menyuruhnya menunggu sebelum mereka mengobrol di area ruang tamu. Sebaliknya, Gwenn langsung disuruh menghampiri kamarny.

Gwenn akhirnya menangguk sekali, itu memang tujuan dari kedatangannya hari itu.

Setelah pintu terbuka Gwenn mendapati punggung seorang wanita. Rambut panjangnya itu tergerai bebas, berkibas pelan saat angin bertiup pelan dari jendela kamarnya yang terbuka lebar. Wanita itu memakai semacam dust putih longgar yang menutupi hingga ke bagian kedua lututnya. Dia duduk membelakangi Gwenn membuat Gwenn tidak bisa melihat wajahnya namun satu hal yang ia dapati, beberapa helai uban yang terdapat diantara surai hitam lebatnya berbeda dengan Mrs. Fratt yang memiliki lebih, membuat Gwenn menarik kesimpulan kalau usianya jauh sedikit diatas Gwenn atau mungkin lebih.

Fratt memperhatikan interaksi mereka sebelum rautnya berubah mengeras saat Gwenn memberanikan diri untuk mendekat ke depan sana. Tatapannya berbubah tajam dan menatap penuh benci terhadap interaksi itu.

Gwenn baru saja hendak memperkenalkan diri sebelum wanita disampingnya yang sedari tadi sibuk mencoret-coret diatas meja tiba-tiba mengoyak kertas sketsanya kemudian meremasnya dan membuangnya ke lantai.

SCANDAL CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang