38. Calon Mertua

72 3 0
                                    

Seminggu kian berlalu cepat bersamaan dengan keadaan yang sudah lebih membaik. Skandal kencan mereka lambat laun berubah menjadi sebuah hal yang positif, komentar jahat dari para penggemar Akiro juga sudah lumayan reda diikuti pengunjung yang ramai kian hari di Vee, berikut dengan banyaknya pihak sponsir yang merekrut produk gaun Vee untuk acara-acara besar mereka.

Gwenn akhirnya memutuskan untuk mempertemukan Jacob dengan Akiro. Mengingat masih banyaknya perhatian media yang memusatkan ketertarikan mereka terhadap hubungan Akiro dan Gwenn-bahkan ada tawaran wawancara bagi mereka berdua yang berakhir ditolak dengan alasan kalau mereka tetap ingin menjaga hubungan itu secara privasi- Gwenn memutuskan untuk bertemu di apartemen milik Jacob.

Ketika terdengar bel, Gwenn buru buru bangkit dari duduknya dan mmebuka pintu menampakkan akiro dengan kaos formalnya. Ia melepas asker hitamnya sembari menaikkan Kedua alisnya sembaritersenyum kecil untuk menyapa Gwenn. Gwenn sudah gugup sedari tadi memikirkan apa yang akan dilakukan Jacob kepada Akiro, karena jujur, ini perama kalinya bagi Gwenn untuk membicarakan hubungan asmaranya denganJacobjafi Gwenn sedikit khawatir.

"Kau gugup?" Tanya Akiro membuat gwenn yang menunduk langsung mendongakkan kepala danpandangan mereka bertemu.

"Kau tidak gugup?"

"Tidak," jawab akiro dengan eprcyaa diri.

"Ayahku tidak sebaik yang kukira, terkadang dia bisa sangat protektif jadi kuharap kau bisa memakluminya."

Gwenn ingat dulu ketika ada siswa laki laki yang datang ker umahnya saat hari valentine dan mengantarkan bunga berakhir diwawancarai ayahnya habis habisan. Jacob sampai bertanya apa mereka sekelas, bagaimana latar belakang keluarganya, peringkat berapa, hingga melayangkan beberapa pertanyaan dasar tentang pengelolaan suatu perusahaan. GWENN hanya menggeleng melihatya, mereka hanya berteman, tetapi Jacob malah memperlakukannya sperti seorang calon menant yang anntinya akan meenruskan perusahaan keluarga mereka.

"Seorang ayah yang menyayangi putrinya apsti akan begitu jar akiro sebelum terkekeh ekcil melihat betapa tegangnya raut gwenn.

Gwenn menghela napas kecil sebelum mempersilahkan akiro masuk.

Di sana ada grace yang berdiri di sudut, karena wanita itu bersikeras ingin melihat interaksi mereka secara jelas.

"Selamat pagi Mr. Victor, perkenalkan saya Akiro pacar laki-laki Gwenn."

Ujar akiro emmeprkenakan diri dan rchard menangguk pelan smebari emmeprsihlahkan duduk. Saat akiro menyebutkan status mereka, seolah sesuatu berdesir dalam diri gwenn, ia tak dapat enyembunyikn senyum salah tingkahnya.

"Terima kasih sudah meluangkan waktu sibukmu ini untuk bertemu denganku."

Akiro duduk di sofa panjang bersama dengan gwenn dengan richard yang duduk pada sebuah sofa single tepat di samping kanan Gwenn.

"Sama-sama Mr. Victor, maaf tidak bisa menemuimu lebih awal," Akiro berujar ramah.

Richard menangguk sebelum keheningan kembali menyapa mereka saat Richard tahu-tahu menatap Akiro dari atas sampai bawah. Gwenn menelan ludah gugup saat Jacob terlihat mengecek penampilan Akiro secara terang-terangan sebelum pria itu mengerutkan keningnya, ia melepas kacamatanya sejenak kemudian memakainya kembali.

"Kenapa aku seperti tidak asing denganmu?"

Gwenn menoleh ke arah Jacob dengan raut sedikit kaget sebelum menangguk pelan di akhir.

"Daddy pernah melihat Akiro? Mungkin karena dia satu sekolah denganku dulu, dia adalah anak peringkat satu yang sering kuceritakan itu," jelas Gwenn.

Dulu Gwenn sering mengadu kepada Jacob kalau dia merasa sangat cemburu dengan kepintaran Akiro, obsesi Gwenn terhadap peringkat sekolah itu benar-benar besar dulu. Ingin sekali rasanya Gwenn merebut peringkat Akiro, namun terhalang dengan nilai-nilai Akiro yang terlalu sempurna. Namun diakhir tahun sekolahnya, keinginan Gwenn tercapai saat Akiro tiba-tiba pindah dari sekolah dengan alasan untuk melanjutkan studinya di luar negeri.

"Benarkah?" Tanya Jacob, masih tapak kaget diikuti tatapan menelitinya.

Akiro langsung melirik ke arah Grace sejenak sebelum kembali menatap ke arah Jacob.

"Tunggu, kau itu.."

Suara pontang-panting barang jauh bergema secara tiba-tiba di ruangan hening itu, membuat ketiganya menoleh ke belakang dan menemukan Grace yang menjatuhkan kaleng soda yang sedang ia minum. Cairan hitam didalamnya itu mencuat keluar membanjiri lantai dan berakhir membentuk genangan air di lantai.

"Maaf, aku akan membersihkannya," ujar Grace menginterupsi.

"Gwenn, bisa bantu aku mengambil kain dari dapur?" pinta Grace dan Gwenn menangguk kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan ruangan itu.

Akiro langsung menggeser duduknya tepat menggantikan tempat Gwenn tadi sebelum memajukan tubuhnya kea rah Jacob untuk berbisik pelan. Jacob tampak melebarkan matanya, ia sudah hendak membuka mulut untuk berbicara sebelum tertahan dan kembali menelan aksi protesnya itu dan hanya berakhir mengulum senyum sembari menangguk.

"Ini adalah sebuah kebetulan yang mengejutkan, tetapi aku cukup senang dengan itu," ujar Richard sebagai balasan sebelum kembali bertanya.

"Jadi untuk hubunganmu dengan Gwenn itu benar-benar serius? Aku tidak ingin kau mempermainkannya..."

"Beri saya kesempatan dan anda bisa menilainya sendiri sir," jawab Akiro dengan nada percaya dirinya sembari memotong kaliamt Jacob.

Jacob mematung untuk sesaat, tampak memproses penjelasan yang baru Akiro sampaikan itu. Tanpa mereka sadar, Jacob tersenyum kecil diakhir. Sangat tipis, sehingga Akiro tidak akan sadar akan hal itu.

"Dan tolong rahasiakan yang tadi," pinta Akiro sembari mengedipkan matanya sekali ke arah Jacob kemudian buru-buru kembali pada posisi awalnya saat menyadari Gwenn sudah kembali.

Sedetik setelah Gwenn mendaratkan bokongnya, Jacob langsung berujar membuat Gwenn yang mendengarnya berakhir mematung. Berulang kali Gwenn berusaha memfokuskan pikirannya kembali hanya untuk memproses kalimat pria itu dan memastikan kalau pendengarannya tidak salah.

"Aku menerima hubungan kalian dan aku mendukung penuh. Kalau bisa, lebih cepat menikah, lebih baik. Aku sudah menginginkan cucu."

Jujur, Gwenn masih dilanda kebingungan. Di awal, raut Jacob tampak jelas seolah sedang menginterogasi Akiro dengan menatapnya secara lekat tapi yang Gwenn dapati sekarang adalah perubahan raut Jacob yang lumayan drastis. Ia berujar dengan senyum lebar pada wajahnya, mengucapkan kalimat yang tidak pernah terpikirkan oleh Gwenn.

"Dad, kau terlalu terburu-buru. Kita berdua masih berfokus pada karir, iya kan?" Gwenn berujar dengan nada canggungnya sebelum menoleh ke arah Akiro yang tampak santai. Pria itu bahkan menyenderkan punggungnya pada sandaran sofa sembari melipas tangan, menatap obrolan mereka itu layaknya sebuah tontonan seru.

Akiro mendapati tatapan Gwenn yang melotot besar ke arahnya, pupil matanya bergerak seolah memperingatinya untuk membantunya berbicara.

"Aku setuju," ujar Akiro singkat membuat Gwenn sempat ingin tersenyum lega. Iya, sempat ingin sebelum Akiro menghancurkan harapan itu dalam detik selanjutnya.
"Aku setuju dengan ayahmu."

SCANDAL CONTRACTWhere stories live. Discover now