DUA LIMA

378 15 6
                                    

Gus Irham melempar ponsel dengan frustasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gus Irham melempar ponsel dengan frustasi. Ia mengacak-acak rambut, melampiaskan emosinya. Sudah hampir lima bulan sejak ia kembali ke Turki. Dan tidak ada perubahan apapun pada sikap Faiq.

Ia tetap dingin. Sedingin tatapannya waktu mengantar kepergian Gus Irham di bandara. Pagi itu juga Faiq memutuskan untuk tetap di Indonesia.

“Bukannya waktu itu Gus Irham yang nggak pengen Faiq pergi?” begitu katanya.

Membuat Gus Irham tidak bisa berkata apa-apa. Lagi pula Faiq memang masih harus menyelesaikan kuliahnya yang baru masuk tahun kedua. Dan banyak urusan pesantren yang harus dikerjakannya. Hadirnya Faiq di keluarga ndalem sebetulnya sedikit banyak menggantikan peran Gus Irham di kepengurusan Al-Hikam.

Akhirnya Gus Irham pasrah. Meskipun hatinya ingin sekali menyangkal perkataan Faiq. Mulutnya seolah ingin berdalih perihal isteri yang harus taat pada suami. Tapi ia sadar diri. Bahwa dirinya belum sampai di titik itu. Masih banyak hal yang harus ia perbaiki untuk mendapatkan maaf isterinya. Dan layak dicintai oleh Faiq.

Lalu apa kabar dengan Shanum?

Gadis itu belum kembali ke Turki sampai saat ini. Kabarnya ia akan menghabiskan sisa S2nya dengan online. Apa alasannya, Gus Irham juga tidak tahu. Dan tidak berniat mencari tahu. Baginya keadaan saat ini cukup baik untuk kedua belah pihak. Toh ia harus fokus pada tesis dan Faiq sekarang.

Gus Irham mengambil lagi ponsel yang tadi ia lempar sekenanya. Ia baca ulang pesan-pesan yang selama ini ia kirim ke Faiq. Dan ia seperti melihat dirinya sendiri setahun yang lalu. Dulu ia hanya membalas pesan Faiq seperlunya saja. Dan sekarang Faiq juga melakukan hal yang sama.

Bahkan ketika video call pun, Faiq enggan menampakkan wajahnya. Kadang kamera sengaja ia hadapkan ke belakang. Dan yang lebih membuat Gus Irham tambah merana adalah, ketika sedang video call beberapa kali Faiq tertangkap sedang di  Darul Arqom. Dengan alasan mengunjungi Zayd ke Kediri.

Gus Irham menekuk lututnya. Lalu mebenamkan wajahnya. Rasanya sedih sekali membayangkan interaksi akrab Faiq bersama Zayd dan pakliknya. Ia sudah pernah melarang Faiq datang ke Kediri. Bahkan sampai minta tolong ke Bu Nyai Faizah. Tapi kenyataannya Faiq memang sedang butuh bantuan Kyai Zulfikar. Janjinya kepada Halimah untuk mencarikan pengacara terbaik, membuat Faiq harus bolak-balik Jombang Kediri. Ditambah Kyai Zulfikar yang berkenan memodali usaha jilbab yang baru Faiq rintis, menambah  alasan Gus Irham tidak bisa berbuat banyak.

Sedang asyik menggalau, ponsel Gus Irham tiba-tiba bergetar. Sebuah pesan masuk.

Gus Irham menghela napas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gus Irham menghela napas. Tiba-tiba dadanya merasa sesak. Apakah Faiq benar-benar ingin membalasnya? Atau beginilah memang cara Allah membayar kontan atas dosa-dosanya?

Ponselnya bergetar lagi.

Mata Gus Irham tidak bisa berbohong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata Gus Irham tidak bisa berbohong. Bulir bening itu meluncur bebas di pipinya. Apakah ia baik-baik saja? Tentu saja tidak!

Akhir-akhir ini Gus Irham baru menyadari alasannya tak mau melepaskan Faiq. Atau lebih tepatnya, sudut hatinya baru mau mengakui. Bahwa ia telah jatuh cinta pada Faiq. Pada paras ayunya, pada kecerdasannya, pada akhlak baiknya selama ini. Terbukti sampai detik ini tidak ada yang tahu bagaimana pernikahan mereka yang sebenarnya.

Bahkan di tengah perubahan sikapnya sekarang, ia tetap menghormati Gus Irham. Setiap pergi ke Kediri pun ia tetap meminta izin. Tapi mungkin hari ini ia lupa mengabari Gus Irham karena mendadak. Itulah yang membuat hati Gus Irham makin nelangsa. Hanya raga Faiq yang hadir, tapi hatinya entah untuk siapa? Dan apakah sekarang ia sudah terlambat untuk menunjukkan cintanya?

 Hanya raga Faiq yang hadir, tapi hatinya entah untuk siapa? Dan apakah sekarang ia sudah terlambat untuk menunjukkan cintanya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⚫⚫⚫

Ustaz Ibrahim menyimpan ponselnya ke dalam saku celana. Dari jauh memperhatikan Faiq yang sedang simakan dengan Bu Nyai Faizah di teras ndalem. Dengan Zayd yang duduk di pangkuannya. Ustaz Ibrahim tak sampai hati mengabari Gus Irham, kalau Faiq bahkan pulang membawa Zayd ke ndalem.

Ustaz Ibrahim memang baru satu bulan kembali ke Al-Hikam. Tapi ia sudah tahu apa yang terjadi dengan sahabatnya itu. Bahkan ia tahu bukan dari mulut Gus Irham. Ia hanya mendengar kata maaf Gus Irham lewat voice note, tepat ketika ia baru sadarkan diri. Selebihnya dua orang itu tak saling membahas apapun.

Lagi-lagi ia hanya bisa menyelipkan do’a terbaik untuk Gus Irham dan Faiq. Lalu kakinya melangkah menuju ndalem. Liburan semester ganjil sudah dekat. Ia harus membicarakan persiapan pekan bahasa dengan Faiq.

⚫⚫⚫

Hai Gaisss, gimana kabarnya? Masih pengen nimpuk si Irham nggak? 🤭

Maaf banget yakk baru update. Udah gitu segini doang updatenya 😅

Besok² Author usahain update banyak yakk. Tapi ntar jadi cepet kelar ceritanya, gimana dong? Wkwkwk

Jangan lupa follow, vote, komen dan share sebanyak²nya yesshh 🤗🤗

NIRMALAWhere stories live. Discover now