DUA TUJUH

353 12 2
                                    

Sejak sepertiga malam rintik hujan sudah turun. Tanah yang basah dan udara yang dingin, sebenarnya pas untuk bergumul lagi dengan selimut setelah sholat subuh. Sayangnya kegiatan belajar mengajar di Pesantren Al-Hikam sudah mulai berlangsung. Memaksa mata untuk terjaga, meski hawa mengantuk melanda. Memaksa kaki untuk melangkah, meski harus berjinjit-jinjit menghindari genangan air. Dan memaksa badan untuk bergerak, meski terpaksa harus dibalut jaket.

Bel pertanda mulai sekolah sudah berdering sejak lima belas menit yang lalu. Sebagian mahasiswa yang ada jadwal kuliah pagi, juga sudah berangkat. Dan entah sejak pukul berapa mobil Kyai Zulfikar sudah terparkir di depan ndalem. Sekarang si empunya sedang ketuk-ketuk pintu sambil celingak-celinguk. Hannah yang sengaja mau ke ndalem langsung menghampiri.

"Assalamu'alaikum Kyai Zul. Ada perlu apa ya?" tanyanya sambil meletakkan payung di samping kursi.

"Eh wa'alaikumussalam. Mbak Hannah kan ya? Temannya Faiq."

"Nggih Kyai. Mmm... Abah sama Umi lagi nggak ada di ndalem. Kemarin berangkat ke Solo. Sepupunya Umi unduh mantu."

Kyai Zulfikar melirik ke arah pintu. Lalu tersenyum kikuk.

"Eh iya saya udah tahu itu. Saya cuma mau nyari Faiq. Dia lagi di ndalem nggak ya?"

Hannah tidak terlalu terkejut. Sebenarnya ia cuma basa-basi tadi. Karena ia tahu Kyai Zulfikar kesini pasti mencari Faiq. Sejak Kyai Zulfikar mengutarakan niatnya kepada Faiq, setelahnya Faiq memang tidak pernah lagi ke Kediri. Ia sengaja menghindari pertemuan dengan pemilik Pesantren Darul Arqom itu. Kendati katanya ia rindu dengan Zayd, tapi ia tidak ingin menimbulkan fitnah. Apalagi statusnya masih isteri sah Gus Irham.

"Oh Ning Faiqnya ikut ke Solo juga Kyai. Apa ada pesan yang mau saya bantu sampaikan ke Ning Faiq?" ujar Hannah santun.

Kyai Zulfikar mengernyit heran. Kemarin saat ia telepon Kyai Hasan, beliau bilang hanya pergi berdua dengan Bu Nyai Faizah. Jadi siapa yang benar?

"Oh nggak ada kok. Itu Zayd cuma kangen sama Mbak Faiq katanya," jawab Kyai Zulfikar sambil menunjuk ke arah mobil.

Hannah melihat di dalam mobil Zayd melambaikan tangannya ke arah mereka. Dengan mata bulat yang berbinar ia tersenyum lebar. Ah kalau Faiq melihat ini, pasti hatinya langsung luluh.

"Ya sudah, saya pamit dulu ya. Makasih Mbak Hannah, assalamu'alaikum," Kyai Zulfikar pamit. Ia berlarian kecil menghindari hujan. Lalu segera masuk mobil.

Hannah sempat melihat Kyai Zulfikar bicara dengan Zayd di dalam mobil. Lalu senyum Zayd langsung hilang. Agaknya kesal karena tidak bisa bertemu Faiq. Begitulah hubungan Zayd dengan Faiq memang sangat dekat. Hannah juga dengar dari Faiq kalau Kyai Zulfikar pernah bilang, Zayd tidak mudah dekat dengan perempuan. Tapi dengan Faiq ia bisa langsung akrab. Bahkan bermanja-manja dengannya. Mungkin itu juga yang menjadi pertimbangan Kyai Zulfikar berani mengungkapkan niatannya memperistri Faiq. Meskipun gadis itu sejatinya masih berstatus isteri keponakannya.

Hannah jadi teringat pembicaraannya dengan Faiq tempo lalu di masjid kampus. Apakah Faiq sudah bertanya kepada Gus Irham. Tapi ternyata sahabatnya itu sampai detik ini belum membicarakan hal yang menjadi simpul hatinya selama ini. Hannah tidak langsung bertanya kenapa. Karena waktu itu di hadapannya, Faiq benar-benar terlihat seperti orang yang sudah tidak punya harapan atas pernikahannya sendiri. Tapi di sisi lain nampak sekali kalau hatinya masih menyisakan sedikit ruang untuk Gus Irham.

Baru-baru ini pula Hannah tahu ada seorang mahasiswa teman sekelas Hannah. Namanya Nuroh, yang mana dia adalah adiknya Farid. Dan dia menceritakan kepada Faiq, tentang masnya yang waktu liburan sempat menjadi tour guide. Untuk perjalanan keliling Turki Gus Irham bersama teman-temannya. Niatnya Faiq tidak ingin bertanya lebih jauh. Tapi Nuroh malah bilang kalau Gus Irham pergi bersama dua teman gadisnya. Membuat Faiq langsung menyimpulkan kalau salah satunya adalah Shanum. Kalau Allah ingin buka apa-apa yang ditutupi, pasti terbuka dengan mudah. Tanpa harus susah payah mencari tahu. Dan dari situlah Hannah paham kenapa Faiq terlihat menyerah.

NIRMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang