After First Night #04

7K 112 18
                                    

Safira membuka matanya dan saat melihat jam di dinding membuat wanita itu terkejut bagaimana tidak saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Safira menatap di sekelilingnya dirinya sangat beruntung suaminya tidak ada dan dengan cepat dirinya yang tadinya tiduran kini dalam posisi duduk namun Safira meringis merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

"Untungnya si papan triplek sudah pergi kalau masih disini, aku tidak tahu bagaimana harus bersikap dan lagi awhhhh shhhhh I'm fucked up! (Kacau aku!)" maki Safira pada dirinya sendiri.

Disepanjang perjalanan Safira ke kamar mandi membuat wanita itu kesal karena untuk berjalan saja rasanya sungguh tidak enak, perih dan suaminya pergi entah kemana? Harusnya dirinya menemani Safira atau minimal membantunya ke kamar mandi.

"Setelah dapat enaknya kabur begitu saja, awhhh Ya Tuhan ternyata sesakit ini rasanya di unboxing" ucap Safira yang sudah berada di kamar mandi.

Safira pun memutuskan untuk berendam air hangat, ya memang semalan mereka bermain tiga ronde dan paginya Sehabis subuh, suaminya kembali menjamahya selama dua ronde. Memang ya pria nggak bisa dipercaya digoda dikit aja suaminya itu telah terpanjang dan sepertinya Safira nggak akan berani menggoda suaminya lagi mengingat bagaimana permainan suaminya yang begitu ganas.

Pukul 9.30 Safira keluar dari kamar mandi dengan memakai bathrobe dan berjalan ke pintu utama untuk melihat siapa yang datang.

***
Mama Samira sudah berada di depan pintu kamar hotel putranya, ya jelas ya Mama Samira khawatir karena keduanya di hubungi juga tidak bisa padahal ini sudah pukul 9.30 pagi. Mama Samira hanya takut menantu cantiknya itu dianiaya oleh sang putra mengingat pernikahan ini memang pernikahan mendadak.

Mama Samira terenyum melihat menantunya baik-baik saja, namun mama Samira menatap penampilan putrinya yang baru saja selesai mandi dengan rambut yang sudah setengah basah, tentu saja apa yang dilakukannya semalam untuk memancing singa yang tengah tertidur telah berhasil sepenuhnya.

"Masuk Ma" tawar Safira yang tentu saja dirinya lupa kalau ranjangnya masih berantakan.

"Hemm, loh Birendra nggak ada? Kemana dia? Astaga sayang, kamu baik-baik saja hemmm putra Mama mainnya ganas ya" balas Mama Samira yang menatap tempat tidur itu sudah seperti kapal pecah.

"Mama jangan lihat, Safira malu. Awhhh shhh" ringis Safira yang berlari ke tempat tidur karena ingin membenahinya namun baru jalan dua langkah dengan lebar saja dibawah sana terasa begitu sakit.

"Mama tahu sayang, nggak udah Malu. Mama juga pernah muda, udah kamu ganti baju aja, biar nanti dibersihkan oleh petugas disini. Kamu pasti lapar? Kalau perlu minum obat dulu" balas Samira.

"Iya Ma" balas Safira dengan wajah merah padan bukan karena marah tapi karena malu.

Mama Samira kemudian menghubungi suaminya untuk mencari putranya yang entah pergi kemana. Mama Samira juga curhat sama suaminya kalau putranya ini memang nggak peka ya, habis di buat capek kan harusnya disayang-sayang mana ini malam pertama kan ya, tapi ini malah ditinggal pergi begitu saja:

***
Birendra ternyata berada di taman bersama dengan Papanya, ya baru saja dirinya mendapatkan kabar dari Dandim Letkol Adi Sutono yang bertugas di Kodim 502/ Jakarta Timur ingin bertemu dengan Jenderal Pratama yang tidak lain adalah Papanya.

"Saya tidak tahu kalau kamu baru saja menikah kemarin, saya hanya ingin bertemu dengan Jenderal Pratama. Karena kami tidak bisa menghubunginya maka dari itu saya menghubungi Mayor Birendra" ucap Letkol Adi dengan formalnya.

"Ijin bertanya pak Dandim. Apa ini terkait dengan kematian kedua mertua saya?" Tanya Birendra.

"Jangan terlalu formal. Ya, mereka meninggal bukan karena kecelekaan melainkan sengaja dibunuh dan ini terkait dengan gembong Narkoba yang berhasil ditangkap 7 minggu yang lalu. Kami masih bekerja sama dengan kepolisian untuk mencari dalang dibalik insiden itu" Ucap Letkol Adi.

Tidak lama Pratama datang untuk menemui Adi, tentu saja tadi Birendra menghubunginya. Ya mereka sekarang masih telah berada di restoran.

"Saya sudah menyampaikan pada Birendra" ucap Adi.

"Saya sudah menduganya, ini memang bukan kecelakaan biasa" balas Pratama.

"Benar, kami masih melakukan penyelidikan dengan hati-hati dan tertutup, kami mengira ada orang dalam yang terlibat" balas Adi.

"Kami serahkan penyelidikan ini pada Letkol Adi" balas Pratama.

"Siap Pak" balas Adi tidak lama kakak dari Birendra juga keluar dan bergabung dengan squad bapak-bapak TNI.

"Ren, berhasil? Mama khawatir tadi kalian nggak ikut sarapan. Ditunggu-tunggu nggak keluar takutnya kamu aniaya" balas Arkandra.

"Dianiaya di ranjang kali ya. Semoga langsung dapat Rendra Junior " balas Pak Adi yang membuat Birendra salah tingkah.

"Ya harusnya berhasil dong, sampai nggak bisa jalan tuh mantuku. Gara gara ulah Rendra. Apalagi udah puasa lama" balas Pratama dengan bangga.

"Baru pertama ya pelan-pelan aja Ren" balas Pak Adi.

"Di aminin Ren" balas Arkandra.

"Ini masih kuliah, baru semester 7 kan?" Balas Birendra.

"Ya nggak masalah, kuliah sambil kerja" balas Arkandra.

"Kasihan Bang, nanti nggak bisa fokus sama kuliahnya" balas Birendra.

Akhirnya pak Adi undur diri dan kembali ke Jakarta, ya beliau tidak menunggu sampai resepsi berlangsung. Pratama dan Arkandra sendiri masih menggoda Birendra. Hingga tak lama kemudian Birendra kini kembali ke kamarnya menghampiri istrinya.

***
Mama Samira datang memukul lengan putranya, harusnya ini sudah pukul 10.30 dan setelah malam panas itu Birendra baru saja muncul. Safira sendiri kini sudah sarapan, Mama Samira memang melihat sendiri bagaimana putranya itu tidak hanya ganas di bidangnya nyatanya di ranjang pun juga begitu ganas.

"Kamu ini gimana sih Ren, habis dapat jatah ya istrinya di sayang-sayang, di elus-elus, di manjain gitu. Kok malah ditinggal aja. Baru pertama kali kan buat jalan aja sakit" balas Samira.

"Tadi ada urusan Ma" balas Birendra.

"Ya udah kamu disini, Mama mau temuin Papa dulu. Nanti habis maghrib Mbak Wina datang kesini buat make up" balas Samira.

"Iya" balas Birendra.

Setelah kepergian Mama Samira, Birendra menatap tajam Safira. Pria tampan yang kayak triplek itu kini hanya menatapnya penuh selidik. Birendra bahkan berfikir apakah istrinya tadi mengadu pada Mamanya tentang kejadian semalam.

"Mengadu sama Mama?" Tanya Birendra dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Nggak, siapa juga yang mengadu. Mas Rendra juga kenapa tega banget sih, sakit tahu nggak setelah di unboxing semalam. Harusnya tuh bantuin Fira, ini pagi-pagi udah kabur aja" ucap Safira kesal dan tentunya dirinya tidak terima kalau disalahkan.

"Bukannya kamu juga penasaran gimana rasanya bercinta? Apa sudah lupa? Siapa juga yang menggoda memakai pakaian kurang bahan itu" balas Birendra.

"Sekarang Safira udah tahu bagaimana rasanya, jadi jangan harap Mas Rendra dapat melakukannya lagi. Biar aja tuh si manok puasa lagi? 34 tahun puasa nggak masalah dong puasa lagi" balas Safira dengan kesal.

Birendra menatapnya dengan tajam, padahal semalam juga gadis yang sudah tidak perawaan itu begitu menikmati setiap sentuhannya. Birendra sih tidak ambil pusing dengan ancaman istrinya itu.


Yuhuuu upppp


Missquinlee,
5 Agustus 2023

Repost

𝒥𝑜𝒹𝑜𝒽 𝒜𝒷𝒹𝒾 𝒩𝑒𝑔𝒶𝓇𝒶✔️Where stories live. Discover now