Rumah Dinas #06

3.9K 116 13
                                    

Safira membuka matanya dengan mata yang tentu saja menyipit karena saat ini sinar matahari langsung mengenai wajahnya. Safira pun melihat jam di dinding dan saat itu lagi dan lagi dirinya bangun kesiangan. Tentu saja karena Birendra yang selalu saja minta tambah-tambah.

"Setelah membuatku terkapar apa dia pergi lagi?" Tanya Safira yang berusaha bangun. Kembali seluruh tubuhnya terasa remuk karena ulah suaminya.

Ponsel Safira berdering dan saat melihatnya itu adalah nomor sahabatnya Arika yang berada di Jakarta. Safira menjauhkan ponselnya dari telinganya karena teriakan sahabatnya itu.

"Yakk Safira Pradipta, kenapa kamu menikah tidak bilang-bilang hemmm? Tanpa undang-undang? Eh kamu nggak hamil duluan kan?" Tanya Arika yang berbicara dengan sengit.

"Maaf, dadakan soalnya. Ya, nggaklah! Kamu kira gue cewek apaan! Awhh shhh" Tanya Safira yang kini berjalan menuju balkon dengan langkah pelan namun sedikit tertatih.

"Kenapa lo? Suami lo mana? Gue pengen lihat? Ada yang posting nikahan lo beberapa waktu yang lalu? Serius lo nikah sama Abdi Negara?" Tanya Arika.

"Sakit buat jalan. Jodoh Abdi Negara, nggak nyangka gue dapat jodoh tentara begini" balas Safira.

"Ehh yakin lo mau ditinggal-tinggal, LDRan gitu, terus ya suami lo katanya umurnya 34 tahun ya? Kalau dilihat tampan juga tubuhnya kekar begitu masak iya nggak laku? Tapi kenapa harus lo yang jadi istrinya? Hemmm nggak belok kan ya?" Tanya Arika  penuh selidik.

"Bentar lagi juga kita LDRan, paling disini beberapa bulan aja. Hemm namanya juga nikah beda usia. Sudah Jodoh mau gimana lagi, gila lo ya ngatain suami belok. Dua hari aja gue digempur sampai lemes, buat jalan sakit ehh gue aja heran habis main beberapa ronde sekarang suami gue lagi sibuk Push Up" ucap Safira.

"Wow hebat, biasanya pada ngeluh tentang durasi dan stamina lalu panjang dan besarnya kayaknya di suami lo nggak ada ya. Btw gue juga nggak nolak kalau dijadikan istri kedua" balas Arika.

"Nggak ada, enak aja! Udah gue mau mandi dulu" balas Safira yang kemudian menutup ponselnya.

Safira kini masih menatap suaminya yang sudah berganti posisi dengan Sit up, astaga sejak kapan suaminya Push Up jadi Sit Up.

"Udah bangun kamu? Udah nggak sakit lagi? Apa perlu digendong ke kamar mandi" Tanya Birendra.

"Safira udah disini ya pasti udah bangun Mas, ya sakitlah mainnya aja begitu. Nggak perlu Fira bisa jalan sendiri!" Balas Safira yang kesal pada suaminya, kenapa juga harus tanya sakit apa nggak, digendong apa nggak? Tinggal gendong lalu bawa ke kamar mandi kan bisa.

"Ckkk dasar pria triplek minim ekspressi!" Maki Safira kini masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Birendra sebenarnya masih sanggup untuk melakukan sit up lagi tapi melihat wajah cemberut istrinya sepertinya dia tahu kalau telah melakukan kesalahan. Birendra baru menyalakan ponselnya dan saat itu juga dirinya melihat pesan dari Arya sang Ajudan dan juga dari bebepa kenalannya termasuk atasannya yang rata-rata menanyakan apakah dirinya sudah berhasil belah duren atau belum.

"Semoga kali ini dia memakai baju yang bener" ucap Birendra.

Beberapa saat kemudian, Safira pun kini minum obat di depan Birendra. Birendra sendiri kini menatap istrinya dengan begitu tajam, karena mengira obat yang diminumnya itu pil KB.

"Kamu minum Pil KB? Mau mencegahnya?" Tanya Birendra yang mendekat dan menatap istrinya dengan tajam.

"Pil KB apaan sih Mas, ini tuh obat nyeri. Ngapain minum Pil KB? Kalau benihnya Mas tumbuh disini lebih cepat ya Syukur Alhamdulillah. Hemm sudah ngebet banget pengen punya anak ya Mas? Fira masih pendidikan loh ini" balas Safira.

"Kamu cuti aja nanti kalau beneran benih saya tumbuh di rahim kamu" balas Birendra.

"Tetap nggak bisa, lapar Mas. Kita cari makan yuk? Kita pulang hari ini kan?" Tanya Safira.

"Hemm" balas Birendra.

Keduanya memang tengah menikmati sarapan di Restoran yang berada di Hotel tempatnya menginap dan mengadakan Acara Pedang Pora sampai Resepsi. Safira tidak tahu aja kalau Hotel ini milik Mama Samira yang sudah dikembangkan bahkan memiliki beberapa cabang di beberapa kota besar. Selesai sarapan Birendra membawa istrinya untuk pulang dan yang dimaksud pulang itu bukan pulang kerumah Mama Samira dan Papa Pratama melainkan pulang ke Rumah Dinas.

Rumah Dinas.
Safira sangat syok saat turun dari mobilnya itu ternyata ini adalah komplek Rumah Dinas TNI dan hal itu membuat Safira menatap suaminya. Birendra pun menghela nafas sebelum menjelaskan pada istrinya tentang Rumah Dinas.

 Birendra pun menghela nafas sebelum menjelaskan pada istrinya tentang Rumah Dinas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kita tinggal disini Mas? Tapi tempat ini jauh dari Kampus aku" protes Safira.

"Hanya beberapa bulan saja, setelah saya pergi untuk pendidikan kamu bisa kembali kerumah Mama" balas Birendra.

"Tetap aja jauh Mas" balas Safira.

"Nanti ada sopir yang antar kamu" balas Birendra.

"Perjalanannya aja satu jam loh Mas" balas Safira yang masih protes.

"Tidak masalah, asal kamu tinggal disini. Apa kata atasanku dan prajurit lainnya kalau status saya sudah menikah namun tidak bersama dengan istrinya" balas Birendra.

"Barang-barang yang di rumah Mama?" Tanya Safira.

"Sudah dipindahin" balas Birendra.

"Kamarku dimana Mas, mau istirahat dulu masih capek gara-gara Mas kerjain semalam dan pagi tadi" balas Safira.

"Disana" balas Birendra.

"Kamar Mas Rendra dimana?" Tanya Safira.

"Ya disana, ingat suami istri tidak boleh tidur terpisah." Balas Birendra.

"Huhh Hahh baiklah, Safira tidur dulu" balas Safira yang tidak mau ambil pusing dan kemudian berjalan ke kamarnya.

Lettu Arya dan beberapa anak buah Birendra kini telah berkumpul didepan Rumah Dinas yang ditempati Birendra. Birendra mendengar berisik didepan lalu kemudian berjalan kearah pintu dan membuka pintunya. Birendra menemukan Arya dan juga beberapa anggotanya telah berdiri dengan rapi. Mendengar suara berisik diluar rumahnya, Safira kini mulai berdiri dan berjalan menemui suaminya niatnya ingin protes namun saat sampai disana Lettu Arya mengucapkan selamat datang kepada Safira.

"Selamat datang Bu Safira, semoga betah tinggal disini. Kalau ada apa-apa dan butuh bantuan bisa hubungi kami. Saya Arya Hermawan" balas Lettu Arya.

"Terimakasih" balas Safira.

"Selamat datang kembali di Rumah Dinas Komandan Kompi kami, semoga Komandan Junior segera hadir" ucap beberapa anggota Suaminya yang kembali meneriakkan yel-yel tersebut.

"Bener bener membuatku terharu, mereka berharap sekali kayaknya Mas" bisik Safira.

"Memang kamu nggak? Oh ya Mas pergi dulu ya, mau traktir mereka makan siang. Kamu tidur aja dulu. Cup jangan lupa kunci pintunya" balas Birendra yang membuat Safira ngeblank, ada angin apa suaminya bersikap manis begini.

"Iya Mas" balas Safira yang kesadarannya telah kembali.

Birendra pun kini kemudian pergi ke Barak dan tentunya memesan KFC dan pizza dalam jumlah yang banyak. Tentu saja untuk satu kompi yang telah dipimpinnya. Sebagai bentuk rasa syukurnya karena kehabagiaan yang diterimanya.



Yuhuuu upppp


Missquinlee,
6 Agustus 2023

Repost

𝒥𝑜𝒹𝑜𝒽 𝒜𝒷𝒹𝒾 𝒩𝑒𝑔𝒶𝓇𝒶✔️Where stories live. Discover now