Momi Daddy #18

2.8K 121 30
                                    

Safira sudah lebih baik, Birendra pun membawa istrinya kembali pulanh ke Rumah Dinas. Tentu saja setelah Birendra menebus resep yang diberikan oleh dokter. Saat ini keduanya tengah berada di dalam mobil, Safira sendiri masih belum mempercayainya.

"Padahal kita baru melakukannya beberapa kali kenapa bisa ya, sepertinya aku kebobolan deh. Aku pikir tidak akan hamil" tanya Safira.

"Itu karena benih-benih saya terlalu kuat untuk kamu gugurkan kembali sebelum mereka berjuang" sahut Birendra.

"Mas Rendra tahu?" Tanya Safira.

"Ya dan saya membiarkan hal itu terjadi karena memang saya harus pergi" balas Birendra.

"Untung aja waktu itu aku sudah suntik KB, kalau tidak ya hemmm benih-benihnya Mas yang kuat udah besar kali ya, tapi kan aku masih kuliah" balas Safira.

"Sebenarnya nggak masalah waktu itu, kalaupun kamu hamil saya akan sangat senang. Lagipula kamu lulus atau tidak lulus kamu tetap akan menjadi Ibu dari anaknya dan saya masih bisa memberikanmu nafkah meski kamu tidak bekerja nantinya" balas Birendra.

"Maaf, Safira minta maaf" balas Safira karena membohongi suaminya tentang KB waktu itu.

"Kamu kan dokter kenapa tidak tahu tentang kehamilanmu hemm?" Tanya Birendra.

"Namanya juga belum berpengalaman. Ya wajarlah" balas Birendra.

"Mas lapar, ayo mampir beli steak. Selama dua minggu aku nggak bisa makan sayur, lebih tepatnya pilih-pilih makanan" ucap Safira.

"Saya juga nggak terlalu suka sayuran, soal makanan memang saya pilih-pilih. Baiklah kita turun di Kafe depan" balas Birendra.

"Ohh pantes aja, bapaknya aja nggak suka sayur. Gimana anaknya, uhhh pasti nanti plek ketiplek kamu Mas. Dek, semoga kamu nanti mirip Momi aja ya dek, Momi yang ngandung kamu loh, jangan ngikutin Daddy ya." Ucap Safira yang sambil mengusap perutnya.

"Momi, Daddy? Panggilan apa itu Fira, ganti aaya tidak setuju" balas Birendra.

"Kalau nggak suka ya udah, aku bisa kok besarin baby sendiri" balas Safira dengan tatapan sinisnya.

Birendra jadi teringat ucapan Khrisna kalau bumil itu juga sangat sensitif. Jadilah Birendra kini mengalah dan membiarkan istrinya untuk berbuat sesuka hatinya. Tidak lama mobil berhenti didepan sebuah bangunan minimalis dan itu adalah Restoran yang menjual steak. Birendra membawa istrinya kesana dan tentu saja segeea memesannya. Safira sendiri terlihat senang saat telah sampai disana.

"Pesan apalagi?" Tanya Birendra.

"Itu aja Mas" balas Safira.

"Mama mau kesini, khawatir sama kamu" balas Birendra.

"Yang bener Mas?" Tany Safira.

"Hemmm" balas Mama Birendra.

Makanan yang dipesan Safira telah tiba, Birendra tidak memesannya dan hanya melihat Safira makan menghabiskan dua porsi namun Safira juga memberikan beberapa suapan untuk suaminya dan Birendra tidak akan bisa menolaknya mengingat saat ini istrinya tengah hamil. Setelah menikmati makanannya keduanya kini tengah menuju Rumah Dinas.

Rumah Dinas.
Mama Samira dan Papa Tama kini telah sampai dirumah Dinas sang putra. Kedua orangtua Birendra  disana disambut oleh Arya yang merupakan Ajudannya Birendra. Mbak Sri mempersilahkan Samira dan Pratama untuk beristihat.

"Bu Safira dan Pak Rendra belum pulang" ucap Mbak Sri.

"Mereka di Rumah Sakit. Alhamdulillah Safira memang hamil, Sri" balas Samira.

"Tunggu beberapa bulan lagi Rendra Junior akhirnya launching" balas Ptatama dengan begitu senang.

"Loh Bapak dan Ibu kok sudah tahu?" Tanya Mbak Sri.

"Tadi saya udah telepon. Saya juga yang buat Safira diusir dari kost. Sudah nikah masak iya pisah rumah. Saya udah menduga saat Safira mau pergi itu, tubuhnya masuk angin dapat kabar juga dari Arika kalau dua mingguan ini Safira makannya banyak, dari foto aja saya tahu kalau Safira itu tengah hamil." balas Samira.

"Lah kan Ibu dulu juga Bidan. Saya buatkan minuman dulu ya Bu" balas Mbak Sri.

"Hemm, eh Sri mereka tinggal di kamar yang sama kan?" Tanya Samira.

"Iya bu, mereka tinggal bersama. Baru pindah aja semalam tapi Pak Rendra kayak orang kalap gitu. Bu Safira sampai jerit-jerit desahannya kenceng banget" balas Mbak Sri.

"Udah lama nggak ngecas jadinya ya begitu. Wajar sih" balas Pratama. Untungnya Mbak Sri sudah pergi.

"Kayak Papa kalau habis tugas dinas seminggu aja, langsung pulangnya buat Mama lemes" balas Samira.

"Kan Mama juga senang" balas Pratama.

Keduanya berbincang sambil menunggu teh mereka datang, lima menit kemudian Pintu terbuka memperlihatkan Birendra yang memapah istrinya. Padahal Safira setelah makan steak tadi terlihat sangat segar bugar.

***
Samira memeluk menantunya dan mencium menantunya tangannya pun mengusap perut sang menantu. Bahkan Mama Samira menangis haru mendengar kabar kehamilan Safira yang sebenernya telah ditunggu-tunggu.

"Akhirnya Rendra Junior di perut kamu juga Saf. Gimana sayang? Apa yang kamu rasakan? Bener kan tebakan Mama kamu itu baru hamil" tanya Samira.

"Hehe iya Ma, namanya juga baru pertama kali" balas Safira.

"Sana kamu pergi bertugas, biar Mama yang jagain" balas Samira yang mengusir putranya sendiri.

"Rendra pergi dulu Ma, Pa. Kalau ada apa-apa hubungin saya" balas Birendra yang tersenyum lalu mencium kening istrinya.

Mama Samira tersenyum menatap putranya kini sedikit berekpresi, karena takut kehilangan istrinya. Mama Samira memperhatikan tubuh menantunya dan nampak begitu cantik dan berisi.

"Mama kok bisa tahu sih" tanya Safira.

"Mama bisa lihat dari perubahan tubuhmu. Susu dan bok*ng kamu itu aja udah beda sayang. Rendra gimana? " Balas Mama Samira.

"Ohh kelihatan ya Ma. Ya begitu Ma, lebih posesif. Tadi pagi aja tiba-tiba Mas Rendra ganti sarapan aku dengan sayuran. Ya Fira muntah-muntah terus pingsan." Balas Safira.

"Astaga sayang, lah ngidamnya kok kayak Mama waktu hamil Rendra. Nggak suka makan sayuran, Papa kamu itu juga nggak bisa makan sayuran. Plek ketiplek papanya" balas Samira.

"Beneran itu Ma? Mas Rendra masih kaku banget Ma. Tapi pertama kali Mas Rendra bilang 'I'm so excited to meet the person who is half me and half you'" ucap Safira.

"Sweet banget sayang, Rendra itu memang kaku, jangan harap dia akan bilang secara gamblang padamu sayang, dia juga bukan tipe pria romantis yang akan bilang I Love you tiap hari" balas Samira.

"Iya sih Ma." Balas Safira.

"Istirahat dulu sayang, kamu butuh istirahat yang cukup. Jangan mengerjakan pekerjaan berat ya. Suruh suamimu melakukan untukmu " balas Pratama.

Safira pun menuruti ucapan Mama dan Papa mertuanya. Mama Samira menghubungi cucunya dan mengabarkan jika sebentar lagi akan memiliki sepupu. Tentu saja Arshila sanga senang mendengarnya.

****
Pukul 5 Birendra telah kembali, pria tampan itu kini menyapa orangtuanya dan sekarang masuk kedalam kamarnya. Saat itulah dia menemukan sang istri tengah memakai handuk yang hanya menutupi setengah pahanya. Dan yah Istrinya sangat seksi sekali.

"Eh Mas Rendra" ucap Safira yang berjalan menuju suaminya dan tentunya membuat Birendra menahan nafasnya dengan keras.

"Saya mandi dulu" balas Birendra yang tentu saja masuk ke kamar mandi demi menjaga kewarasannya.

Yuhuuuuuu uppp

Pada suka nggak sih cerita ini?

Missquinlee, 11 Agustus 2023

Repost

𝒥𝑜𝒹𝑜𝒽 𝒜𝒷𝒹𝒾 𝒩𝑒𝑔𝒶𝓇𝒶✔️Where stories live. Discover now