Jurus Jitu #21

2.3K 108 23
                                    

Safira menghela nafas sebelum menjawab ucapan suaminya. Safira kemudian menatapnya tajam dan juga sinis. Wanita cantik itu sudah siap kembali untuk marah-marah.

"Kenapa nggak negur Shinta dan Arika juga? Mereka juga memakai pakaian seksi" balas Safira.

"Arya yang akan menegur mereka, kamu lagi hamil kenapa ikut lari-lari hemm?" Tanya Birendra dengan suara rendahnya.

"Babynya pengen lari" balas Safira dengan cepat.

"Bener ini babynya yang pengen lari? Atau kamu lagi kebakaran jenggot karena Shinta deketin saya" tanya Birendra.

"Tuh tahu kalau Shinta lagi deketin. Mas gimana sih udah punya istri loh, bentar lagi resmi jadi Daddy. Masih aja suka lirik-lirik wanita lain. Fira tahu dia cantik punya body goal begitu" balas Safira.

"Lalu saya harus gimana? Ngusir Shinta? Yang ada nanti timbul perkara lain. Meski dia suka sama Saya, selama saya tidak menanggapinya bukannya itu tidak masalah. Kamu lebih cantik dan seksi dimata saya Fira" balas Birendra.

"Perut aku buncit Mas, udah pasti nggak seksi lagi" balas Safira menundukkan kepalanya.

Birendra mengangkat dagu istrinya dan kemudian menatapnya. Birendra juga melangkahkan kakinya satu langkah agar lebih dekat dengan istrinya menghapus jarak keduanya.

"Mau perut kamu buncit atau tidak kamu tetap menjadi yang nomor satu, lagian yang buat perut kamu buncit juga saya. Mandi yuk" Balas Birendra yang membuat Safira terharu, ternyata suaminya bisa semanis ini.

Safira sendiri kini membuktikannya, tangannya kini mengusap dada suaminya yang basah karena keringat. Bukannya menjauh Safira kini mulai tergoda, astaga ini kenapa Safira jadi pengen mendapatkan sentuhan dari suaminya. Ahh tidak ini tidak baik untuk Safira, lagi dalam suasana begini pikirannya malah kemana-mana. Perlahan tangan Safira kini berada di kejantanan suaminya dan mengusapnya.

"Beneran Mas Rendra nggak tergoda dengan cewek itu. Tapi ini kenapa semakin keras begini" lirih Safira yang tersenyum namun merasakan kejantanan suaminya kini menjadi lebih keras.

"Nggak perlu di tes sayang, manok saya bereaksi karena tangan kanan kamu yang mulai merabanya" balas Birendra dengan suara serak dan berat.

"Hah? Kok bisa Mas, baru dipegang aja" balas Safira yang menjauh satu langkah dari tubuh tegap suaminya.

"Ya bisa, jadi kamu harus bertanggungjawab untuk menidurkannya lagi Safira" ucap Birendra.

"Ehh udah mepet Mas waktunya nggak bisa" balas Safira.

"Kamu nggak akan bisa lari Fira" balas Birendra yang kini melepaskan kaos dan juga celana traningnya menyisakan boxer berwarna hitam yang tentu saja saat itu Safira bisa dengan jelas melihat cetakan kejantanan suaminya.

"Mashhh hmmpppttt" ucap Safira yang bibirnya telah dibungkam suaminya. Ingin berteriak namun dirinya juga menginginkan suaminya.

Full part di KK

***
Pintu terbuka memperlihatkan Samira yang kini tengah terkejut menatap menantu dan putranya tengah bermesraan apalagi saat ini Safira berada diatas tubuh Birendra, Arika yang menyusul karena penasaran menutup mulutnya. Namun dengan cepat Samira menutup pintu dan membawa Arika pergi dari sana. Bisa gawat kalau anak perawan melihat adegan panas Putranya dengan menantunya itu.

Namun sayang keduanya tidak menyadari jika Samira dan Arika tadi melihat adegan panas itu. Untungnya Arika tidak sampai melihat bagaimana rupa dan bentuk kejantanan suami Safira. Yang Arika lihat hanya buah dada Safira yang menul-menul dan wanita itu juga bergerak dengan begitu sensual.

"Wajahmu pucat begitu Rika? Kamu sakit?" Tanya Pratama.

"Nggak Om, hanya syok aja" balas Arika.

"Syok? Memang apa yang terjadi" tanya Pratama.

"Ituloh Pa, Arika tadi ngikutin Mama. Mau ngecek itu anak kok nggak keluar-keluar dari kamar tahunya mereka tuh sedang bercinta" balas Samira.

"Ohhh lah bukannya wajar ya kalau mereka bercinta lagipula itu juga untuk meredam amarah Safira yang tadi cemburu" balas Pratama.

"Cemburu tapi nggak mau ngaku. Udah ya Arika jamgan dipikirin kan tadi nggak lihat semuanya cuma lihat Safira lagi nenenin bayi gede aja. Nanti juga kamu ngalamin, nah itu Arya baru datang. Suami itu kalau malam dinenenin paginya kerja cari uang" balas Samira.

"Masak gitu Tan" balas Arika.

"Lihat aja kalau kamu udah nikah nanti" balas Samira.

"Jadi gimana Rika? Mau nggak terima lamaran Arya? Om dan Tante ini menjadi wakil orangtua Arya untuk melamar kamu" ucap Pratama.

"Maksud Om dan Tante apa? Kenapa bukan orangtua Mas Arya aja yang bertanya pada Arika sendiri" balas Arika.

"Orangtua saya sudah meninggal dan sejak kecil saya di asuh oleh Om Tama dan Tante Samira." balas Arya.

"Mas Arya nggak keberatan emangnya dijodohkan dengan saya?" Tanya Arika.

"Tidak, keputusan Om dan Tante itu tentu saja banyak pertimbangan. Jadi apa kamu mau menjadi istri saya" Arya.

"Apa?" Tanya Arika dengan gugup.

"Pikirkan saja dulu, jangan buru-buru" balas Arya.

Pratama, Samira, Arya dan Arika kini mengobrol diruang tengah sembari menunggu sarapan yang dibuat Mbak Sri itu terhidang.

Makanan satu persatu telah terhidang dimeja makan, mereka hanya menunggu Birendra dan Safira untuk keluar dari kamarnya. Kedua pasangan fenomenal itu kini berjalan mendekat kearah meja makan. Arika memperhatikan Safira dari kepala sampai ujung kaki, benar tadi yang dilihat memang Safira, bagaimana bisa dia melihat temannya itu menjadi sangat binal saat sedang menyusui suaminya.

"Ngapaian lihatin gue?" Tanya Safira yang duduk disamping Arika tentunya dengan berbisik.

"Lo nenenin suami lo Fir? Emangnya nggak sakit apa? Tadi gue lihat suami lo aja rakus banget udah kayak singa kelaparan loh" ucap Arika.

"Lo ngintip?" Tanya Safira dengan wajah memerahnya.

"Nggak sengaja lihat sih, mau panggil lo tadi ehh nggak tahunya baru ngewe. Apa itu yang kamu maksud ingin membuktikannya? Gue nggak sendiri ya, Tante Samira juga lihat kok" balas Arika.

"Ssstt diam nanti kita bahas" balas Safira.

"Pengantin baru tiap hari keramas mulu ya" ucap Samira.

"Mominya yang minta Ma" sahut Birendra.

"Nggak ada ya, tadi Mas Rendra aja sengaja mancing-mancing" balas Safira nggak mau kalah.

"Tadi yang marah-marah siapa hemm? Sampai rela nyusulin lari pagi? Terus yang minta pembuktian juga siapa?" Tanya Birendra.

"Ihhh Mass Rendra nyebelin banget, Safira kan cuma nggak mau nama Mas Rendra jadi jelek. Shinta itu jelas jelas naksir Mas Rendra loh, tadi aja pura-pura jatuh. Atau Mas Rendra sebenarnya seneng sama Shinta?" Kesal Safira dan kini berdiri berniat untuk kembali kekamar dan mengambil tasnya.

"Jangan digodain Ren, lagi hamil. Perasaannya sensitif" bisik Pratama.

"Ah iya Pa" balas Birendra.

Birendra dengan cepat menyusul istrinya dan memeluknya dari belakang. Birendra meminta maaf dan tentunya menagatakan pada istrinya untuk percaya padanya.

"Maaf sayang, Saya yang salah. Di hati saya nggak ada sedikitpun memikirkan tentang Shinta. Bagi saya kamu adalah segalanya sekarang" balas Birendra.

"Beneran Mas?" Tanya Safira.

"Iya sayang, keluar yukk makan dulu. Dari tadi belum makan loh" balas Birendra yang kemudian tersenyum menatap Safira dengan lembut. Baru kali ini suaminya tersenyum dengan manisnya, lihat saja semakin tampan.


Yuhuuu upppppp
Komennya mana ya??!!!!!



Missquinlee, 13 Agustus 2023

Repost

𝒥𝑜𝒹𝑜𝒽 𝒜𝒷𝒹𝒾 𝒩𝑒𝑔𝒶𝓇𝒶✔️Where stories live. Discover now