3

245 49 4
                                    

"Ryby kau sudah mau pulang?" Jarrot bertanya saat Ryby memakai sebuah topi merah aneh dan merapikan rambutnya. Ketika Jarrot bertanya mengapa Ryby selalu memakai gaun merah mencolok, ukiran topeng yang aneh, sepatu dan aksesori lainnya yang nyentrik, atau bisa dibilang gaya berdandan Ryby yang ekstravagan, Jawabannya akan selalu sama, Ryby bilang karena mereka adalah kesukaannya.

"Iya, saya ingin pergi ke pasar dulu, Tuan Jarrot." Ryby berkata, "Sepertinya besok saya akan mengambil cuti, saya ingin menghadiri suatu acara milik teman."

Jarrot terlihat terkejut ketika Ryby mengatakan kata 'teman' di akhir kalimatnya. Sebenarnya, Jarrot sudah memiliki dugaan bahwa Ryby tidak mendapat teman karena cara berpenampilannya yang aneh. Meski dikenal ramah oleh orang yang lebih tua, bagi para pemuda dan pemudi Ryby justru dipandang sebagai seorang koket.

Ryby tersenyum tipis. "Saya memiliki teman, Tuan Jarrot. Meski terlihat hitam, sebenarnya masih ada warna merah di hidup saya. Entah sebagai cahaya ataupun pertanda."

Jarrot mengulum bibirnya, masih berusaha mencerna perkataan pihak lain yang kerapkali melontarkan sebuah ungkapan untuk otak dangkalnya. Bagi seorang rakyat biasa yang tidak menempuh sebuah pendidikan, kata-kata itu jelas menimbulkan tanda tanya besar di kepalanya. Karena itu, Jarrot lebih memilih diam dan menyilahkan Ryby untuk pergi.

Sore ini Revised diselimuti oleh udara dingin yang menusuk kulit, sehingga Ryby harus mengenakan sebuah houppelande untuk membungkus tubuhnya agar tetap hangat. Beberapa orang nampak memberi tatapan penasaran pada Ryby karena memakai pakaian para aristokrat itu. Houppelande sering kali menjadi tanda status sosial yang tinggi karena mereka memerlukan banyak bahan dan pekerjaan untuk membuatnya. Beberapa desain yang lebih mewah dapat memiliki hiasan dan bordir yang rumit. Houppelande milik Ryby berwarna merah dengan bordir hitam di pinggang, pergelangan tangan, serta bagian leher ke bawah. Orang-orang yang melihat Ryby tidak bisa tidak bertanya-tanya, sebenarnya apa identitas gadis ini sebenarnya? Hingga dia bisa memiliki beragam pakaian dan barang mewah layaknya seorang bangsawan tinggi.

Bahkan pemikiran itu juga tidak lepas dari Kairos yang tengah mengikuti gadis itu diam-diam. Setelah Ian menyebutkan bahwa Ryby juga menjadi bagian dalam kasus ini, lelaki itu memutuskan untuk mencari lebih jauh tentang gadis itu. Namun, Kairos juga tidak paham kenapa penampilan gadis itu sangat mencolok dan mewah dengan warna serba merah. Ian berkata jika Ryby hanyalah seorang rakyat biasa yang memiliki penampilan eksentrik, tetapi Kairos tidak menyangka jika eksentrik yang dimaksud Ian memang benar-benar memenuhi definisinya.

Setelah mengikuti Ryby selama hampir satu jam, Kairos tidak melihat keganjilan pada aktivitas yang dilakukan gadis itu. Selepas pergi dari tavern, dia menemui seorang pedagang sayur tua di pasar, kemudian dia pergi ke sebuah toko buku bekas di pinggir pasar. Setelahnya, Ryby akan membeli sebuah bunga mawar merah dan akhirnya kembali berjalan kearah tadi. Kairos menduga jika Ryby akan kembali ke rumahnya. Sepertinya pengintaian Kairos cukup sia-sia saat ini, atau mungkin perbincangan Ryby dan para korban hanya sebuah kebetulan semata saja? Namun, di mata Kairos, Ryby tetaplah seseorang yang sedikit menarik.

"Anda menguntit saya?"

Kairos tersentak saat kalimat Ryby datang tiba-tiba. Di balik dinding sebuah toko, dia berdiri dengan rasa penasaran yang telah tergantikan oleh perasaan tertarik. Kalau sudah tertangkap basah, mana mungkin Kairos bisa menyangkal.

"Jadi sejak kapan kau mengetahuinya?"

Ryby mengamati Kairos dengan tatapan rumit. Dia tidak mengira jika seorang penguntit akan memiliki wajah yang cukup .. tampan. Surai hitam dipadu manik emas, sebuah gabungan yang sungguh sempurna. Namun, gadis itu menjadi sedikit bingung ketika baru menyadari bahwa dia tidak bisa merasakan apa-apa dari laki-laki di depannya.

THE WIZARDWhere stories live. Discover now