34

43 6 4
                                    

Sungguh, Ryby tidak percaya pada hal ini. Dia benar-benar sangat tidak menduganya. Semua perkiraannya hancur dalam satu malam. Bagaimana bisa, dia yang keturunan mantan Putra Mahkota paling cerdik dan jenius bisa terbodohi sedemikian rupa?

Dia merasa sangat marah. Prisna ini benar-benar tidak bisa diremehkan rupanya!

"Jangan menekuknya terlalu dalam, wajahmu tidak enak dipandang."

Ryby terhenyak dengan kalimat itu. Dia melengos pada Kairos di depannya. Lelaki itu tampak tampan dengan pakaian berwarna biru gelap dan sebuah sarung tangan hitam. Dia seperti pemimpin sebuah pasar gelap di kekaisaran.

"Itu tidak ada urusannya denganmu, Tuan Kairos."

Kedua alis tebal Kairos terangkat. "Oh? Begitu? Kau tidak lupa tentang tanda yang berada di dahimu itu 'kan?"

Ryby semakin menekuk wajahnya. "Apa hubungannya dengan .... "

"Secara tidak langsung, aku akan mendeklarasikan dirimu sebagai kepunyaanku malam ini .. " Kairos memajukan tubuhnya pada Ryby, "jadi, kau harus menebar pesona agar mereka tidak meremehkan calon pasanganku."

"Aduh!"

Ryby menggosok dahinya ketika telunjuk Kairos menekan tanda itu sampai kepalanya terbentur pelan.

"Bagaimana? Kau sudah bangun?"

"Hmph! Sebenarnya kau tahu kalau aku tidak punya alasan untuk mengikuti rencanamu, 'kan? Ini sudah diluar jalur kesepakatan pertama kita," protes Ryby.

Kairos tersenyum miring. Senyumnya tampak terhibur dan mengancam. "Kita bahkan sudah berciuman. Itu sudah cukup untuk menjadi alasan kau harus menjadi calon pasanganku."

"A-apa?! Logika dari mana yang kau maksud? Itu tidak masuk akal!"

"Baiklah, jika ada 10 orang di ruangan dan aku mengatakan aku dan kau akan menikah dan kau mengatakan itu sebagai kebohongan, akankah mereka lebih percaya padamu atau padaku?"

Ryby kehabisan kata-kata sekarang. Inilah kenapa dia selalu menginginkan reputasi baik, setidaknya jika tidak memiliki reputasi dia harus memiliki kekuasaan, karena orang sepertinya sudah tidak akan dipercayai lagi oleh orang dikerajaan tanpa memiliki apapun. Intinya, citranya sudah buruk karena Kairos, Zeref, Lucian, dan Shoren juga!

Setelah Ryby pikir, dia memang sudah dihancurkan oleh lelaki-lelaki kurang waras itu! Dia marah!

"Aku ingatkan, jangan sombong kau, Kairos!"

Kairos tertawa ringan dan menjulurkan tangannya pada Ryby setelah turun dari kereta kuda. "Karena itu, ikuti saja rencanaku, Lady Lysiar."

Ryby mau tidak mau menggapainya, dan merubah ekspresinya menjadi secerah mungkin.

Inilah yang dia maksud tentang rencana gila Prisna yang mematahkan seluruh prediksinya. Yaitu,

Mengadakan pesta ulang tahun Zeref ditengah masalah Castilia!

"Wanita itu sangat gila rupanya. Sama seperti anak tirinya. Suaminya pun sama. Mungkin hanya anak kandungnya yang sedikit tertolong," gumam Ryby disepanjang perjalanan menuju istana.

Kairos dengan wajah arogannya berjalan dengan tenang. "Jangan meracau sembarangan. Pelayan disini memiliki telinga lebih tajam daripada pasukan bayangan."

Sebenarnya Ryby juga ingin sedikit tenang, tetapi dia tidak bisa merasakan kekalahan telak seperti ini. Cukup Kairos saja yang membuatnya seperti itu. Jika ada orang lain lagi, dia benar-benar tidak tahan dan merasa seperti pecundang.

"Hah, lagipula semua orang juga sudah membicarakan aku," ujar Ryby sambil melihat orang-orang yang menatapnya dengan menghina.

"Haruskah kita berciuman lagi di sini?" tanya Kairos dengan suara keras yang disengaja.

THE WIZARDWhere stories live. Discover now