11

124 36 0
                                    

Ian Sryhner Baltimor, merupakan salah satu korban dari tragedi Alasgar yang beruntung bisa selamat dari maut. Dari keluarga kandungnya, hanya dia yang mampu lolos. Setelahnya Ian diadopsi dan memiliki keluarga baru yang menyayanginya, menganggapnya seperti anak sendiri. Namun, karena suatu alasan Ian tidak bisa tetap tinggal di keluarga tersebut untuk selamanya. Hal itu yang menyebabkan dia memutuskan menjadi ksatria Nordryen, juga mengikuti fakta bahwa Kairos adalah orang yang sangat hebat menurut Ian, sehingga dia memilih datang ke sini ketika umurnya 22 tahun.

Pada akhirnya, Ian tidak menyangka jika dia akan berkhianat karena ambisi dan kebenciannya. Awalnya, para bangsawan itu menawarinya sesuatu, sebuah kebenaran yang telah dia jadikan tujuan hidup. Yaitu, untuk mengungkap siapa saja orang yang terlibat dalam kasus Alasgar. Kota Alsgar adalah kota yang besar dan makmur. Jadi, tidak mungkin jika bisa diserang begitu saja dan lepas dari pengawasan prajurit. Hal ini juga mendasari perasaan nyaman Ian ketika menjabat sebagai posisi kepala prajurit keamanan Nordryen.

Namun, Ian sudah tahu. Sekarang, ada seseorang yang sama sepertinya, yang bisa membawanya ke arah yang benar. Terlepas dari keinginannya, Ian harus mengakui bahwa instingnya memberitahu jika perempuan ini akan menunjukkan kebenaran sesungguhnya padanya. Dan Ian akan selalu percaya pada instingnya.

"Ian? Ayo pergi," panggil Ryby padanya. Kali ini keduanya tengah berdiri di depan taman khusus kediaman Nordryen. Menunggu seseorang untuk datang. Ya, mereka adalah Kairos dan Kavi.

Ian menatapnya dengan sedikit rasa penasaran. "Kau pakai topeng lagi?"

"Iya, soalnya mereka belum tahu. Jadi, rahasiakan, ya?" Ryby meletakkan jari telunjuk di bibirnya sambil tersenyum.

Lagi-lagi, Ian merasa kepalanya seperti tersengat listrik. Akan tetapi, kali ini rasanya tidak sesakit sebelumnya. "Baiklah."

"Apa kau takut untuk menghadapi mereka?" Pertanyaan Ryby merujuk pada Kairos dan Kavi yang sudah menunggu di dalam ruangan.

"Aku justru merasa tertipu. Tapi entah mengapa, aku yakin jika kau memang orang yang harus aku ikuti."

"Rencananya memang seperti itu, Ian. Ah, jangan membuat kepercayaan diriku melambung!" seloroh Ryby sambil memukul pelan bahu Ian.

Ian berpikir jika kejadian di sel beberapa waktu yang lalu hanyalah tipuan semata untuk menarik perhatiannya. Ian cukup penasaran bagaimana Ryby bisa menebak tujuannya. Padahal lelaki itu sudah merasa melakukan hal-hal rahasia dengan sebersih mungkin agar Kairos tidak mengetahui. Namun, kemampuannya ternyata masih jauh di bawah Duke Nordryen itu.

Ian mengabaikan candaan Ryby. "Itu potongannya. Aku lebih penasaran, bagaimana kalian bisa menemukanku?"

Ryby menjentikkan jarinya. "Mudah saja. Ian, kepala prajurit keamanan Nordryen paling muda yang telah menjabat selama 2 tahun, tidak pernah gagal dalam memecahkan masalah apapun. Kesempurnaanmu itu malah menjadi celah besar untukmu. Diperkuat ketika kau tiba-tiba menemukan petunjuk baru saat Duke diterpa masalah tanah dan ingin mendalaminya." Sudut bibir Ryby tertarik keatas. "Jelas sekali kau ingin mengalihkan perhatiannya, lagi."

Ian memicingkan mata, tersenyum tipis. "Oh, jadi itu terlalu kentara?"

"Yah, begitulah. Lain kali coba untuk lebih berhati-hati. Tapi tenang saja, sekarang kita berada di kapal yang sama."

Ryby mulai melangkah menuju ruangan di mana Kairos dan Kavi berada diikuti oleh Ian di belakangnya. Mereka melewati jalan setapak yang melintasi taman di bagian timur mansion. Pohon-pohon rindang dan semak-semak tumbuh rapat di sekitar, memberikan rasa gelap dan misteri sehingga orang-orang mungkin akan mengurungkan niat untuk melangkah lebih jauh. Di ujung jalan setapak, terdapat pintu kecil yang dirambati berbagai macam tanaman hingga berkamuflase menjadi tumbuhan liar.

THE WIZARDWhere stories live. Discover now