20

81 26 0
                                    

"Jangan perlihatkan wajahmu kepada siapa pun, ingat itu," bisik Kairos pada Ryby.

Sebuah kalimat gila.

Melihat Ryby yang terdiam, Kairos membalikkan tubuhnya dan kembali memasuki kediaman Nordryen. Setelah itu, kereta yang membawa Ryby mulai berjalan menuju istana.

Untuk mempersiapkan dirinya sebagai 'hadiah,' Ryby perlu pergi ke istana terlebih dahulu.

Menjadi penari penghibur raja, hal ini telah terlampau jauh dari perkiraan Ryby, dan bohong jika dia tidak menyesal setelah menerima kesepakatan Kairos. Lelaki itu hanya terlalu kejam, tidak berperasaan, dan tidak tahu caranya berterimakasih setelah Ryby menolongnya dalam masalah beberapa waktu lalu.

Setelah memanfaatkan Ryby diberbagai situasi, lelaki itu kini mengeksploitasinya. Meski Ryby memang berniat ingin membuatnya waspada dan menjaga jarak, Ryby tidak tahu kalau dia akan benar-benar dipisahkan dengan dikirim ke sarang musuh.

"Dia memang seperti iblis," gumam Ryby agak jengkel.

Tapi, Ryby tidak cemas.

Persembahan yang dimaksud oleh Kairos adalah tarian yang harus Ryby persembahkan di depan seluruh tamu, terutama di depan sang raja. Meskipun begitu, dia akan memiliki waktu yang tepat untuk mengungkapkan sesuatu yang selama ini dia sembunyikan. Hal yang selama ini dia anggap tidak berguna, ternyata bisa menjadi penolongnya dalam situasi genting.

Ryby meraih wajahnya yang hangat. Meskipun banyak yang menganggap wajahnya sebagai berkah, wajahnya ini juga membawa petaka. Akan tetapi dia juga harus bersyukur memiliki wajah seperti ini. Namun di sisi lain, dia berani bertaruh kalau sang raja tidak akan menerima dirinya setelah dia membuka wajahnya.

Pemberian hadiah dalam pesta raja kali ini memiliki makna yang lebih dari sekadar biasa. Biasanya, raja akan menerima hadiah dengan dua cara: pertama, hadiah akan diberikan pada seorang pelayan untuk disimpan. Kedua, raja akan menerima hadiah tersebut dengan tangannya sendiri.

Cara pertama menunjukkan bahwa raja tidak memiliki hubungan khusus dengan pihak yang memberikan hadiah. Ini adalah sikap netral, sebagai seorang raja terhadap rakyatnya. Sementara itu, cara kedua adalah yang lebih istimewa. Namun, jarang sekali raja secara terang-terangan menerima hadiah dengan tangan sendiri, karena ada tembok tak tertembus yang memisahkan mereka dari rakyat-khususnya bangsawan. Biasanya, kehormatan ini hanya diberikan kepada keluarga kerajaan inti.

Namun, ada satu insiden dalam sejarah Thesarant di mana seorang raja menolak hadiah dari seorang bangsawan karena merasa terhina. Akibatnya, sang bangsawan dihina oleh raja dan raja tidak pernah mau bertemu dengannya. Singkatnya, kalau tidak mau dikucilkan jangan mencari masalah dengan raja. Layani dia, berikan kesukaannya, dan senangkan dia.

Memang benar jika acara pesta perayaan ini tidak lain hanya untuk menunjukkan seberapa besar kuasa raja. Hadiah-hadiah yang disajikan pun juga memiliki makna politik untuk menunjukkan berapa besar kuasa si pemberi dan bagaimana kuasa mereka untuk bisa menyenangkan raja. Hadiah tersebut bisa berupa pelayan, kereta kuda, pedang mahal, dan juga seorang wanita. Hal ini sudah biasa dalam tradisi kerajaan Thesarant.

Tapi, kalau raja menolak hadiah dari Kairos yang merupakan keponakannya dalam satu garis kelahiran keluarga inti, hal ini pasti bisa menimbulkan masalah. Kalau raja menolak mentah-mentah dirinya, Kairos pasti akan diartikan sebagai relatif yang tidak disukai raja. Karena bangsawan lain tidak akan berani mengucilkannya—mengingat garis kelahiran mulianya dan kekuasaannya—jadi, paling banyak orang-orang hanya bisa berasumsi seperti itu.

THE WIZARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang