14

104 34 0
                                    

Teater Mizare yang digelar di ibu kota, Abralin, dengan tajuk: Kemalangan Duke Kairos dan Penyihir, sukses besar mengguncang seluruh Thesarant.

Penyihir adalah topik yang cukup sensitif di telinga masyarakat maupun bangsawan, sehingga ketika pengumuman disebarkan dengan bantuan Lus sebagai Criers, teater Mizare sukses besar. Berkat hal itu, orang-orang yang sebelumnya menggunjing Kairos dengan panggilan tidak kompeten akhirnya mulai mereda. Mereka tidak mengira jika penyihir yang menjadi dalang dari pembunuhan di Revised. Alasan itu juga telah membuat beberapa orang berubah mengasihani Kairos karena harus berhadapan dengan penyihir licik dan menerima hinaan dari rakyatnya sendiri, sehingga perlahan mereka mulai menumbuhkan kepercayaan kembali pada Duke Nordryen. Selain itu, mereka semua sangat tidak sabar untuk menyaksikan hukuman eksekusi sang penyihir di stadium Moregan besok pagi. Namun, tidak hanya mereka, bahkan para keluarga kerajaan juga mendengar beritanya.

"Jadi gadis itu lebih memilih masuk ke pihak Kairos? Aku merasa sedikit sakit hati. Tetapi, ya sudahlah." Zeref menyandarkan punggungnya di kursi dengan nyaman.

Elbert di sisi meja merasa ada yang mengganjal. "Tapi, apa benar mereka akan membunuhnya, Yang Mulia?"

"Tentu saja tidak, pion emas sepertinya tidak mungkin disingkirkan begitu saja. Itu cuma pengalih perhatian Elbert. Topeng yang dia kenakan itu pada akhirnya sangat berguna," kata Zeref. Seolah menyadari sesuatu dia tersentak dan segera menegapkan tubuhnya.  Satu tangannya mengetuk-ngetuk meja. "Tunggu, bacakan lagi padaku tentang informasi gadis itu."

Elbert menunduk dan berkata, "Dia merupakan seorang løira dengan kekuatan yang jelas berbeda. Dia bekerja sebaga—"

"Yang lain," potong Zeref.

"Dia merupakan seorang peramal gadungan, yang katanya bisa memprediksi masa depan seseorang."

Zeref tertawa terbahak-bahak sambil memukul-mukul meja kerjanya yang terbuat dari kayu walnut keras. Adapun Elbert hanya melemparkan tatapan bingung kepada Zeref. Dia masih belum mengerti kenapa Zeref tiba-tiba tertawa setelah mendengar perkataannya.

"Gila, gila!" seru Zeref, "apa penyihir itu benar-benar ada di dunia ini?"

Elbert memberinya tatapan skeptis. "Entahlah, Yang Mulia. Sampai saat ini masih belum ditemukan kehadiran seorang penyihir lagi."

Zeref tersenyum sambil memicingkan matanya. Kepalanya menggeleng berulang kali, seolah puas telah mendapat target yang tepat. "Sejauh mana dia bisa memprediksi masa depan, Elbert? Rencana eksekusinya itu, tidak mungkin jika termasuk prediksinya, 'kan? Atau mungkin ini memang strateginya? Apapun alasannya, kemampuannya memang berbahaya."

Elbert tersentak saat mendengar perkataan Zeref. Apa yang dikatakan lelaki itu benar juga. Apa mungkin semua kejadian hari ini juga telah diprediksikan oleh Ryby?

"Jika benar, eksistensi penyihir mungkin akan kembali dipertanyakan di benua ini," balasnya.

Zeref meletakkan pena merahnya dengan hati-hati. "Gawat sekali." Kemudian dia memasukkannya ke dalam sebuah peti kotak kecil, yang di dalamnya terdapat simbol Pangeran Mahkota Thesarant, lalu menguncinya rapat-rapat. "Kalau begini, aku jadi ingin membuat dia berpihak kepadaku."

Kepala Elbert mengangguk sekilas. "Itu adalah langkah brilian, Yang Mulia. Tetapi sepertinya, Nona Ryby ini memiliki temperamen tidak terduga dan memiliki tujuannya sendiri."

"Kau benar. Tapi, Kairos tidak mungkin tidak menyadari hal itu. Sejak awal, kehadirannya itu memang membawa misteri tersendiri." Zeref berdiri dari duduknya, lalu berdiri di dekat jendela. Mata emasnya menyorot beberapa orang berjubah yang melewati halaman istana. "Apa yang terjadi di bawah sana?"

THE WIZARDWhere stories live. Discover now