22

74 19 2
                                    

Calez berdiri di depan jendela kediamannya, menatap cahaya bulan yang menyala indah di kesunyian malam. Lorong megah yang ditopang oleh pilar-pilar kokoh tidak bisa menunjukkan seberapa kuatnya dia. Dalam ketenangan malam ini, Calez akan terus terbangun untuk menanti pertempurannya. Mungkin satu kali atau dua kali dalam seminggu. Tapi, itu sudah cukup membuat Calez muak dan ingin menghancurkan mereka sampai ke akarnya.

Serigala berhati dingin, serigala yang mulia, serigala yang setia, itu adalah beberapa julukan yang melekat untuk Baltimor sebagai prajurit kerajaan yang tangguh. Baltimor sangat dihormati dan dijunjung oleh kerajaan, namun ada juga yang menggunjingnya, sampai dititik mereka ingin Baltimor lenyap seluruhnya.

Julukan itu tidak berguna baginya, pikir Calez. Ia berharap mereka memberinya julukan yang lebih menakutkan, sesuatu yang membuat musuh-musuhnya mundur hanya dengan mendengar namanya.

Calez menoleh ke arah panah yang dilemparkan kearahnya dengan malas.

Namun, di pertempuran yang tenang ini,

Sesosok lelaki bersurai hitam datang tiba-tiba dan mematahkan panah itu sebelum sampai ke arah Calez.

Calez tidak sendirian.

Lelaki bernetra abu-abu itu tersenyum. "Berapa yang sudah kau dapat, Ian?"

Ian mengecek nadi lelaki yang dibopongnya. Itu sudah berhenti. "Sepertinya, lima orang. Sama seperti sebelumnya, mereka mati sebelum aku bisa menginterogasinya. Padahal, aku yakin tidak membunuh mereka dan menyerang titik vitalnya."

"Sepertinya kita harus mengundang seorang alkemis untuk ini."

Ian setuju. "Sebaiknya Anda tidur, sekarang sudah larut, Ayah."

Bibir Calez melengkung mendengarnya. Sebenarnya, Ian Sryhner itu adalah anaknya, anak angkatnya.

"Belum, masih belum, Ian. Bagaimana aku bisa tidur kalau kau masih bertempur?"

"Anda sebenarnya tidak perlu memikirkan saya," ucap Ian.

"Hanya saja, mana bisa seorang Jenderal tertidur di medan perang?"

Baltimor adalah salah satu keluarga yang menjadi pilar terang Thesarant. Sebesar kekokohannya, sebesar itu pula kebencian yang diterimanya.

Tidak hanya dalam istana, konspirasi pembunuhan mengintai di mana-mana. Terutama bagi pilar yang menopang Thesarant. Terlalu semarak untuk dijabarkan. Intinya, kedamaian itu, cuma omong kosong saja.

Orang-orang cenderung tidak menyukai keramaian, entah karena terlalu berisik atau terlalu merepotkan, yang pasti, menusuk dalam keheningan selalu menjadi kepuasan mereka. Jadi, perhatikan setiap langkahmu, waspada terhadap sekitarmu, dan jangan tidur.

"Anda benar. Kalau begitu, bagaimana dengan Lus? Sampai kapan Anda akan menyembunyikannya?"

Calez menyentuh kaca yang dingin dengan jemarinya. Sudah menjadi rahasia umum kalau dia menyembunyikan suksesornya. Calez tidak akan membiarkan dia kehilangan lagi setelah kematian istri tercintanya. Para rubah licik yang merayap di kaki Baltimor, diam-diam ingin merebut kekuasaannya.

Sebenarnya alasan mengapa dia mengangkat Ian sebagai anak juga tidak jauh dari alasan suksesor. Calez ingin memberikan semua beban Baltimor kepada Ian, dia percaya pada kemampuan anak itu yang liar seperti keluarga Sryhner. Meski terdengar jahat, Calez akan memberi Ian semua hartanya, agar dia bisa hidup nyaman di medan ini, dan dia juga bisa hidup tenang dengan Lus. Sayangnya, Ian menolak, anak itu juga memiliki ambisi lain. Cukup mengecewakan, tetapi Calez tidak memaksanya.

Namun, ada kenyataan lain yang lebih menamparnya.

Anaknya—Lus—itu jelas lebih berambisi dari siapapun, dia ingin kebebasan, tetapi juga kekuasaan di waktu yang bersamaan. Kalau Calez membiarkannya, Calez tahu dia bisa menjadi orang yang cukup impulsif di masa depan, karena itu Calez terus memaksanya untuk belajar dan belajar. Bukan untuk mempelajari yang 'benar' ataupun 'salah', tapi untuk mempelajari bagaimana norma yang berlaku di masyarakat. Setidaknya, Lus tahu bagaimana harus bersikap seperti manusia pada umumnya.

THE WIZARDWhere stories live. Discover now