24

73 17 0
                                    

Dalam ruangannya, Prisna terlihat sedang bermain catur seorang diri, sementara di sisinya ada seorang laki-laki yang berdiri dengan tenang. Setelah menerima dua kekalahannya sekaligus, Prisna tahu bahwa dia bukan lawan Kairos. Lelaki itu terlalu cerdik dan jauh lebih maju dibanding dirinya dalam mengatur strategi. Prisna aku akui itu, bahkan Tuannya sampai meminta bantuan seorang Raja lainnya, hanya untuk melawan Kairos. Dalam rencana kali ini, Prisna hanya akan menonton dan melakukan apa yang diperintahkan. Dia terlalu lemah sebagai manusia biasa untuk bertarung dengan Para Dewa.

"Sebagai imbalan atas bantuan yang ia berikan, dia menginginkan perempuan itu. Jangan bunuh dia, tapi ambil dia darinya." Lelaki itu berkata.

Artinya, Raja itu memberi perintah untuk mengambil secara paksa atau hancurkan pemiliknya. Sudah pasti perempuan itu adalah orang yang menjadi incaran Sang Raja beberapa hari lalu. Orang yang telah menjadi Lady baru bangsawan Biulen, Lysiar Biulen. Kalau begitu, maka pemiliknya adalah, Kairos Nordryen.

Prisna bergumam sambil menatap papan catur di depannya. Kairos adalah salah satu bangsawan tertinggi di Thesarant. Eksistensinya ditopang oleh dua pilar besar di Thesarant. Kalau ingin menghancurkannya, maka hancurkan dulu orang dibelakangnya. Karena jika begitu, dia tidak akan memiliki tempat untuk membalas.

Prisna menggeser pion hitam dan mendapat pion kuda putih. "Mari hancurkan dulu dari sana."

"Mulai dari sini, keadaan akan sangat berbeda. Alasgar akan dibuka kembali, dan peperangan akan segera dimulai," kata laki-laki itu lagi.

Setelah belasan tahun pemulihan dari kebakaran besar, kota Alasgar sudah siap dibuka kembali. Beberapa tempat bahkan sudah dihuni dan telah memiliki bangunan-bangunan baru. Dengan kecerdasan para alkemis untuk membantu mengembalikan bentuk sempurnanya, kota Alasgar dapat disebut sebagai Surga yang terlahir kembali.

"Yah, semuanya memang berasal dari kota di wilayah Moregan itu. Kalau begitu, hancurkan juga rahasia yang berada di sana."

Lelaki itu mengangguk dan segera pergi dari ruangan Prisna—meninggalkan Ratu Thesarant tersebut sendirian. Matanya melirik potret seorang lelaki yang mirip dengan dirinya, lelaki yang menjadi alasan Prisna melakukan ini semua.

Kemudian, matanya melengkung seperti bulan sabit saat pintu ruangan terbuka. Menampilkan sosok paling mulia di kerajaan Thesarant.

"Selamat datang dipertempuran."

***

Di Thesarant ada empat pilar yang menopang kerajaan. Awalnya diisi oleh keluarga Thornev, Castilia, Baltimor, dan Sryhner. Namun, setelah kepala keluarga Sryhner berkhianat dan mengikuti pemberontakan Putra Mahkota asli, kehadirannya dihapuskan bersama sejarah yang memalukan bagi Thesarant. Karena itu, tidak banyak yang tahu tentang apa-apa saja kegelapan di Thesarant. Karena mereka memendamnya dalam-dalam, agar kilaunya tak pernah padam tuk berkobar di benak rakyat.

Hutred berdiri di pintu tinggi dan besar yang tidak pernah dia sentuh sepanjang hidupnya, meski dalam pintu ini terdapat orang yang memiliki hubungan paling kental dengan dirinya.

Setelah dipersilahkan masuk, Hutred mengamati baik-baik dekorasi ruangan, karena hanya ini kesempatannya. Untuk yang pertama, dan terakhir kalinya.

"Yang Mulia, ada masalah mendesak apa Anda datang ke kamar saya?" Zeref bertanya setelah memberikan salam.

Hutred duduk di sofa, dijamu Zeref dengan seteko teh.

Bahkan itu tidak hangat, batin Hutred.

Tapi, dia paham. Warna pucat telah menghiasi hati Zeref.

THE WIZARDWhere stories live. Discover now