28

40 9 1
                                    

"Apa?"

"Benar, kedua anak Anda akan bersedia menjadi saksi saya di pengadilan."

"Apa?!"

Pada saat ini, Ryby dan Vridian telah berada di kediaman Heres untuk meminta 'pertanggung jawaban' kedua anaknya. Akan tetapi, Ryby dan Vridian tidak menyampaikan seluruh kebenaran pada Count Heres akan perilaku kedua anaknya. Kedua orang licik ini hanya berkata bahwa Aville dan Amber telah membuat masalah di depan Tuan muda Baltimor dan mengatakan tanpa sengaja bahwa mereka menginginkan manfaat lain dari Diana. Faktanya kedua Lady yang telah dijebak hanya memiliki nasib terlalu sial karena menjadi target Ryby, Vridian, dan Tom. Pada akhirnya, demi mendapat persetujuan Aville dan Amber, Vridian dan Ryby mengancam mereka untuk mengikuti rencana tersebut apabila keduanya tidak mau dibocorkan perihal pertengkaran mereka di butik terkenal sampai-sampai melibatkan 'Baltimor'. Tidak hanya Count Heres akan marah, mereka juga akan terkena sangsi sosial di kalangan bangsawan. Tempat yang telah mereka perjuangkan untuk berada di dekat Diana pun akan terbuang sia-sia. Namun, semuanya juga tidak lepas dari peran Kavi untuk menutup mulut sang pemilik butik.

Ryby tersenyum manis pada Count Heres yang ragu, sementara Aville dan Cheren hanya bisa terdiam dengan ekspresi kesal. "Bagaimana? Tuan muda Baltimor bahkan menyaksikan sendiri kedua anak Anda menyakiti teman saya, aduh betapa tidak memiliki sopan santun! Apalagi saya mendengar Lady Aville menyukai Duke Kairos! Saya jadi penasaran bagaimana jika dia sampai tahu!"

Count Heres berubah pucat saat melihat wajah Ryby, hanya ada ekspresi kemenangan mutlak yang berada di wajah cantiknya. Lelaki bersurai pirang itu sedang berpikir keras. Kalau cerita tentang Duke Kairos yang merupakan kekasih Biulen itu benar, maka kenapa Ryby meminta kesaksiannya? Apa gadis di depannya ini hanya ingin mengatakan bahwa, 'Saya tidak menginginkan Duke Kairos! Tapi dia yang mengejar-ngejar saya!'

Kalau benar begitu, situasi makin gawat. Kalau Kairos digambar sebagai orang gila seperti itu dari persepektif Ryby, maka Count Heres harus menimbang sekali lagi 'keberpihakannya'. Jika dia tetap bersikukuh menolak, maka tidak hanya reputasi anaknya, reputasinya pun akan runtuh. Sedangkan, jika dia menyetujui permintaanya, reputasi kedua anaknya di mata Diana mungkin akan rusak, tetapi setidaknya reputasi Heres akan bisa diselamatkan.

"Ini adalah kali pertama kita bertemu, tetapi rupanya ini cukup buruk ya, Lady?"

"Bukankah memang seperti itu tradisi diantara para bangsawan? Mereka memiliki maksud tertentu setiap kunjungannya, terlepas dari buruk atau baik."

Count Heres melirik tajam kedua anaknya yang memalingkan wajah, lalu menghela napas. "Izinkan saya mengajukan satu pertanyaan, kenapa harus kedua anak ini yang menjadi saksi?"

"Kenapa? Karena mereka adalah orang yang merundung saya bersama Diana! Anda tidak mungkin tidak tahu, 'kan, Count? Lalu, mungkin itu karena nasib mereka saja yang terlalu sial," balas Ryby.

Vridian mengangguk pada Ryby, "Apalagi mereka berdua telah mengetahui identitas Tuan muda Baltimor, bayangkan jika Tuan muda tidak membiarkan ini, apakah mungkin mereka masih bisa berada di sini sampai sekarang?"

Aville dan Cheren berubah takut mendengarnya, sementara ekspresi Count Heres makin mengeruh.

"Saya akan memikirkannya." Count Heres berkata pada akhirnya.

Ryby menatapnya dengan serius, "Besok adalah hari pengadilan. Pikirkan baik-baik keputusan Anda."

"Gadis seperti Anda ... maksud saya, Anda tidak perlu menasehati seseorang seperti saya. Saya sudah hidup lama sebagai seorang bangsawan." Count Heres mungkin sudah menyadari, bahwa Lady Biulen adalah 'sesuatu' yang tidak bisa dia remehkan. Bahkan, jika dipikirkan lagi, Duke Nordryen pun menginginkannya.

THE WIZARDWhere stories live. Discover now