16

87 27 0
                                    

Sepertinya Ryby harus menarik kembali perkataannya kemarin. Ternyata masih ada celah besar dalam rencananya, bahkan terlalu besar hingga Ryby sendiri belum bisa mengatasinya.

Setelah kejadian eksekusi penyihir yang menggemparkan kerajaan mereda, Kairos langsung disambut oleh masalah sengketa tanah di persidangan. Alasan mengapa orang-orang berspekulasi jika Kairos yang telah membunuh Olinder tidak jauh-jauh dari persidangan ini. Karena Olinder dulunya adalah mantan kepala departemen catatan penduduk—yang merupakan adik ipar Roder Vesilian—yang dinilai akan menyulitkan Kairos dalam sidang tanah, akhirnya Kairos membunuhnya karena tidak ingin persidangan menjadi panjang. Lalu, alasan kedua kenapa dia dituduh membunuh dengan kejam adalah, karena hakim tertinggi yang hadir dalam kasus kali ini adalah paman Kairos, Alan Nordryen. Tentu saja semua dalih itu tidak benar.

Menurut rencana yang telah disusun Ryby untuknya, Kairos harus kalah dalam persidangan kali ini melawan Marquess Vesilian. Dengan begitu, Kairos bisa membunuh dua burung sekaligus.

Kairos mengetukkan jarinya di meja sambil menopang dagu.

Tapi, bagaimana, ya?

Kairos itu, tidak suka kalah.

"Kami akan memulai sidang sengketa tanah ini. Marquess Vesilian, Anda diberi kesempatan untuk menyampaikan klaim Anda lebih dahulu." Suara Alan mengembalikan seluruh atensi orang-orang yang hadir di aula.

Derian, Ryby, dan Baron Lupir adalah orang yang hadir dari pihak Kairos. Ryby sendiri duduk memisah agar kehadirannya tidak diketahui. Dari pihak Marquess Vesilian, ada Liane dan Viscount Daston. Namun, di tingkat kedua tempat persidangan, telah hadir Prisna, Hutred, dan Zira. Kairos merasa sedikit aneh, dia kira Zeref yang akan hadir menyaksikan sidang ini.

Marquess Vesilian berdiri dari duduknya dan memberi salam sejenak. "Terima kasih, Yang Mulia. Saya datang di hadapan pengadilan ini untuk membuktikan bahwa tanah Kota Remia seharusnya berada dalam kepemilikan keluarga saya. Saya memiliki bukti-bukti yang kuat, termasuk saksi mata yang telah lama mengenal wilayah ini dan dapat mengkonfirmasi kepemilikan keluarga saya."

"Apakah Anda memiliki bukti-bukti yang lebih spesifik mengenai saksi mata dan pembayaran pajak?"

"Ya, Yang Mulia. Saksi mata yang hadir hari ini adalah Tuan Nam, yang telah tinggal di wilayah ini sejak masa kecilnya. Dia akan memberikan kesaksian mengenai sejarah kepemilikan tanah ini oleh keluarga saya. Selain itu, saya memiliki bukti sertifikat yang sah yang menunjukkan tanggung jawab kami terhadap wilayah ini," balas Marquess Vesilian dengan nada mantap. Dia melirik Kairos sesaat dan menyunggingkan senyum samar.

Samar sekali, tapi masih bisa tertangkap di sudut mata Kairos.

Alan mengangguk padanya. "Terima kasih, Tuan Marquess. Sekarang, Pengacara Duke Nordryen, Anda dapat menyampaikan argumen Anda."

Derian di sebelah Kairos, berdiri dari duduknya. Selain menjadi asisten kepercayaan Kairos di kediaman Nordryen, lelaki ini juga menguasai bidang hukum sehingga dia dapat menjadi pengacara Kairos. "Terima kasih, Yang Mulia. Kami menghargai klaim yang diajukan oleh Tuan Marquess, namun kami memiliki bukti yang mendukung klaim kami. Duke Nordryen memiliki catatan yang ditinggalkan oleh tokoh agama yang memberikan kesaksian mengenai kepemilikan tanah ini oleh keluarga Duke. Meskipun tokoh agama tidak bisa hadir dalam sidang, catatan ini memberikan bukti yang kuat dan sah mengenai klaim Duke Nordryen."

"Apakah ada bukti lain yang dapat mendukung klaim Duke Nordryen?

Derian membenarkan letak kacamatanya yang mengkilap, bibirnya tersungging tipis. "Kami juga memiliki sertifikat kepemilikan yang sah dan terverifikasi oleh otoritas kerajaan."

Ryby ditempatnya mengamati dengan tenang. Sejauh ini semuanya berjalan lancar seperti rencananya.

"Terima kasih, Pengacara Duke Nordryen. Apakah ada argumen tambahan dari pihak Marquess Vesilian?" tanya Alan.

THE WIZARDWhere stories live. Discover now