42

267 14 1
                                    

Hai temen-temen JPB update lagi nih🥰
Jangan lupa meninggalkan jejak ya😘

🍃🍃🍃


Keesokan harinya rumah sakit sedang ramai dikarenakan ada kecelakaan tunggal sebuah rombongan bus di tol dekat rumah sakit.

Hiruk pikuk dan suara riuh para perawat yang panik berusaha untuk melayani pasien secepat mungkin agar pasien mendapatkan penanganan yang baik.

Sosok kekar tubuh laki-laki yang sedang duduk dan memejam kan matanya, tangannya tak pernah lepas dari genggaman gadis yang tengah terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit.

“Nak Satria.. bangun nak sarapan dulu dari kemarin sejak Nak Satria sadar belum makan” Bujuk Ummi Kia kepada Satria yang terduduk lemah dan membuka matanya perlahan.

Sejak Satria sadar dirinya belum makan, semua orang sudah mencoba membujuknya namun ditolak mentah-mentah. Mama Satria pun sudah membujuknya, tetap saja Satria menolak. Satria menghembuskan nafasnya pelan, lalu menatap Ummi Kia.

“Maaf Ummi, Satria bisa menahan lapar sampai berapa lama pun tapi tidak dengan melihat Kia seperti ini, Ummi” Keluh Satria dengan nada lemah.

“Ummi mengerti perasaanmu Nak, tapi setidaknya kamu harus makan bagaimanapun kondisi mu juga baru pulih Nak” Bujuk Ummi Kia mencoba memberi pengertian kepada Satria.

“Satria akan makan kalau Kia juga makan Ummi” Jawab Satria membuat semua orang yang ada di ruangan itu terdiam.

“Baik Nak, nanti kalo Nak Satria tinggal diambil saja ya Nak dimeja Ummi sudah siapkan ya Nak” Ucap Ummi Kia yang akhirnya menyerah membujuk Satria.

“Terima kasih Ummi” Ucap Satria dengan datar dan lemah.

Zidan keluar ruangan untuk mencari angin dan terduduk di taman rumah sakit sendirian. Isi kepala nya penuh memikirkan nasib sahabatnya itu, dia merasa tidak berguna saat ini ketika melihat kondisi sahabatnya saat ini.

Nana baru selesai menangani para pasien kecelakaan, dirinya tak sengaja melihat Zidan yang duduk terdiam di kursi taman rumah sakit. Nana melangkah mendekat kemudian mencoba memanggil nama Zidan.

Namun, tak ada jawaban dari Zidan hingga Nana berada di depan Zidan pun tetap diam tak bergeming. Tatapannya kosong, Nana merasa kasihan melihat yang seperti ini.

“Zidann…” Panggil Nana dengan pelan dan memegang tangan Zidan.

Zidan terkejut melihat Nana yang tiba-tiba berada disampingnya kemudian Zidan tersenyum melihat Nana seperti mencoba menutupi rasa sedihnya didepan Nana.

“Kamu kok bisa ada disini sihh sayangku, bukannya pasien lagi banyak ya” Ucap Zidan menunjukkan senyum merekah.
“Aku udah disini dari tadi, kamu aku panggil-panggil tapi ga jawab” Jelas Nana.

“Ohh maaf sayangku ya” Bujuk Zidan kepada Nana karena merasa bersalah.

“Gapapa kok, kamu lagi kepikiran Satria ya?” Tanya Nana dengan pelan dan sedikit ragu.

Zidan menghembuskan nafasnya dengan pelan dan menundukkan kepalanya.

“Aku tahu kamu khawatir dan kamu juga ga tega ngeliat Satria yang sekarang kayak gini. Tapi kamu harus semangat dan tegar biar Satria lebih semangat, aku juga tahu gimana rasanya jadi seorang sahabat yang merasa gagal menjaga sahabatnya sampe sahabatnya ga sadarkan diri di ranjang rumah sakit, tapi aku sadar kalo aku terus terpuruk terus menerus pasti bikin sahabat aku sedih jadi lebih baik aku semangat dan terus mendoakan yang terbaik buat sahabat aku” Keluh Nana dengan tatapan ke depan.
Zidan mendengarkan setiap ucapan yang terlontar dari mulut Nana, hatinya terenyuh mendengar semua ucapan Nana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh Pasti BertemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang