05

2K 115 0
                                    

"Se-pandai apapun kamu menyimpan bangkai, pasti akan ketahuan juga"
- smptr -

Author pov

Gedung tinggi dengan lapisan marmer serta kaca-kaca yang terpasang disana membuat pemandangan kota dan seluruh aktivitas manusia terlihat.

Didalam ruangan CEO perusahan yang cukup dikenal banyak orang, sedang sibuk membongkar siapakah dalang dari penggelapan dana.

Satria yang sedari tadi membaca domumen-dokumen, Zidan yang sedari tadi menelfon dengan mbak-mbak bank. Dan yang lainnya menatap layar monitor seperti mencari sesuatu.

"Bro, gue dapet informasi 2 hari yang lalu saat kita dirumah sakit, ada laporan bahwa dibagian keuangan perusahaan lu mencairkan dana sebesar 100 juta...

gue udah minta pegawai bank nya buat kirim hasil rekaman cctv saat orang itu mengambil uang,terus data-data nya juga gue udah minta"jelas Zidan kepada Satria yang semua diruangan itu mendengarkan.

"Bagus dan, thanks lu dan tim udah mau bantu gue"kata Satria lalu melanjutkan membaca dokumen-dokumen dimeja seperti orang kebingungan.

"Lo kenapa brader?"tanya Zidan pada sahabatnya itu.

"Berkas, bukti pencairan dana diperusahaan gue yang udah gue print dimana ya? Kok gaada, makin stres gue lama-lama"Satria begitu kebingungan pasalnya itu adalah dokumen penting sekaligus bukti terbesarnya.

"Yaa... cco.."baru saja Zidan melanjutkan omongannya hp nya sudah berdering terlebih dahulu.

Tringggg... Triiinggg...

Nana is calling...

"Tunggu ya bro masa depan gue nelfon, paling juga ujung - ujungnya kangen calon suami mya ini"dengan pede nya Zidan berbicara seperti itu, seandainya Nana tau pasti Zidan sudah dijitak kepala nya oleh Nana.

"Yaa.. masa depan? Ehh salahh... ada apa nih, kangen nih sama calon suami kamu?"Goda Zidan pada Nana yang langsung dijawab dengan sumpah serapah wkwk :v.

"............"

"Ohh jodoh ya kita, baru aja Satria nanyain dokumen itu ternyata ada ditempat kamu"jawaban Zidan membuat Nana semakin kesal.

"............"

"Yauda dehh, Waalaikumsalam sayang"Nana yang mendengar Zidan berkata seperti itu langsung memutuslan sambungan teleponnya secara sepihak.

Sejak Zidan menerima telfon, Satria sibuk bolak-balik mengobrak-ngabrik laci, dokumen-dokumen yang sudah tersusun rapi dan lemari kecil.

"Ehhh bro kayaknya lo jodoh deh sama si suster itu atau pun lo suka sama dia?"kata Zidan sambil tertawa terbahak-bahak yang mendapat lemparan map diwajahnya.

"Ehh santai dong broo gausah emosi, lagian dokumen itu udah ketemu kok"Zidan berucap dengan santai sambil meneguk es teh yang ada dimeja.

"Apaaa? Ada dimana? Dimana? Dokumen itu?"Satria terus bertanya dengan raut wajah antara senang dan khawatir.

"Tenang tenang bos komandan ku, yuk kita ke rumah sakit tempat Suster-suster itu kerja"Zidan berdiri dari duduk nya lalu berjalan ke arah pintu.

"Lo gila ya dan, ini bukan saatnya bercanda. Perusahaan bokap gue lagi terancam dan dokumennya ilang dan lo dengan santainya ngomong kayak gitu ke gue"Satria mengusap wajahnya dengan kasar.

"Iya iyaa sabar dong bos komandan, dokumennya ada dirumah sakit. Kemaren lo tinggalin dokumen nya di ruangan korban penganiayaan itu. Untungnya Kia yang nemuin jadi sekarang tuh dokumen ada di Kia. Makanya ayok kita ke rumah sakit"jelas Zidan pada Satria yang sudah sangatt kesal.

Jodoh Pasti BertemuWhere stories live. Discover now