delapan

6.1K 254 8
                                    

.
.
.
Matahari bersinar manampakan cahaya yang begitu menyilaukan mata saat gorden abu kehitaman itu tersingkap tapi tidak untuk anak lelaki bertubuh mungil yang masih betah dalam menjelajahi alam mimpinya.

"Baby Wake up..."suara berat,sedikit serak dan lembut itu mengayun membangunkan gumpalan lemak yang masih tertidur pulas.

"Eunghh....ishh Jay masih ngantuk Abang hiks..."cicit Jay terisak.

"Heyy kau bisa terlambat ke sekolah baby ayo bangun"ucap menepuk pipi Jay pelan sebenarnya ia tidak tega tapi apa boleh buat hari ini hari Senin Jay bisa terlambat dan lagi hari ini upacara.

"Ughh benar ini hari Senin astaga ini jam berapa Abang"Jay langsung terduduk terkejut karna ini adalah pertama kalinya Jay a.k.a Axel sekolah di sekolahnya jay asli. Jay hendak mengucek matanya yang masih terasa berat dan sedikit gatal, tapi langsung di cegat oleh Jovan.

"No baby matamu bisa merah nanti dan ini sudah jam 6:40 menit" jawab Jovan enteng sambil melirik jam tangannya.

"Astagaaa kenapa Abang tidak membangun Jay Jay terlambat Abang?!!!"Jay sedikit berteriak dan langsung turun dan berlari menuju keluar kamar tapi entah mengapa tubuhnya seperti melayang dan ternyata itu ulah Jovan sendiri.

"Mau kemana"dingin Jovan karna dia benar benar kaget dengan tingkah Jay sungguh ia takut Jay terjatuh saat turun tergesa gesa tadi.

"Ckk mandi lah Abang malah tanya huhh....ishhh turun buruan Abang nanti Jay telat....."Jay berdecak karna kesal.

"Hahhh mandi di kamar mandi kamar Abang saja nanti Abang akan menyiapkan bajunya dan sebelum itu copot dulu diaper mu sudah penuh bukan"ujar Jovan mengeringai itu membuat sang empu menunduk malu.

"Hmmm..."Jay mengangguk turun dari gendongan sang Abang. Jovan langsung membuka diapert Jay membuangnya ke tempat sampah Jay,Jay sendiri sudah ngibrit pergi ke kamar mandi. Oh iya kalau ada yang nanya abim kemana dia sudah bangun pagi pagi sekali langsung keluar untuk bersiap bersamaan dengan Jovan yang bangun untuk mandi dan bersiap ke kantor.

Jay keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi perut buncit sampai  lututnya.

"Baby kemari"Jay mendekat"Sekarang pakai baju"ujar Jovan memakaikan minyak telon bedak dan baju tak lupa popoknya juga.

"Ishh Abang kok pake popok Jay kan udah gede udah kls x upsss "ucap ujar Jay keceplosan menutup bibir merah cery dengan tangan mungilnya.

Jovan terkekeh lucu sekali pikirnya padahal Jovan sudah tau bahwa sang adik sudah menduduki kls 10.
"Kenapa Abang sudah tau,bukan kah kau sudah kls 10 dan bersekolah di SMA CEMARA bukan"ujar Jovan menyeringai menatap Jay.

"Kenapa Abang bisa tau...?" Jay bertanya sambil memiringkan kepalanya ke samping menatap polos sang Abang

"Cup...rahasia" Jovan mengecup pipi gembul sang adik dan mengedipkan satu matanya menggoda sang adik.sang empu hanya mengerucutkan bibir nya saja tidak puas dengan jawaban sang Abang kenapa harus rahasia rahasiaan pikir Jay. (padahal mah dia juga sama main rahasiaan dasar bayi🗿🤦 author).

"Sudah selesai"Jovan sambil menyisiri rambut Jay.

"Ughh kok tapi Abang Jay ngga mau pake popok malu..." Cicit Jay Aneh kenapa tiba tiba sudah siap saja pikir Jay lagi.

"Kau mungkin sudah kls 10 tapi apa kau lupa umurmu masih 13 tahun dan lagi badanmu juga kecil Jay jadi apa masalahnya memakai popok lagian tidak akan ada yang menyadarinya dan satu lagi kau tidak perlu  repot repot ke toilet bukan"ujar panjang lebar Jovan sungguh Jovan lelah sekali berbicara tapi jika tidak di bujuk pasti Jay tidak mau. Dan yah Jovan memakaikan diaper tipis kepada Jay untuk mempermudah dan tentu supaya tidak terlihat karna Jovan masih bisa mengerti pasti adiknya akan malu nanti jadi dia memesankan popok khusus untuk Jay.

Jayden Novandra Lexam (Transmigrasi) EndWhere stories live. Discover now