32.Opa bodoh

2.6K 141 17
                                    

.
.
.
"Ayo kuda jalan yang bener ish" ujar bocah yang sedang bermain kuda kudaan bersama pria paruh baya yang tampak tretekan.

Krek

"Adu duhh Jay Jay turun turun" ujarnya mengaduh karena bagian pinggangnya terasa bergeser.

"Tuan besar kau baik baik saja" ujar Roy dan Gavin bersamaan yah itu Roy dan Gavin yang sedang membantu tuan besarnya berdiri dan menemani John dan Jay bermain di tempat bermain di mansion itu.

"Huh opa nih baru satu putaran saja sudah seperti itu hulp" Jay berujar tanpa dosa.

John hanya memutar bola matanya malas sambil berjalan sedikit membungkuk karena tulang pinggang nya yang terasa ngilu setelahnya duduk di sofa tunggal.

"Hahhh astaga aku ingin mati saja rasanya" ujar John

"Ya sudah mati saja kalau gitu" Jay polos

"Tuan kecil anda jangan bicara seperti itu itu tidak baik" Roy mencoba untuk tidak tertawa atau tersenyum akan interaksi dari kakek dan cucu itu.

"Cucu laknat emang"cicit John untung sayang pikir John.

"Ihhh ayo opa lagi ayooo" Jay mendekat ke arah sang opa menarik narik tangan John.

"Sayang pinggang opa sakit jadi bersama Roy saja yah menggantikan opa"

"Ishh kan om Roy dan om gavin udah tadi malah hampir sepuluh putaran dan opa satu putaran saja sudah hampir ringsek begini cih lemah" ujar Jay sinis menatap remeh sang opa

Hahh "terserah mu bocah aku sudah tua pantas saja sakit dan lanjutkan saja dengan Roy tidak ada bantahan" John menghela nafas sambil memijat pelipisnya pening akan tingkah dan ucapan julid Jay ntahlah kenapa cucunya yang satu ini begitu cerewet.

Jay mulai berkaca kaca dan melengkungkan bibirnya ke bawah
"Opa sudah janji ke Jay katanya kalau Jay makan bubur dan minum obatnya akan bermain kuda kudaan dengan opa opa jahat hiks opa ingkar janji hiks hiks" Jay mulai menangis sungguh opa nya ini pendusta tidak menepati janjinya.

(Seperti janjinya untuk terus bersama namun pergi begitu saja tanpa kepastian eaaaa author abaikan 🗿😭).

Hahh "baiklah baiklah baby jangan menangis hmm" ujar John kalang kabut ia bingung cara menenangkan bayi menangis bagaimana mungkin jika Hani mudah karena orangnya tidak suka membantah beda dengan Jay tapi ntah John tidak bisa marah terlebih dengan ekspresi dan tingkah gemas Jay yang selalu membuatnya urung marah terhadap cucunya yang satu ini.

John mengangkat Jay ke pangkuannya meski pinggangnya masih ngilu tapi tidak apa lah pikirnya masih bisa tahan karena Jika Jay terus menangis nanti suhu tubuhnya akan naik dan pasti akan berimbas padanya karena John sudah di ancam oleh anak sulung nya Johan.

"Sudah jangan menangis hmm" John mengusap usap punggung Jay.

"Shittt pinggang bertahanlah..." Batin John

Roy yang melihat tuan besar lexam itu merasa iba dan langsung mengangkat Jay ke gendongan koalanya dan langsung mengarahkan handphone yang ternyata sudah ada Jovan di sana yang memang ternyata sedari tadi melihat tingkah nya dengan sang kakek.

"Lihat lah tuan muda kecil"

Jay masih menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Roy namun suara seseorang membuat Jay langsung mengangkat kepalanya.

"Baby"

"Ugh Abang Abang Joo hikss huaaa" tangis Jay mengambil alih hp milir Roy lalu ia peluk itu membuat John dn Roy terkekeh begitu juga dengan Jovan.

"Berhenti menangis hmmm ada apa kenapa baby menangis siapa yang buat baby nya Abang ini menangis hmm" ujar Jovan lembut sambil melihat wajah menggemaskan adiknya.

Jayden Novandra Lexam (Transmigrasi) EndWhere stories live. Discover now