38.Abang Tedy

2.1K 142 9
                                    

.
.
.
Setelah para anggota keluarga lexam berlibur dan menginap di vila selama semalam hari ini tepatnya saat setelah makan siang mereka memutuskan untuk pulang kembali ke mansion.

Iring iringan mobil mobil mewah membelah jalan pedesaan setelahnya jalan raya perkotaan.

Saat ini Jay masih di pangku sang ayah Johan ntah lah saat bangun pagi ia tidak mau berpisah dan terus memopoli Johan meski sudah banyak rayuan yang di keluarkan para tetua maupun para pemuda yang ingin bersama dengan anak/cucu/adik mereka tapi sayangnya bocah mungil itu tetap tidak luluh dan ingin terus bersama sang ayah Johan,

Johan tentu senang karena selalu terdepan dari mereka terlebih melihat wajah kusut mereka membuatnya merasa bahagia. Definisi bahagia di atas penderitaan orang lain--

"Baby" Johan mengelus kepala belakang Jay sayang Jay terus menyembunyikan wajahnya di dada bidang Johan ntah kenapa anak yang berada di gendongannya ini pikirnya,

semenjak kejadian kemarin Jay lebih pendiam dan itu membuat para anggota keluarganya seketika bertanya tanya ada apa dengan bayi mungil mereka ini sudah berapa kali mereka usahakan untuk menghibur Jay atau menanyakan perihal yang terjadi tapi anak itu selalu menggeleng dan terus diam.

Jadilah mereka pasrah mungkin bocah mungil ini sedang tidak ingin di ganggu pikir mereka.

"Ugh adwa apwa ayah"Jay mendongak menatap polos Johan. Suaranya tak jelas karena mulut mungil Jay yang tersumpal pacifier.

Cup

"Ada apa baby hmm kenapa Jay diam saja tidak seperti biasa ada apa nak" Johan terus mengelus rambut belakang Jay sayang dan berpindah pada punggung sempit itu.

Hanya di balas gelengan oleh Jay ntahlah ia jadi merasa rindu dengan ayah bunda dan Abang kembarnya karena Jay a.k.a Axel meski jarang berlibur namun mereka sering meluangkan waktu bersama meski di halaman belakang mansion dan liburan pantai kali ini mengingatkan Jay a.k.a Axel pada keluarga aslinya ia benar benar merindukan mereka jadi lah Jay si petakilan mendadak jadi alim.

"Rinwdu ayah"cicit Jay menduselkan wajahnya di dada bidang sang ayah Johan.

"Ayah di sini nak" Johan lembut memberikan kecupan dan memeluk erat Jay.

Itu tak luput dari dua pasang mata yang melihat nya yaitu Risa dan Shawn mereka tersenyum kecil di buatnya akhirnya ada orang yang mampu meluluhkan hati seorang Johan pikir mereka.

Selama hampir 30 menit lebih mereka akhirnya sampai di mansion milik Javier.

Johan keluar dari mobil dengan Jay berada di gendongan koalanya dengan di ikuti anggota keluarga yang lain di belakangnya.

"Selamat datang tuan nyonya sekalian" ujar bodyguard membukakan pintu untuk mereka.

Dan saat mereka sampai di ruang tamu mereka terdiam melihat sosok pemuda tampan sedang membaca koran sambil menyilangkan kedua kakinya. Pemuda itu menoleh karena merasa menjadi atensi orang orang di sana.

Dan tersenyum tipis melihat bocah mungil di gendongan Johan,ia tersenyum sangat tipis sampai tidak ada yang tau bahwa ia tengah tersenyum.

Jay yang masih menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Johan tersentak karena merasa tubuhnya di rebut paksa. Saat Jay melihat seseorang yang telah merebutnya dari gendongan sang ayah Johan.

"Hiks....Abwang hiks Abwang Jo..." Jay langsung menangis tersedu langsung memeluk erat Abang sulungnya yaitu Jovan ya itu Jovan ia memutuskan untuk pulang malam tadi sengaja untuk memberikan surprise kenapa adik kecilnya.

"Jovan kapan kau pulang son?" Itu John sambil berjalan duduk di sofa dengan di ikuti yang lain.

"Tadi malam" singkat nan dingin Johan, yaa mereka sudah terbiasa dengan sifat dari si sulung Javier jadi tidak aneh untuk mereka.

Jayden Novandra Lexam (Transmigrasi) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang