22.Kaka

2.5K 130 0
                                    

.
.
.
Ting

Tap

Tap

Tap

"Ini ruangan nya nyonya dan kebetulan ruangan ini memakai sidik jari dari kak abim tapi bisa menggunakan kartu yang di berikan tadi pada nyonya" ujar gadis OSIS yang di suruh oleh ino untuk mengantar jiya ke ruangan khusus itu.

Dan kalau ada yang bertanya kenapa ino yang menyuruh karna abim malas berbicara pada orang lain selain keluarga dan temen terdekatnya saja terlebih tadi abim juga sudah harus berada di lapangan karna pertandingan akan segera di mulai.

Jiya tersenyum manis dan
"Baiklah terimakasih banyak dan tolong jangan panggil seperti itu panggil saja Tante dan jangan terlalu formal juga kita ini sama kita manusia biasa" ujar jiya sang gadis tersenyum dan mengangguk dan berlalu dari sana.

Ceklek
Pintu ruangan terbuka

Jiya melangkahkan kakinya masuk bersama satu Bodyguard nya yang bernama IAN FIRNANDO yang menggendong Jay menyamping seperti bayi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jiya melangkahkan kakinya masuk bersama satu Bodyguard nya yang bernama IAN FIRNANDO yang menggendong Jay menyamping seperti bayi.

"Letakan Jay hati hati ya Ian" ujar jiya.

"Baik nyonya" balas Ian meletakan Jay dengan hati hati setelahnya ian pergi untuk berjaga di luar.
Jiya mendekat dan melonggarkan sedikit jaket yang di kenakan oleh Jay dan mengecek diaper, tak lupa juga mengecek suhu tubuh Jay.

"Hmmm baby masih sedikit hangat" gumam nya.

Jiya beranjak dari tempat duduknya mengambil beberapa perlengkapan Jay lalu mengambil susu dalam dot mendekat ke arah Jay memasukan nipel buatan itu ke mulut mungil Jay yang seperti mencari sesuatu. Sang empu langsung menyedotnya rakus dengan mata terpejam. Jiya terkekeh lucu sekali bayinya ini. Rasanya ingin mengecupi pipi bulat itu tapi jiya tidak mau mengganggu waktu tidur Jay karna anak itu pasti akan rewel jika tidurnya tidak cukup di tambah Jay juga masih sedikit sakit.

Hampir satu jam akhirnya botol susu itu habis jiya langsung mencabutnya dari mulut mungil Jay dan menggantinya dengan pacifier.

Setelahnya jiya melangkah membuka pintu dan

"Ian kau bisa tidak pergi ke palkiran ambil bekal milik Jay yang aku siapkan bawa ke sini dan jangan lupa airnya yah ouh dan ingatkan El dan yang lainnya juga untuk makan nanti"
Ujar jiya memerintah Ian karna waktu sudah menunjukkan 10:50 artinya satu jam kurang sepuluh menit lagi akan masuk makan siang dan tentu pasti kantin akan ramai dan macet makanya jiya menyuruh Rian untuk mengingatkan El.

"Baik nyonya kalau begitu saya permisi"ian sedikit membungkuk berlalu dari sana.
Setelahnya jiya masuk duduk di kursi ruangan itu melihat handphone mengabari sang suami beberapa saat berlalu jiya melangkah ke arah kamar mandi di ruangan itu ntahlah tiba tiba saja ia kebelet ingin buang air kecil. Dan bertempatan pintu tertutup Jay terusik dari tidurnya

"Eunghh... Mawma hiks Abwang" Jay bangun dari tidurnya melihat ke Kanan dan ke kiri tidak ada seorangpun di tempat itu Jay bingung dan takut bercampur. Setelahnya Jay langsung turun dari tempat tidur meski sedikit sulit karena tempat tidurnya yang tidak sesuai dengan tinggi badannya.
Jay melangkah menuju pintu keluar dengan langkah gontai dan jangan lupakan mulutnya yang masih mengemut pacifier.

Jayden Novandra Lexam (Transmigrasi) EndWhere stories live. Discover now