Bertemu Dengan Pangeran

17.2K 1K 7
                                    

     Arvenna telah selesai bersih bersih, kini para pelayan sedang merias wajah Arvenna, dan Arvenna sendiri sedikit risih dengan hal itu. Sejak dulu Arvenna tidak terbiasa dengan riasan di wajahnya dan pernak pernik berat di kepalanya. Hal itu membuat Arvenna sulit untuk bergerak dengan bebas.

     "Putri Arven, tolong jangan bergerak gerak! Kami menjadi sulit untuk merias anda!" ucap seorang pelayan wanita dengan hormat.

   "Ini membuatku gerah, dan kepalaku menjadi berat! Uhh.. aku juga tidak nyaman dengan bedak bedak berdebu ini!" keluh Arvenna tidak nyaman.

   "Tapi anda harus memakainya untuk bertemu dengan pangeran dari kerajaan tetangga! Anda harus berpenampilan sopan dan menarik!" ucap pelayan wanita itu lagi.

   "Tidak mau ahh! Ya sudah aku akan memakai benda benda berat ini, tapi sedikit saja yah! Jangan banyak banyak! Kepalaku bisa sakit nantinya untuk menahan beratnya!" pinta Arvenna sedikit memohon.

    Karena tidak tega melihat wajah memelas dari calon ratunya, para pelayan itu mengambil sebagian pernak pernik di kepala Arvenna untuk mengurangi bobot yang akan ditanggung oleh Arvenna.

   "Terima Kasih!" Arvenna tersenyum manis.

   Tak berapa lama setelah itu, Arvenna telah selesai dirias dan segera dibimbing para pelayan menuju ruang makan istana. Sesampainya mereka di ruang makan istana, para pelayan itu membuka pintu agar Arvenna dapat berjalan masuk.

   Tampaklah ruang makan istana yang tampak sangat indah dan elegan. Warna Emas yang dipadu dengan warna hitam dan merah membuat ruangan semakin elegan. Di meja makan yang sangat panjang itu, ada beberapa orang yang sedang makan, diantaranya adalah Markus. Arvenna tersenyum manis kepada Markus. Semua orang yang berada di ruang makan menatap kagum kepada Arvenna yang tampak sangat cantik dan anggun dengan gaun emas berpadu dengan pink pastel yang sederhana dengan pita besar di bagian belakangnya. Rambut panjang Arvenna di gulung hingga menampilkan leher putih jenjang milik Arvenna.

   "Salam Putri Arven!" sapa seorang pemuda tampan dengan rambut hitam legam dan mata berwarna hijau tosca yang memakai mahkota di kepalanya. Arvenna menebak kalau pemuda itu adalah pangeran yan dimaksud.

   "Salam juga!" seolah sudah mengetahui semua peraturan kerajaan, Arvenna balas menyapa pemuda itu dengan senyum manis dan kepala yang sedikit ditundukkan.

   "Perkenalkan saya adalah Pangeran Xeyno Eirveyn, dari kerajaan Castara yang merupakan Kerajaan yang paling dekat dengan kerajaan Claufedia." jelas pemuda yang bernama Xeyno itu dengan senyum sejuta pesona di wajahnya.

   "Saya mengerti! Silahkan kembali duduk!" ucap Arvenna tetap tersenyum dan mempersilahkan Xeyno duduk kembali  ke kursinya. Arvenna juga duduk di samping Markus yang merupakan ksatrianya.

   "Jadi, apakah maksud dari kedatangan pangeran Xeyno kemari?!" tanya Arvenna.

   "Saya kemari bermaksud untuk berdiskusi sesuatu dengan putri! Berpapasan juga saya ingin melihat wajah dari calon ratu kerajaan Claufedia!" jelas Xeyno.

   "Baiklah, jadi hal apakah yang ingin anda diskusikan?" Arvenna kembali bertanya.

   "Belakangan ini, ada begitu banyak misteri kejahatan yang terjadi di kerajaan Castara! Banyak ternak yang hilang, dan warga yang ditemukan meninggal dengan setangkai mawar hitam di atas mayat tersebut! Saya mendengar kalau garis keturunan pewaris kerajaan Claufedia sangat pintar dan dapat memecahkan kasus sulit seperti ini! Jadi bersediakah anda membantu kerajaan Castara?!" tanya Xeyno dengan penuh hormat, menunduk dalam sebagai tanda kesopanan dalam meminta bantuan.

      "Pangeran anda tidak perlu menunduk seperti itu! Kami pasti akan membantu kerajaan Castara!" Arvenna tersenyum penuh kelembutan dan kasih sayang kepada Xeyno.

   "Terima Kasih banyak! Castara pasti akan selalu mengingat kebaikan ini!" ucap Xeyno.

   "Baiklah! Saya mohon undur diri! Silahkan lanjut sarapan anda! Sayang ingin beristirahat sejenak!" pamit Arvenna penuh dengan kesopanan.

   Semua yang berada di ruangan itu mengangguk setuju, dan kembali melanjutkan sarapan mereka yang sempat tertunda. Di luar ruangan, Arvenna tidak berjalan kembali ke kamarnya, melainkan berkeliling istana terlebih dahulu. Dia sempat berpikir, bagaimana mungkin dia menjadi ratu kalau istananya saja dia tidak tau seluk beluknya dengan benar.

   Sedang berkeliling, Arvenna tidak sengaja menemukan sebuah danau indah dengan berbagai macam bunga di tepinya. arvenna terkagum sejenak pada pemandangan indah itu, lalu berjalan ke tepi danau dengan tenang. Sebuah ingatan melintas di pikiran Arvenna. seolah Arvenna sudah pernah ke danau itu sebelumnya, tapi tidak dapat mengingat pasti kapan hal itu terjadi.

   "Indahnya!" puji Arvenna dengan mata berbinar binar senang dan bahagia.

   "Tetapi, mengapa aku merasa familiar dengan tempat ini, seolah aku pernah kemari? Padahal akukan hidup di dunia lain, tetapi mengapa aku sangat tenang berada disini?! Siapa sebenarnya aku, apakah aku memang putri dari kerajaan ini? Apakah aku memiliki orang tua? Mengapa semuanya terasa begitu rumit?" Arvenna melontarkan begitu banyak pertanyaan.

   Saat sedang asyik melamun, tiba tiba semak semak belukar yang ada di dekat danau bergerak mencurigakan. Arvenna memicingkan matanya kearah semak semak itu.

   "Siapa disana?!" tanya Arvenna

Seseorang pun keluar dari sana.


#################################################

20 Maret 2017

halo minna~san. Author harap minna~san sekalian menikmati karya ciptaan author.

Tinggalkan Vote dan Komentnya yah, kalo tidak keberatan jangan lupa untuk memfollow author.

Ja~neee

Veryclon Academy (✓)Where stories live. Discover now