Curahan Hati Kecil

8.7K 579 18
                                    

Belakangan ini kepala Arven sering sakit. Ingatannya mendapatkan potongan potongan kenangan dari masa lalu maupun masa depan.

Badannya memgurus, dia tidak mau makan. Karena semua makanan yang masuk ke dalam mulutnya terasa pahit dan hambar.

Seperti saat ini, dia sedang berdiri di balkon kamarnya. Pandangannya kosong, beberapa kali dia merasa pening dan matanya berkunang kunang, tapi dia menahannya.

Seseorang memeluknya dari belakang. Hembusan nafas terasa di tengkuknya.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?!" tanya Ravel dengan nada lembut.

"Tidak ada, hanya sedang melihat lihat!" jawab Arven dengan pelan. Bahkan hanya untuk mengeluarkan suara saja harus membutuhkan tenaga ekstra.

"Kenapa kau menolak makanan yang dibawakan oleh para pelayan?!" tanya Ravel lagi.

"Aku akan memuntahkan semua makanan itu jika aku memakannya. Banyak yang tidak mendapatkan makanan di luar sana, sementara aku membuang buang makanan?! Tidak, aku tidak akan melakukannya!" bisik Arven. Bibirnya yang pucat nampak pecah pecah.

"Arven sayang, bukan masalah bagiku jika aku harus kehilangan banyak persediaan bahan panganku. Asalkan kau tetap sehat, aku bersedia memberikannya untukmu!" bujuk Ravel. Tidak tahan melihat keadaan Arven yang terlihat sangat buruk.

"Ravel, kau tidak mengerti. Dulu sebelum datang ke sini, aku merasakan penderitaan yang teramat sangat sakit. Bahkan hanya untuk makan sekali saja sangat susah!" balas Arven, lalu berjalan memasuki kamarnya. Dia duduk di pinggiran kasurnya.

Kepalanya kembali merasakan sakit yang teramat sangat. Ingatan ingatan kembali memasuki pikirannya. Nafas nya mulai terengah engah.

"Argghhh, t.. Te.. Tenanglah, aku harus tetap tenang!" gumam Arven. Berusaha menahan rasa sakit yang menyerangnya.

"Arven apa yang terjadi padamu?! Katakan padaku!" Ravel panik, gadis yang dicintainya tampak sangat kesakitan.

"R.. R... Ravel. Bisakah kau membantuku?! Kumohon!" pinta Arven.

"Aku akan menuruti semua yang kau inginkan. Tapi berjanjilah, kau harus kembali sehat!" Arven mengangguk lemah.

"Ravel, apapun yang terjadi nanti, kau tidak boleh membunuh orang orang yang aku sayangi. Kau tidak boleh melakukannya!" Ravel mengangguk. Mengiyakan apa saja yang diminta oleh Arven, asalkan dia tetap baik baik saja.

"Tidurlah, aku akan memanggil kan healer kemari!" Arven menuruti nya dan tidur, dia langsung pergi menuju alam mimpi.

"Sial, mengapa harus kau yang mengambilnya?!" lirih Ravel dengan pandangan sendu.

Ravel keluar dari kamar Arven. Healer langsung datang menyembuhkannya.  Ravel masuk ke dalam kamarnya dan berdiri di ruangan balkon.

"2 hari lagi purnama merah akan datang. Apa yang harus ku lakukan selanjutnya?! Jika aku menuruti kata kata Arven, maka aku sama saja dengan membunuhnya, tapi jika aku melanggarnya, sama saja aku membuatnya dalam penyesalan tanpa akhir?! Apa yang akan ku lakukan?!" gumam Ravel.

***Di Istana Claufedia***

Ada yang penasaran kemana Arvin pergi?! Selama ini dia ijin kepada Arven untuk pergi ke kampung halamannya yang memang di luar kerajaan Claufedia.

Dan saat dia pulang, tapi tidak menemukan Arven dimana pun, sontak dia langsung mengamuk dan menghancurkan halaman istana.

Akhirnya Markus lah yang menjelaskan apa yang terjadi, pada awalnya Arvin geram, tapi lama lama akhirnya dia mengerti dan berlatih dengan keras untuk menyelamatkan Arven.

"Apa yang sedang kau lakukan?!" tanya Adela. Saat iu Adepa sedang lewat dan kebetulah melihat Arvin sedang berdiam diri di bawah pohon, tempat ia sering menghabiskan waktu bersama Arven.

"Entahlah. Aku sendiri pun tidak tau, apa yang sedang ku lakukan!" ucap Arvin dengan pandangan kosong.

"Begitu kah?!" timpal Adela, dan duduk di samping Arvin.

"Hey Arvin..." panggil Adela.

"Ada apa?!" tanya Arvin.

"Apakah kau menyukai Putri Arven?! Bukan sebagai teman, tapi sebagai perempuan?!" tanya Adela, Arvin langsung melihat Adela dengan cepat, nampak terkejut dengan pertanyaan Adela.

"Kenapa tiba tiba menanyakan hal itu?!" Arvin malah balik bertanya.

"Tatapan mu yang sering kau layangkan padanya mengatakan hal seperti itu. Aku hanya mengartikan saja!" balas Adela.

"Tampak sekali yah?!" tanya Arvin dengan senyum miris yang menyertai.

"Putri Arven beruntung sekali yah! Dia dicintai oleh banyak orang. Dia juga wanita yang penuh dengan kasih sayang dan cinta. Kesederhanaannya membuat banyak orang menyukainya!" balas Adela.

"Bahkan orang yang ku cintai juga ikut mencintainya. Menyakitkan memang melihatnya, tapi apa yang bisa ku lakukan?! Melihatnya senang sudah cukup bagiku, walaupun dia tidak bersama ku, tapi setidaknya dia tetap tersenyum!" ungkap Adela. Arvin melihat ke arahnya.

"Siapa orang yang kau cintai itu?!" Arvin bertanya dengan hati hati.

"Pangeran..... Xeyno!" balas Adela dengan terbata. Mata Arvin membulat kaget. Tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Adela.

"Pangeran Xeyno dari kerajaan Castara kah yang kau maksud?!" tanya Arvin.

"Ya, begitulah. Kau tidak menyangkanya pasti bukan." kekeh Adela dengan wajah sendu.

"Kenapa kau mencintainya?!" lagi lagi Arvin kembali bertanya.

"Dulu, saat aku sedang bertarung melawan segerombol panjahat, aku nyaris terbunuh, Xeyno tiba tiba datang dan menyelamatkan ku. Dia membunuh semua penjahat itu dan membawaku pada healer. Aku berhutang nyawa padanya, dan sejak saat itu aku mencintainya. Pemuda yang telah menyelamatkan ku dan menjadi pahlawan dalam hidupku!" cerita Adela.

"Begitukah?! Kisahmu sedikit mirip dengan kisahku. Arven juga merupakan orang yang telah menyelamatkanku. Aku bahkan tidak menyangka masih ada orang yang memiliki sifat seperti itu!" Arvin balas bercerita.

"Tidak perlu dipertanyakan. Arven itu seperti malaikat. Sangat baik, dan dicintai oelh semua orang. Aku tidak kaget lagi, bahkan jika orang seperti Raja Kegelapan mencintai dirinya itu. Dia memang spesial!"

"Jadi, bagaimana, kau akan tetao mencintai Xeyno?! Sekalipun kau mengetahui dia mencintai gadis yang menjadi teman baikmu?!" tanya Arvin.

"Jika dia merasa bahagia mencintai Arven maka akupun turut bahagia melihatnya. Karena jika seseorang melihat orang yang dicintainya bahagia, bukan kah dia ikut merasa bahagia juga!"

"Kau tampak keren seperti itu, kau kelihatan sangat tegar dan kuat. Kau juga kalu beriaha untuk kepada keyakinanmu sekalipun kau sudah tau kalau keputusan itu akan menyakitimu." puji Arvin kepada Adela.

"Hahahahah, kau juga sama sepertiku. Jadi kita merupakan sama sama korban yang berusaha untuk terlihat kuat dan merasa baik baik saja!"

"Kau mau berjanji kepadaku?! Kita akan selalu kuat dan baik baik saja meskipun kita akan teraakiti ke depannya?!" tanya Arvin.

"Tentu!" balas Adela. Mereka membuat janji di bawah pohon dengan wajah terswnyum dan tampak lega kerena telah membagi bebannya kepada orang lain.

*******************TBC

Njiir, saya telat banget up nya. Heheheh, reader, maafkan saya yang sudah ingkar janji, soalnya hp saya di tangkap oleh kanjeng rumah saya. Sekali lagi sumimasen.

Saya pergi dulu yah reader saya yang sangat baik.

Sky_Cloudy

Veryclon Academy (✓)Where stories live. Discover now