Purnama Merah

8.4K 613 10
                                    

Pasukan Kerajaan Claufedia telah berangkat menuju wilayah Raja Kegelapan alias Ravel.

Mereka mempersiapkan semuanya. Dimulai dari senjata, bahan pangan dan obat obatan, maupun bala bantuan.

Arven semakin diliputi oleh ketakutan. Semua bayangan masa depan membuatnya ketakutan.

Ravel bisa merasakan bahwa sebentar lagi akan terjadi perang besar yang selama ini di nantinya.

Purnama merah lah yang akan menjadi saksi atas perang besar kali ini.

Arvenna Felicia

Air mata membanjiri mataku. Aku tidak dapat lagi membendung perasaan ini. Aku sungguh ketakutan.

"Mengapa harus aku yang mengalami semua ini?! Yang ku inginkan hanyalah kedamaian. Tapi kenapa mereka tidak mengerti. Hati ku kesakitan, sama hal nya dengan pikiranku. Tapi tidak ada yang mengerti!" isakan keluar. Ya, aku sangat ketakutan, dan merasa marah pada diriku sendiri yang tidak dapat mencegah semua ini.

"Yang Mulia, ini makanan anda!" Seron. Gadis yang menjadi teman pertama ku sekaligus yang kuanggap sebagai sahabatku, tapi ternyata dia menghianati ku.

"Seron...!" bisikku. Bahkan hanya untuk mengeluarkan suara, begitu sakit.

"Ada apa Putri?!"

"Ada apa sebenarnya dengan diriku?! Mengapa aku mengalami hal seperti ini?!" aku balik bertanya.

"Saya mohon bertahan lah putri, suatu saat nanti Raja akan menyembuhkan kesengsaraan putri. Saya mohon anda harus kuat!" pinta Seron.

"Aku tidak bisa, aku ingin menyerah, ingin sekali, tapi mengapa begitu sulit hanya untuk melakukan hal itu. Aku tidak sanggup lagi!" aku menggelengkan kepala ku.

Dapat ku lihat mata Seron berkaca kaca, seperti dia sangat sedih. Tapi hati ku lebih sedih, sedih dengan keadaan ku yang seperti ini, sedih karena aku tidak bisa membawakan kedamaian disini. Sangat sedih.

"Malam ini adalah malam bulan purnama!" mataku langsung membelalak kaget. Bagaimana bisa aku melupakannya.

"Malam ini?" ulangku dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Ya, dan salah satu peramal melihat masa depan. Dia mengatakan akan terjadi perang sangat besar, kehancuran dunia akan datang, dan tidak ada yang bisa menyelamatkannya. Itu lah yang akan terjadi!" balas Seron. Aku tidak dapat berkata kata.

Semua ini salahku, seharusnya aku tidak menyuruh Markus dan yang lainnya datang untuk menjemput aku, seharus nya aku tidak mengatakan hal bodoh itu. Aku sama saja sudah menciptakan perang. Aku bodoh dan tidak berpikir sampai ke sana.

Ini sudah tengah sore, sebentar lagi semuanya akan terjadi, sebentar lagi. Air mata sudah mengucur dari tempatnya. Aku benar benar tidak tau harus melakukan apa.

"Yang Mulia, anda tidak boleh melihat ini semua. Kami tidak akan membiarkan mereka menyakiti anda. Selamat tidur. Ini mungkin akan menjadi pertemuan kita ya terakhir. Saya benar benar menyayangi anda!" dan Seron mulai membacakan sebuah mantra dengan kata kata yang kuketahui sebagai mantra tidur, dia tidak boleh melakukannya.

Tapi, mataku mulai memberat, dan semuanya menjadi gelap, sangat gelap.

******

Aku mendengar suara ribut dari arah luar. Mata ku mulai membuka. Kenapa semuanya terasa sangat berat.

Kukerjapkan mataku. Dan mulai bangkit dari tempat tidur. Apa yang telah terjadi? Ada apa ini? Kaki ku melangkah dengan pelan menuju balkon.

Mataku langsung membulat kaget, perang. Seron, yah dia sudah membuatku tertidur. Apa yang telah dia lakukan.

'Kau harus segera pergi Arvenna, kalau tidak kau akan mengalami penderitaan itu!' suara Selena. Apakah aku harus pergi, mengapa aku harus pergi, meninggalkan mereka semua.

Aku harus turun ke bawah. Kenapa tangga tangga ini sangat banyak. Aku harus segera sampai di sana. Itu adalah anak tangga keterakhir.

Kubuka pintu besar itu, dan emandangan mengerikan telah terlihat oleh mataku.

"Apa yang telah terjadi?!" aku kembali menangis. Aku memang anak cengeng.

'Kau harus pergi Arven, harus' aku tidak bisa Selena, aku harus menghentikan mereka semua.

"Hentikan!" mengapa di saat saat seperti ini, keadaan ku sangat buruk. Bantu aku, siapapun, kumohon pinjamkan kekuatan kalian. Aku ingin menghentikan semua ini. Aku ingin menyelamatkan mereka semua.

Siapapun, aku hanya ingin menyelamatkan, kenapa tidak bisa, apakah aku benar benar seorang yang kuat, apakah aku benar benar seorang putri, orang yang di berikan tugas untuk menyelamatkan rakyatnya. Mengapa tidak bisa.

Tiba tiba saja cahaya menyelimutiku. Ada apa ini. Apa yang terjadi.

'Arvenna!'

"Siapa itu?!" balasku.

'Aku Minala, aku adalah dewi Kehidupan. Hatimu begitu tulus hanya untuk menyelamatkan mereka yang pernah berbuat jahat padamu. Mengapa kau begitu baik?!'

"Aku hanya ingin menyelamatkan mereka!"

'Maka lakukanlah seperti yang hatimu katakan. Kau akan selalu berada di dalam naungan cahayaku'

Semuanya berubah, aku sembuh. Aku akan menyelamatkan mereka. Ku keluarkan kekuatanku. Walaupun ini adalah hidupku yang terakhir maka aku bisa pergi dengan tenang karena mereka semua masih dapat ku selamatkan.

"Aku adalah Arvenna Felicia Claufedia, menyerahkan seluruh kekuatan dan hidupku, untuk menyelamatkan mereka yang mati untukku, ambil lah cahaya hidup ini, terangi lah tanah ini, agar selalu di sertai oleh kedamaian yang panjang dan abadi, mereka akan selalu di tuntun untuk memperjuangkan sebuah kedamaian dan juga kesejahteraan"

Aku menangis lagi, maka aku selalu menangis, ini adalah keputusan yang telah kubuat, aku tidak akan pernah menyesalinya.

Cahaya melingkupi tempat ini. Mereka akan selalu memperjuangkan kedamaian, tempat ini adalah saksi dari pada aku. Yang telah menjanjikan kedamaian itu. Aku menjanjikannya dengan hidupku.

"Selamat tinggal semuanya!" bisikku. Dan tidak ada lagi yang terlihat semuanya gelap, syukurlah.

End Arvenna Po'v

Semua yang sedang berperang kebingungan. Apa yang telah terjadi. Begitulah yang ada di dalam pikiran mereka.

Tiba tiba sebuah suara terdengar.

'Begitu berharganya kalian di mata anakku Arvenna, sehingga dia memberikan cahayanya hanya untuk kalian. Cahaya kehidupannya yang begitu suci dan putih.."

'Apakah yang telah kalian berikan padanya? Sehingga dia memberikan pengorbanan yang begitu besar untuk kalian. Kalian hanya menyakitinya, kalian hanya bisa membuat nya menangis, aku begitu bahagia ketika aku menciptakannya, kuberikan pemberkatan padanya, bahkan para dewa yang lain ikut serta dalam memberkatinya, tetapi mengapa kalian menyiksanya.."

'Berjanjilah kalian akan melaksanakan permintaannya. Kalian akan selalu menjaga kedamaian yang ada.."

Suara itu menghilang. Ravel terjatuh di tanah. Pertama kalinya dia menangis. Menangisi kepergian orang yang mengambil hatinya.

Semuanya tampak berubah. Orang orang yang terluka perlahan dengan pasti sembuh bahkan yang telah meninggal bangkit kembali.

Dan mereka semua pingsan. Apa yang akan terjadi selanjutnya.

*************TBC

Heiho, saya minta maaf tetlebih dahulu, karena saya hiatus tanpa kabar. Saya mohon maaf sekali.

Mama tercinta, telah menyita hp saya yang sangat berharga. Dan daya sekarang up dari warnet. Sial amat kan.

Please berikan voment nya biar saya semangat untuk membujuk mama saya untuk mengembalikan hp saya yang sangat berharga. Saya sangat butuh dukungan, karena di rumah saya yang ada hanya kompor kompor tidak berguna. Sekali lagi maaf sekali.




Sky_Cloudy

Veryclon Academy (✓)Where stories live. Discover now