Cerita Dari Kebenaran

8.4K 614 15
                                    

Arven menatap kosong ke arah depannya. Tidak ada yang menarik menurutnya. Hingga akhirnya pikirannya teringat, dimana dia mengatakan sesuatu kepada Markus.

"Aku hanya harus sabar menunggu. Sebentar lagi mereka pasti akan datang menjemputku!" gumam Arven dengan yakin.

"Apa yang sedang kau lakukan?!" Ravel tiba tiba muncul dari arah pintu kamar.

Arven tidak menjawab. Dia sudah berjanji kepada dirinya, bahwa dia akan menjadi gadis yang kuat sampai Markus dan yang lainnya menjemputnya.

"Mengapa kau selalu mengacuhkan ku?!" Ravel kembali bertanya.

Dan lagi, Arven tidak menjawabnya. Matanya hanya memandang lurus ke depan. Saat ini dia sedang berada di balkon, tapi dia menyesal datang kemari, karena matanya menjadi sakit. Tidak ada pemandangan indah yang bisa dilihat disitu. Yang ada hanyalah tanah gersang berwarna hitam.

"Hahhh, aku tidak suka. Kalau kau menjadi orang seperti ini, lebih baik aku menjemputmu sampai tidak ada lagi yang bisa melindungi mu!" ucap Ravel, Arven meliriknya dari ujung matanya.

"Kau hanya akan membuatku semakin tidak menyukaimu jika kau melakukannya!" Arven akhirnya membuka mulutnya.

Ravel menyeringai. "Mengapa kau tidak mau menggunakan kata Benci?! Bukan kah lebih sederhana dan memiliki arti yang dalam?!"

"Benci yahhh?! Selama di dunia ini aku hanya pernah membenci seseorang, tapi aku sudah mencabut ucapanku. Aku tidak membencimu, hanya tidak menyukaimu. Kau melakukan perang di mana mana, membunuh orang yang tidak bersalah, bahkan merenggut nyawa orang orang yang aku sayangi. Itulah alasannya mengapa aku tidak menyukaimu!" balas Arven. Dia tidak melirik Ravel. Kembali memandang lurus ke depannya.

"Begitukah, bagaimana kalau aku mengatakan kalau sebenarnya aku tidak merenggut nyawa orang orang yang kau sayangi dengan sengaja?! Bagaimana kalau aku mengatakannya kalau aku melakukannya dengan sebuah alasan yang tidak akan pernah kau sangka?!" Arven menatap Ravel, dia bingung. Tidak mengerti dengan apa yang baru saja di katakan oleh Ravel.

"Apa maksud?!" tanya Arven.

"Dulu, duli sekali seorang bayi perempuan telah lahir. Dia dikaruniai oleh seluruh kebaikan. Dia cantik, bersifat baik dan sopan, dia pintar dalam segala hal apapun, dia bijaksana, berani, dan juga pengertian dia lembut dan anggun, dan bumi juga memberinya kekuatan yang luar biasa kuat."

"Suatu hari, para iblis pemberontak menculik bayi kecil itu, mereka melakukan ritual Pembangkitan Dewi Kematian, Selena. Sang Dewi bangkit, tapi kekuatan gadis kecil itulah yang lebih unggul, dia berusaha mengembalikan Dewi Kematian kembali ke alam kegelapan, tapi Dewi Kematian memberontak dan masuk ke dalam tubuh bayi mungil itu. Ayah gadis itu yang merupakan seorang Raja membuat kesepakatan dengan sanga Dewi Kematian, setiap Bulan Purnama Merah orang yang disayangi oleh gadis itu haruslah mati, kalau tidak maka Dewi Kematian akan membunuhnya dari dalam dirinya sendiri!"

Arven membeku. Pikirannya sedang bekerja keras untuk mengelola apa saja yang.sedang dikatakan oleh Ravel.

"Siapa bayi mungil itu?!" tanya Arven.

"Gadis dengan Mata Violet, yang begitu menyejukkan dan menenangkan, dia sedang nerada bersamaku!" ucap Ravel. Arven terdiam.

"Apakah itu aku?" Arven kembali bertanya. Ravel mengangguk.

"Begitukah? Bodohnya aku tidak mengingat hal penting seperti itu, bodohnya aku yang berpikir semuanya pasti akan baik baik saja!" bisik Arven.

"Aku akan melindungi mu Arven, tidak akan kubiarkan kau pergi, meskipun kematian itu merenggutmu, tidak perduli jika aku harus menunggu sampai 1000 tahun, bukan masalah jika itu hanya untuk menunggu mu!" ucap Ravel.

"Mengapa kau begitu cinta padaku?! Apa yang pernah kuberikan padamu sehingga kau begitu perduli padaku. Apa yang telah lakuan sehingga kau memberikan seluruh cintamu padaku. Masih banyak perempuan lain yang jauh lebih dari aku, tetapi mengapa harus aku?!" ucap Arven dia berjalan masuk kembali dan duduk di atas ranjang.

"Arven, kau menyadarkan kanku bahwa kebaikan itu jauh lebih baik dibandingkan kejahatan, kau mengajariku bahwa kesederhaana jauh lebih menyenangkan dibandingkan kemewahan. Aku memiliki segalanya, apapun itu kecuali, Cinta, Kebaikan, Kesederhanaan, Ketulusan, dan juga Cahaya. Aku selalu kesepian, tidak ada yang bisa menjadi temanku. Tapi kau membawa semua itu, sejak kau lahir, kau telah menjadi cahaya dalam hidupku. Itulah yang telah kau lakukan padaku!" ucap Ravel penuh dengan ketulusan dan juga kejujuran.

Arven menundukkan kepalanya. Tidak mengerti. Tidak masuk akal. Itulah yang ada di dalam pikirannya.

"Bisakah kau keluar, aku ingin istirahat!" ucap Arven, lalu merebahkan dirinya di atas kasur.

Bukannya pergi, Ravel malah ikut baik ke atas tempat tidur dan memeluk Arven dari belakang. Arven tidak perduli, dia lebih memilih memasuki mimpinya yang lebih menyenangkan.

***Arvenna Pov***

Aku tidak dapat melihat apapun, sangat gelap disini. Banyak suara aneh yang terdengar.

"Arvenna!" panggil seseorang. Aku menoleh dan tidak ada apa apa selain kegelapan.

"Siapa?!" aku bertanya.

"Ingatkah kau padaku, Selena!" balasnya.

"Kau Dewi Kematian?!" mataku membulat terkejut.

"Ya kau benar. Tapi tenang saja aku tidak akan membunuhmu, jika kau mati, maka aku akan terkurung selamanya dalam dirimu. Dan lagipula aku juga tidak akan pernah bisa keluar dari sini. Kita berdua sudah menyatu!" ucap Selena. Aku menghela nafas lega.

"Jadi apa yang kau inginkan?!" tanya ku. Aku tidak suka berlama lama disini. Menakutkan sekali.

"Aku hanya ingin kita berbicara, sebentar saja. Aku tidak akan berkata banyak. Dengarkan aku Arvenna, dibawah bulan purnama merah, kau harus pergi atau kau akan mengalami hal yang sangat menakutkan. Bersembunyilah dan jangan pernah keluar. Kau hanya perlu bersembunyi mungkin sampai 9 atau 10 tahun. Itulah yang terbaik untuk kita!" ucapnya.

"Memangnya apa yang akan terjadi?!" tanyaku.

"Festival Raja Kegelapan. Raja Kegelapan akan kehilangan kendalinya. Dia akan membunuh semua orang, kecuali kau, tapi kau akan merasakan penyesalan seumur hidup melihat kematian banyak orang!" balas Selena.

"Hahhh, bagaimana bisa dia kehilangan kendali, dia tidka memberitahukan hal ini padaku. Mengapa dia menyembunyikannya?!" tanya ku. Aku menjadi semakin tidak mengerti dengan dunia ini. Apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Kau akan mengetahuinya nanti. Aku tidak bisa memberitahukan hal ini padamu. Mengertikan padaku!"

"Tunggu, aku hanya akan menanyakan hal ini saja. Kumohon jawab pertanyaanku! Mengapa kita harus bersembunyi sampai selama itu. Maksudku, kita tidak bisa menguranginya?!"

"Arvenna, dengarkan aku, selama 10 tahun itu gunakan lah untuk berlatih. Kau harus menjadi lebih kuat. Banyak yang akan mengincarmu, bahkan para dewa atau dewi, kendalikan kekuatanmu, dan hancurkan semua orang yang ingin melukai orang orang yang ingin menghancurkan kerajaanmu, maka kau akan menjadi pemimpin yang baik!" ucap Selena.

Aku mengangguk. "Aku akan melakukan semua yang kau katakan!" janjiku.

"Pergilah, jangan sampai kau memberitahukan hal ini pada orang lain!" ucap Selena. Aku mengangguk kembali dan semuanya kembali menjadi gelap gulita.

*************TBC

Hello, terima kasih karena telah membaca. Tetap berikan vote and vomentnya yah okey, karena saya juga bakalan memberikan yang terbaik bagi kalian.

Saya sebenarnya masih nayak kerjaan tapi sempatkan sajalah untuk up, biar readernya ga marah marah, dan malah membacot saya. Okey. Bye bye semuanya.




Sky_Cloudy

Veryclon Academy (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang