Pertengkaran

7.5K 598 30
                                    

Mata Feli tampak berkilat berbahaya. Warna violet yang menghiasi matanya perlahan lahan berubah menjadi merah.

Tangannya yang berada di mulut Beatrice tampak semakin memperkuat bekapannya.

Beatrice berusaha melepas tangan Feli dari mulutnya, namun seolah tidak memiliki kekuatan tangan Feli bahkan tidak merasakan cakaran yang diberikan oleh Beatrice.

Tak berapa lama kemudian, Feli melepaskan tangannya dari mulut Beatrice dan berjalan mundur.

"Hahh hah hah, apa yang kau lakukan orang bodoh. Apa kau tidak tau siapa aku, hahhh. Berani sekali kau melakukan hal ini padaku. Sialan!" bentak Beatrice.

"Hehhh, sudah ku katakan bukan padamu. Aku tidak perduli kau siapa. Dan apa jabatan yang kau miliki disini. Namun kuperingatkan padamu, jangan sekali sekali kau mengangganggu mereka. Karena kaulah yang akan menerima akibatnya!" ucap Feli dengan nada menantang.

"Apa katamu. Kau akan segera dihukum mati oleh ayahku, karena berani melakukan hal ini padaku. Kau lah yang akan menerima akibatnya!" Beatrice tetap berbicara dengan nada membentak.

"Hahh, kau itu sangat ribut. Apakah aku harus membunuhmu dulu agar mulutmu diam dan tidak berisik lagi. Kau itu menyebalkan!" balas Feli dengan nada datar.

"Gadis brengsek. Kau akan mati. Lihat saja nanti!"

"Aku tidak akan mati. Seharusnya kau menghawatirkan dirimu agar tidak lengah dan malah terbunuh oleh ku nanti!" balas Feli.

"Kau tidak akan bisa membunuhku perempuan brengsek! Karena jika kau membunuhku kau sama saja membuat masalah dengan kerajaan Claufedia!" balas Beatrice dengan seringai penuh kemenangan. Feli menunduk, lalu kembali menatap Beatrice dengan pandangan remeh.

"Lantas mengapa aku harus takut, nona manja?! Aku bahkan bisa menghancurkan sebuah kerajaan dengan mudah, lantas mengapa aku harus takut dengan Claufedia yang belakangan ini dikabarkan menjadi semakin lemah karena begitu banyak konflik yang terjadi di dalamnya. Bahkan kerajaan lain mulai enggan untuk menjalin persahabatan dengan Claufedia. Mengapa aku harus takut?!" ucap Feli dengan nada dingin dan datar.

Semua yang ada di sana menatap Feli dengan pandangan takut. Karena baru kali ini ada orang yang mampu mengatakan hal seperti itu di depan putri kesayangan Raja Claufedia. Beatrice mulai merasakan perasaan takut merayapi hatinya.

"Kau akan menyesal karena telah mengatakan hal seperti itu di hadapanku!" bentak Beatrice. Dan dalam sekejpa sebuah pedang silver menempel di leher Beatrice.

"Sudah kukatakan bukan, jangan sampai lengah karena aku bisa membunuhmu kapan saja aku mau. Aku bahkan baru saja tadi mengatakannya dan kau sudah melupakannya. Sangat tidak sopan!" ucap Feli dengan nada yang berpura pura sedih. Beatrice tidak bisa lagi menahan rasa takutnya. Gadis di depannya ini benar benar sangat mengerikan. Baru kali ini dia melihat gadis seberani di depannya.

"J.. J.. Jangan.. Kau.. B.. B.. Bisa membunuhku!!" Beatrice mengucap dengan nada gagap. Dia benar benar ketakutan. Rasa takutnya tidak bisa lagi ditahan. Dia benar benar akan melakukan apa saja asalkan gadis di depannya ini tidak membunuhnya.

"Mengapa aku harus melakukan hal itu. Bukankah itu merugikan ku?!" Semua yang melihat adegan tidak bisa menahan rasa terkejutnya. Mereka pasti berpikir kalau Feli sudah tidak waras lagi akrena berani melakukan hal tersebut kepada Putri bungsu raja Calufedia yang terkenal dingin dan kejam.

"Aku akan melakukan apapun. Tapi jangan membunuhku!" ucap Beatrice. Feli hanya terkekeh kecil.

"Tadi kau mengatakan akan menghukum ku, sekarang kau meminta pengampunan ku. Apa kau orang bodoh?! Sejujurnya aku sangat membenci orang seperti mu, aku lebih suka kau mati saja!" ucap Feli dengan mata berkilat tajam.

"Kumohon jangan, aku akan melakukan perintahmu tapi jangan bunuh aku!" Beatrice menangis dengan kencang.

Feli menatapnya dengan pandangan bosan. Pedangnya semakin mendekat dan menggores leher Beatrice, sehingga darah mulai keluar dari luka yang dibuat oleh Feli.
Beatrice merintih kesakitan.

"Apa yang terjadi disini!" tiba tiba ada suara yang mengejutkan mereka. Feli melihat ke arah sumber suara.

Beatrice juga ikut melihat dan ternyata orang itu adalah Michael Freddy Leonardo. Pangeran kedua, sekaligus kakak dari Beatrice.

"Kakak!" teriak Beatrice lalu berlari menuju Michael dan bersembunyi di balik punggung Michael.

"Pengecut!" desis Feli dengan pandangan marah.

"Berani sekali kau melakukan hal seperti itu kepada keluarga kerajaan. Kau akan dihukum bila ayah kami mengetahuinya!" ucap Michael dengan sorot mata tajam.

Feli memandang remeh kepada Michael.

"Jadi aku harus takut?! Mengapa?! Aku bukan orang lemah seperti kalian. Orang orang seperti kalian seharusnya tidak ada di dunia ini. Seharusnya kalian musnah saja!" balas Feli dengan nada sinis.

"Perkataan mu, tolong tarik kembali. Sejujurnya aku tidak suka dengan kata katamu itu!" Michael menatap Feli dengan dingin.

"Hehhh, aku benar benar diremehkan. Aku sudah bilang bukan, aku sangat tidak menyukai orang orang seperti kalian bukan. Seharusnya kalian mati saja. Aku benar benar kesal sekarang! Kenapa kau menyuruhku untuk menarik perkataan ku padahal aku tidak mengatakan nya dengan perasaan terpaksa. Menyebalkan sekali!" ucap Feli dengan raut wajah yang mulai tidak enak.

"Sebaiknya kau menghentikan sifat mu itu. Kau akan mati jika kau tidak segera memperbaiki sifatmu yang sudah keterlaluan itu!" ucap Michael.

"Cih, aku benar benar tidak menyukaimu. Bagaimana bisa kau diciptakan dengan sifat yang sombong dan perilaku yang sangat memperihatinkan. Benar benar menjengkelkan. Kuharap kau musnah saja!" hina Feli. Wajah Michael mengeras. Dan dlaam sekejap dia mencekik Feli dengan tenaga yang luar biasa kuat.

"Sudah ku katakan bukan. Jaga perkataanku nona, atau aku yang akan membuat MU tutup mulut dengan cara yang tidak baik!" bisik Michael tajam. Feli berusaha memberontak dari cekikan Michael, tapi tenaganya masih kalah. Di saat Feli akan mengeluarkan kekuatannya, tiba tiba datang seseorang yang menghentikan mereka berdua.

"Apa yang sedang kalian lakukan saat ini?!" semua yang ada di sana langsung diam. Pangeran Mahkota, Adiel telah datang dengan wajah yang keras dan matanya yang menyorot tajam ke arah Michael dan Feli.

Michael melepaskan Feli dari cengkraman tangannya dan menatap Adiel dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Kak Adiel.." bisik Michael.


************TBC

Yeayyy, akhirnya selesai juga chapter 28. Semoga kalian semua yang membaca ini senang dan bahagia selalu. Saya kirim salam kepada semua pembaca dan memohon maaf karena lama menerbitkannya. Sekian dari saya yah..





Pixie_Arlenia

Veryclon Academy (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang