Kedamaian, Penyerbuan, dan juga Kesedihan

8.5K 593 10
                                    

"Apa yang kau lakukan disini?!" tanya Arven.

"Haruskah saya menjawabnya Yang Mulia Putri Arvenna?!" orang itu bertanya balik. Dia adalah Seron.

"Mundur Yang Mulia, dia bisa menyakiti anda!" ucap Markus dengan nada mendesis. Tatapannya menatap Seron dengan waspada.

Semuanya langsunh bersiaga menyerang. Sementara Arven hanya melayangkan pandangan kosong.

"Yang Mulia, ikutlah bersama saya. Kehidupan yang diberikan oleh Raja Ravel akan lebih baik daripada kehidupan anda disini. Anda hanya akan merasa tersiksa bila berada disini!" tawar Seron kembali.

"Sebaiknya kau menutup mulutmu Seron!" ancam Adela.

"Mengapa aku harus menuruti kalian?!" tanya Seron menaikkan sebelah alisnya.

Adela menggeram marah. Sementara yang lainnya semakin mengetatkan kewaspadaannya.

"Berhati hatilah Seron, kali ini kami tidak akan membiarkan mu untuk pergi lagi!" peringati Christian.

"Memangnya siapa yang akan pergi?! Apakah kalian tau aku tidak akan pergi sebelum membawa Yang Mulia Putri arven pergi dari sini!" ucap Seron dengan santainya.

"Owh iya, kalian menyuruhku berhati hati padahal ada seseorang yang kalian tidak duga sedang menusuk kalian dari belakang!" tambahnya lagi.

Semuanya mengernyit bingung. Pikiran mereka sedang bertanya tanya siapa yang sedang dibicarakan oleh Seron kali ini.

Arven tetap pada pikirannya. Seolah jika dia meninggalkan pikirannya barang sejenak, dia bakalan mati dan tidak dapat hidup kembali.

"Siapa yang sedang kau bicarakan?!" tanya Nicholas.

"Kalian belum tau juga sampai sekarang?! Astaga, kalau kalian berpikir lambat begini, bagai mana bisa kalian menjadi pemimpin negara yang baik nantinya?!" ejek Seron.

"Apa maksudmu yang sebenarnya?!" bentak Savier, dia emosi karena Seron sedari tadi menggunakan bahasa yang rumit. Dan Savier paling benci dengan yang namanya misteri.

Seron terkekeh mengejek. "Dasar orang orang bodoh!" Dan Savier langsung menyerangnya. Emosi nya yang memang masih labil membuatnya menjadi orang yang tidak suka menunggu dan bermain dengan pikirannya.

Seron menangkisnya dan melapalkan mantra. Sementara yang lain ikut menyerang.

Arven tidak bergerak. Entah apa yang sedang ada di pikirannya. Tidak menyadari kalau ternyata Seron membawa masuk pasukan Raja Kegelapan.

Prajurit istana berusaha melawan. Tapi sia sia saja, karena pasukan Raja Kegelapan tiba tiba saja datang dan mereka belum membuat rencana.

Mata Arven berubah menjadi warna biru laut bercampur dengan hijau tosca.

"DIAM!!!!"bentaknya. Semuanya hening. Bahkan pasukan Raja Kegelapan tidak dapat bergerak. Kata kata Arven bagaikan perintah mutlak yang harus dituruti oleh mereka.

"Apakah segitu sulitnya bagi kalian untuk berdamai, mengapa kalian harus saling berperang dna menimbulkan banyak korban. Mengapa kalian begitu egois?!" isak Arven, semuanya semakin hening.

"Jika anda menurut akan ikut dengan kami, maka semua ini tidak akan terjadi. Kami tidak akan pernah lagi mengusik kerajaan kerajaan lain. Hanya itu saja!" ucap Seron.

"Apakah kalian tidak akan mengganggu kerajaan lain lagi?!" tanya Arven. Seron mengangguk.

"Baiklah aku akan ikut dengan kalian!" ucap Arven. Semuanya membelalak kaget.

"Yang Mulia, anda tidak bileh melakukan ini. Jika anda pergi, maka kursi tahta akan kosong." larang Markus.

Arven berjalan ke arah dan mendekatkan mulut nya ke arah telinga Markus.

Veryclon Academy (✓)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ