Rumit

7.5K 580 49
                                    

Arven melihat area medan perang yang ada di bawahnya. Hatinya benar benar sangat tidak menyukai hal seperti ini.

Dia bahkan belum pulih dari keterpurukannya setelah mendengar kabar menghilangnya Markus. Sahabat masa kecilnya.

Flash back.....

"Apa maksudmu, Zeyaf Cryclon? Tidak mungkin Markus sudah meninggal" ucap Arven dengan wajah tidak percaya.

"Sebenarnya tidak dapat dikatakan meninggal yang mulia, tapi tuan Markus Quivenly menghilang setahun dua tahun setelah kabar kematian Anda. Sampai sekarang belum ada yang menemukannya, sehingga tuan Markus di katakan sudah meninggal" jelas Zeyaf dengan nada sedikit khawatir.

"Bagaimana bisa? Mengapa kau baru memberitahu ku sekarang?" tanya Arven dengan dengan nada marah.

"Saya tidak ingin anda merasa cemas yang mulia" balas Zeyaf. Arvenna hanya bisa membisu dengan wajah pucat. Matanya berkaca kaca.

'Markus, mengapa kau pergi?" bisik Arven dalam hati.

Flash back off......

Itulah percakapan Arvenna dengan Zeyaf satu Minggu yang lalu. Tentu saja kabar yang dikatakan oleh Zeyaf itu membuat Arven terpukul, tapi Arven berusaha untuk tidak menampakkan kesedihan nya.

Arvenna mendarat turun dan berdiri di depan semua orang.

"Mengapa kalian memulai perang yang hanya akan membuahkan hasil yang sia sia. Sebaiknya kalian segera menghentikan perang bodoh yang tidak memiliki guna ini" ucap Arvenna dengan suara yang sedikit di tinggikan.

"Claufedia lah yang memulai segalanya. Mereka lah yang menimbulkan perang di seluruh kerajaan" ucap seseorang dari jarak yang cukup jauh dengan tempat Arvenna.

Orang itu bukan hanya satu orang melainkan ada 3 orang yang berjalan ke arah Arvenna dengan tubuh mereka yang ditutupi oleh jubah panjang.

"Aku tahu, tapi apakah kalian tidak bisa berbicara dengan baik baik. Kalian hanya akan membunuh orang yang tidak bersalah dengan perang bodoh seperti ini" balas Arvenna kesal.

Ketiga orang itu tiba tiba berhenti melangkah ke arah Arvenna. Entah apa yang sedang mereka pikirkan.

"Arvenna, kau kah itu?" ucap seseorang. Entah mengapa Arven merasa familiar dengan suara yang memanggilnya.

Arvenna mencoba mengingat ingat suara siapa yang di dengarnya tadi. Tapi, dia tetap tidak bisa mengingatnya.

"Siapa kau?" tanya Arvenna dengan nada curiga.

"Arvenna!!" salah seorang yang memakai jubah itu memeluk Arven dengan cepat. Arven terkejut dan hampir saja terjengkang jika dia tidak bisa menjaga keseimbangan nya.

"H-Hei, apa yang kau lakukan?" Adven berbicara dengan tergagap. 4 pangeran dari clan berbeda menatap orang berjubah itu dengan pandangan membunuh.

"Lepaskan Putri Arven" ucap Riko dengan nada marah.

"Tenanglah Riko. Siapa kau, mengapa kau melakukan hal tercela kepada Putri kami?" Nicholas berusaha menenangkan Riko, dan dia juga ikut bertanya kepada orang berjubah yang sedang memeluk Arven.

Walaupun sebenarnya Nicholas merasa jengkel karena orang berjubah itu telah mencuri start dari mereka, namun dia harus tetap terlihat terkendali.

"Jawab pertanyaan mereka. Siapa kau sebenarnya?" tanya Arven. Entah mengapa dia merasa familiar dengan orang yang memeluknya.

"Kau tidak mengenalku?" orang itu membuka jubahnya dan tampaklah sosok yang selama ini Arven cari. Ksatrianya dahulu, Markus Quivenly.

"M-Markus.." ucap Arven dengan nada bergetar. Orang dia cari, orang yang dia rindukan, orang yang sudah begitu lama ingin dipeluknya, sekarang berada tepat di depannya.

Tanpa ragu ragu, Arven memeluk Markus dengan erat. Orang yang sudah sangat lama dinantikannya. Air mata menggenang di pelupuk matanya.

Isakan tangis terdengar dari bibir Arven. Dia sangat bahagia, karena telah melihat Markus kembali. Bahagia, sangat bahagia. Itulah yang dirasakan oleh Arven.

"Mengapa kau pergi, Arven?" tanya Markus dengan nada sendu.

"Maafkan aku Markus. Aku tidak akan pergi lagi. Aku akan berada di samping, dan tidak akan pernah lagi pergi meninggalkan mu" balas Arven dengan nada lembut.

Christian tiba tiba terkejut. Dia merasa kan bahwa Markus yang ada di depannya bukanlah Markus yang selama ini mereka kenal. Christian merasa seperti ada yang salah dengan Markus.

"Yang Mulia, menjauhkan darinya!" ucap Christian dengan nada gelisah.

"Mengapa? Tidakkah kalian melihat, dia adalah Markus. Mengapa kau menyuruhku untuk menjauh dari Markus, aku sudah lama tidak bertemu dengan Markus" balas Arven dengan kesal. Dia tidak suka melihat Christian yang melarang larangnya untuk dekat dengan Markus.

"Yang Mulia, dia berbahaya. Dia bukanlah Markus yang selama ini Anda kenal. Jadi saya mohon tolong menjauh darinya" ucap Christian memaksa. Dia takut kalau firasatnya benar.

"Apa yang kau katakan. Markus sama sekali tidak berbahaya" bentak Arven dengan marah. Tapi tiba tiba sebuah tangan menembus perut Arven.

Pasukan kerajaan Claufedia terkejut. Arven lah yang paling merasakan sakit. Tubuh dan mentalnya tertekan.

"M-Markus, k-kenapa.... Uhukk" Arven berkata dengan terbata, lalu dia muntah darah.

Markus menarik kembali tangannya dari perut Arven. Dia tersenyum keji.

"Arvenna, seharusnya kau menuruti perkataan pangeran vampire tadi. Mengapa kau malah membentaknya padahal dia sedang berusaha menyelamatkanmu?" ucap Markus dengan nada jahat. Dia tersenyum licik.

Arven terjatuh, namun kesadarannya belum terenggut. Dia menangis. Dia sangat marah. Bukan pada orang lain melainkan pada dirinya sendiri.

"Markus..." bisik Arven.

"Hahh, kau memang gadis yang sangat bodoh Arvenna. Namun, aku tetap senang atas kebodohan mu karena kau menjadi sangat mudah ditipu. Markus, pemuda yang sangat kau sayangi itu, selama 10 tahun ini sangat frustasi karena kematianmu. Akhirnya dia menyerah dan menyerahkan dirinya pada iblis sekitar 6 tahun yang lalu. Dia sangat tersiksa. Dan 2 tahun yang lalu, dia telah mati dan yang membunuhnya adalah aku. Tubuhnya sekarang adalah milikku. Jadi sebaiknya lupa kan saja pemuda bodoh itu!" ucap Markus atau bisa dibilang iblis yang mengambil tubuh Markus.

"Yang Mulia, sialan Bernai sekali kau menyakiti Putri Arvenna" bentak Savier marah, diapun langsung menyerang Markus dengan tubuhnya yang masih menjadi serigala.

Markus hanya tertawa dan melayani pertarungannya dengan Savier. Arven masih menangis. Rasa sakit yang menjalar di perutnya, tidak sebanding dengan rasa sakit yang ada di hatinya.

"Yang Mulia, apakah Anda baik baik saja?" Riko, Nicholas, dan Christian menghampiri Arven yang terlihat tidak berdaya. Darah menggenang di sekitar tubuh Arven. Itu semua adalah darah Arven.

Christian menatap darah itu dengan tatapan lapar. Matanya berubah menjadi merah. Namun dia berusaha untuk terlihat normal.

"Kita harus segera membawa yang mulia kepada healer. Keadaanya sangat parah" ucap Riko dengan panik.

"Para healer berada di garis belakang. Membutuhkan waktu untuk sampai ke garis belakang" balas Nicholas dengan wajah khawatir.

"Putri Arven tidak bisa menunggu. Dia membutuhkan perawatan sekarang juga." balas Riko. Semua nya panik.

Sementara Arven telah memasuki alam bawah sadarnya. Namun, bukan alam mimpi lah yang dimasukinya. Namun alam bawah sadar, tempat Dimana Selena, sang Dewi Kegelapan dikurung.

**********TBC

Maaf untuk semua reader  Veryclon Academy, karena saya kembali Hiatus tanpa kabar yang jelas. Begini, bulan ini adalah bulan dimana uang saya sedang habis. Paket pun tidak bisa diisi. Jadi saya tidak bisa mempublish kan cerita yang susah saya selesaikan. Jadi mohon semaaf maafnya.

Saya janji akan melanjutkan lebih cepat lagi, mohon sabar untuk menunggu. Sekian dulu dari saya.

Pixie_Arlenia

Veryclon Academy (✓)Where stories live. Discover now