Perang Tahta

7.2K 560 25
                                    

Arvenna dan pasukannya berangkat ke istana kerajaan Claufedia yang cukup jauh dari tempat mereka berperang sebelumnya. masyarakat Claufedia yang melihat mereka langsung masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rumah mereka.

Arvenna hanya diam saja. Dia bahkan tidak menanggapi perkataan Riko, Arvin, dan yang lainnya. Dia hanya diam dan menatap dengan tatapan kosong. Dia hanya menunjukkan raut wajah dingin dan datar. Bahkan orang tidak tau apa yang sedang dipikirkan oleh Arvenna.

Sementara Adiel dan Michael yang tadinya ikut berperang kini telah pulang kembali ke istana untuk mengatakan kedatangan Arvenna. Mereka membawa setengah pasukan Claufedia yang masih mau ikut dengan mereka. Sementara sisanya tetap setia kepada Arvenna.

"Markus.." gumam Arvenna dengan tatapan kosong, lalu dia menghela nafas. Dirasa sudah cukup, Arvenna kembali ke alam sadarnya dan bertingkah seolah baik baik saja.

"Sebentar lagi kita akan sampai di istana Kerajaan Yang Mulia. Sebaiknya anda segera bersiap siap!" Ucap Riko pada Arvenna.

"Aku tau, Riko berjanjilah padaku kalau kau dan yang lainnya akan selalu menyelamatkan negri ini. Bagaimana pun caranya" Arvenna menatap Riko dengan pandangan yang tidak biasa.

Riko menundukkan kepalanya dan mengatakan ya sebagai jawaban atas permintaan yang diberikan oleh Arvenna.

Arvenna mengelus kepala Riko dengan penuh kasih, lalu kembali melanjutkan perjalanan dengan hati yang dipenuhi oleh emosi yang berkecamuk.

'Tidak akan kubiarkan kau menghancurkan tanah kelahiran ku lebih dari ini. Aku akan menghentikan mu, apapun caranya' ucap pikiran Arvenna dengan penuh tekad.

Akhirnya pasukan Arvenna tiba di depan gerbang istana. Gerbang istana tertutup, dan Arvenna yakin kalau di balik gerbang besi di depannya ada sangat banyak pasukan Kerajaan Claufedia yang telah menunggu mereka dengan senjata yang terapung di tangan.

Dengan tekad yang sudah bulat, Arvenna langsung mengeluarkan kekuatan sihirnya lalu menghancurkan gerbang istana. Lalu dia memasang sihir pelindung di seluruh pasukannya.

Benar saja, pasukan Kerajaan Claufedia telah menunggu mereka. Tombak, busur, dan pedang berada di tangan mereka. Sementara Arvenna menyuruh pasukannya agar menahan serangannya.

"Sebaiknya kalian segera menyerah, kalau kalian masih belum menyerah juga aku terpaksa mengeluarkan kekuatan ku untuk menghancurkan kalian." Perintah Arvenna dengan raut wajah dingin.

"Yang Mulia Raja menyuruh kami untuk menjaga gerbang ini, dia tidak ingin seseorang melewati gerbang ini. Jadi, seharusnya kalian lah yang pergi dari tempat ini" ucap salah seorang dari prajurit yang menjaga gerbang istana dengan nada lantang.

Arvenna menyeringai dingin pada para prajurit itu. Dia mengangkat tangannya, dan seketika langit mendung. Raut wajah Arvenna sama sekali tidak berubah, tetap dingin dan kosong. Matanya memancarkan kehampaan.

"Aku memang berjanji untuk melindungi Kerajaan Claufedia karena Kerajaan ini merupakan peninggalan dari kedua orang tua ku. Namun, kalian lah yang memaksa ku untuk melakukannya. Aku tidak akan segan segan lagi, aku bukan lagi Arvenna yang dulu kalian kenal, aku telah berubah dan bila aku mau aku bisa saja menghancurkan kerajaan ini kapan pun yang ku mau. Jadi bersiaplah" Arvenna memerintahkan para prajurit yang berada di pihaknya untuk maju menyerang.

Sementara Arvenna diam menyaksikan peperangan itu dengan tatapan datar. Riko dan yang lainnya menghampiri Arvenna.

"Apa yang harus kami lakukan yang mulia?" Tanya Nicholas pada Arvenna.

"Hancurkan mereka semua" perintah Arvenna dengan nada keji. Dia benar benar marah. Terutama pada dirinya sendiri yang tidak mampu menepati janji yang telah dia buat.

"Apakah ini akan baik baik saja bagi anda yang mulia?" Tanya Arvin merasa cemas. Pasalnya, Arvenna adalah gadis lemah lembut yang bahkan dulu tidak suka melihat seseorang terluka sedikit pun. Namun, sekarang dia malah menyuruh mereka untuk menghancurkan orang yang dengan kata lain membunuhnya.

"Tolong lakukan apa yang ku perintahkan Arvin, aku baik baik saja. Saat ini mereka semua tidak akan mau bekerja sama dengan kita, karena Raja sialan itu sudah mengendalikan mereka" balas Arvenna tanpa melihat Arvin.

Mendengar jawaban Arvenna, Riko, Christian, Nicholas, Savier dan Arvin langsung melaksanakan perintah yang diberikan oleh Arvenna.

Dilihat dari manapun, perang itu berat sebelah. Kubu Arvenna jauh lebih kuat dari pada kubu Kerajaan Claufedia. Perlahan lahan, jumlah para prajurit kerajaan Claufedia berkurang drastis dan akhirnya habis.

Halaman depan Istana Kerajaan Claufedia dipenuhi oleh mayat mayat yang jumlah sangat banyak. Dengan raut dingin, Arvenna melewati lapangan mayat itu tanpa merasa mual atau takut.

Pintu istana dibuka, suruh runagn istana tampak gelap dan suram. Seperti tidak ada yang tinggal di dalam istana itu. Arvenna berjalan di depan, di belakangnya ada 5 kstaria yang selalu melindungi nya bagaimana pun caranya.

Setelah cukup lama berjalan, akhirnya Arvenna dan yang lainnya sampai di ruang tahta. Di sana Raja Claufedia yang menggantikan Arvenna selama ini duduk dengan angkuh. Tidak hanya dia yang berada di sana, namun ada ke empat anaknya, dan juga 10 kstaria elit yang di latih oleh Raja itu sendiri.

"Akhirnya kau datang juga, Arvenna Felicia Claufedia. Tumben sekali kau memasang wajah yang tidak mengenakkan seperti itu" ucap Raja Claufedia, Zeov Srakin Diora.

"Melihat wajahmu sekarang membuatku mual, dan tolong hentikan tatapan bodoh itu, karena hal itu semakin membuat ku jijik padamu" hina Arvenna dengan nada tajam.

Zeov hanya menyeringai, lalu berdiri dari duduknya dan bertepuk tangan untuk Arvenna.

"Lihat lah, sekarang kau tumbuh menjadi gadis yang menjengkelkan dan menyebalkan. Padahal aku lebih suka dengan diri mu yang dulu, gadis gemulai yang lembut dan sopan. Baik dan juga ramah. Suka menolong dan membantu. Bukankah begitu?" Ucap Zeov dengan tawa yang menyebalkan.

Arvenna hanya tersenyum dingin. Dia merasa sangat kesal. Bahkan dia sudah berniat untuk memanggil pedang terkuatnya untuk memenggal kepala Zeov.

"Kuperingatkan kepadamu, aku sekarang bukan lagi seorang gadis seperti yang berada dalam pikiran mu itu. Aku bisa saja membunuh mu kalau aku mau. Jadi, jika kau tidak segera menutup mulutmu itu, akan ku pastikan lehermu akan melayang di depan mereka semua!" Balas Arvenna dengan wajah mengerikan. Matanya yang sudah berubah menjadi warna merah, membuatnya menjadi semakin mengerikan.

"Jangan sombong dulu gadis kecil, kau pikir sedang berada di wilayah siapa kau sekarang? Tempat ini adalah wilayah ku, seharusnya kau tidak mengucapkan hal yang membuatku jengkel padamu" ucap Zeov dengan nada datar. Arvenna hanya menatapnya dengan pandangan dingin.

"Zeov Srakin Diora, sekalipun tempat ini adalah wilayahnya, kau pikir siapa yang lebih dulu menduduki tempat ini? Sombong? Aku tidak sombong, hanya saja melihat orang seperti mu membuatku semakin muak dan ingin membunuhmu, jadi jangan kecewakan aku dengan lagakmu yang seperti sudah memenangkan perang ini. Bersiaplah" ucap Arvenna dengan seringai jahat.

*************TBC

Yahhh, balik lagi ke saya author Veryclon Academy (digebukin reader karena Hiatus gajelas). Baiklah kedatangan saya kali ini karena saya ingin mengatakan kalau saya akan jarang jarang update karena sebentar lagi mau UN. Suntik sana sini, les sana sini, jadi jangan salahkan saya karena saya sebenarnya tidak bersalah.

Sekian dulu pengumuman dari saya, semoga reader tidak marah kepada saya.




Pixie_Arlenia

Veryclon Academy (✓)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora