Kemunculan Raja Kegelapan

11.3K 762 3
                                    

     Arven berjalan dengan kaki yang dihentakkan ke lantai. Dia sangat marah saat ini karena perkataan Vinesya yang sudah keterlaluan. Entah apa yang sudah dilakukan oleh Arven sehingga dia sangat membenci Arven.

   "Yang Mulia apakah anda baik baik saja?!" tanya Markus tampak khawatir.

   "Yah, aku baik baik saja! Hanya sedikit kesal!" balas Arven dengan senyum kecil.

   "Benarkah?! Saya tidak yakin dengan perkataan anda!" balas Markus ragu.

   "Markus apakah kau meragukan perkataan Ratu-mu?! Orang yang selalu kau hormati dan kau layani?!" tanya Arven dengan tajam.

   "Maafkan saya Yang Mulia!" Markus langsung jatuh berlutut.

   "Markus, aku tau ini tidak baik. Tapi kepala ku sangat sakit, aku ingin ijin dan pulang." ucap Arven memijat kepalanya.

   "Bukan masalah yang mulia! Saya akan mengatakannya kepada Lord Zeyaf!" Markus bangkit dan menunduk hormat.

   Setelah Markus pergi ke ruangan Lord Zeyaf, Arven kembali berjalan sendiri di lorong gelap dari Veryclon Academy. Satu hal yang tidak di sadari oleh Arven kalau perlahan lingkungan sekitarnya mulai gelap, dan tidak ada satupun  yang tampak.

    Dan akhirnya Arven pun menyadarinya dan memperhatikan sekelilingnya dengan cermat. Setahuku, aku tadi berada di lorong. Kenapa sekarang jadi gelap. Begitulah yang dipikirkan oleh batin Arven.

    "Halo Yang Mulia Arvenna Felicia!" sapa seseoran balik kegelapan.

   "Siapakah gerangan kau?!" tanya Arven dengan nada takut.

   "Jangan takut, aku tidak akan pernah menyakiti calon istriku, pendampingku di kerajaan Dearknys!" balasnya dengan lembut.

   "Apa maksudmu dengan kata calon istri?! Jawablah aku. Siapakah kau sebenarnya?!" tanya Arven lagi kali ini dia berusaha untuk menekan rasa takutnya.

   "Aku?! Adku adalah Raja Kegelapan, raja yang ditakuti oleh banyak kerajaan kecuali kerajaanmu, mereka para prajuritmu adalah orang yang tangguh dan tidak takut akan kematian, dan itulah sebabnya aku jatuh cinta dengan ibumu, wanita yang tangguh dan berani tetapi sangat lembut dan baik hati. Tapi ayahmu mengambil semuanya, dia mengambil wanita yang kukasihi, aku memikul dendam besar di hatiku. Tetapi kelahiran mu mengobati segalanya. Kecantikan, Kebaikan, Ketulusan, Kelembutan, Kesetiaan, Kepintaran, dan juga Keindahan, semua nya memancar dari arah dirimu, dan aku langsung jatuh cinta kepadamu!" jelas suara yang ternyata merupakan Raja Kegelapan itu sendiri.

    "Apakah kau benar benar Raja Kegelapan?!" tanya Arven, keberaniannya menciut digantikan perasaan takut yang tiada tara.

   "Kau tidak perlu takut, aku tidak akan pernah menyakitimu! Tidak akan pernah, karena kau adalah permata ku yang tidak akan pernah lagi kutemukan!" balas Raja Kegelapan.

   "Tunjukkan wujudmu! Jika kau memang benar benar tidak akan menyakitiku!" perintah Arven.

   "Seperti permintaanmu Ratuku!" dan tampaklah seseorang berjalan mendekat ke arah Arven, dia memiliki paras yang tampan dan perawakan yang tinggi.

   "Halo dear, bagaimana kabarmu?!" tanya Raja Kegelapan.

   "R.. Ra.. Raja Kegelapan!" bisik Arven tidak percaya.

   "Jangan panggil aku seperti itu dear, karena aku tidak suka, aku ingin kau memanggil namaku! Namaku adalah Ravel Lukas Vimond. Panggil aku Ravel." bisik halus di telinga Arven.

   "Apa yang kau lakukan, jangan pernah macam macam denganku! Aku tidak akan pernah memaafkan mu kalau kau melakukan sesuatu yang merugikan bagiku!"

    Ravel hanya terkekeh mendengarnya, "Tenang saja, aku kan sudah katakan kalau aku tidak akan pernah menyakitimu!" balas nya.

   "Terima kasih kalau begitu. Kembalikan aku ke lorong academy, ?Markus pasti mencari cari sejak tadi!"

   "Jangan menyebut nama pria lain di depanku, aku tidak menyukainya!" sentak Ravel dengab aura berbahaya.

   "Kembalikan aku!" balas Arven tidak terima.

   Ravel semakin mengeluarkan aura iblisnya, karena Arvenna telah berani memberontak kepadanya.

   "Seharusnya kau tidak melakukannya Sayang, kau tau aku paling benci dengan pembangkang dan pemberontak! Dan sebaiknya kau menawarkan sesuatu padaku, agar aku memafkan kejadian tadi!" ucap Ravel dengan tatapan mata tajam.

   "Kau bahkan tidak memiliki hak untuk melakukan hal seperti itu padaku. Ini adalah diriku dan tubuhku, hanya aku yang berhak memerintahkan nya!" tantang Arvenna, walaupun sebenarnya dia cukup ketakutan mengingat begitu mengerikannya aura yang dikeluarkan oleh Ravel.

   Ravel malah semakin gelap mata, "Aku memiliki kehendak atasmu, karena aku seorang Raja diatas segala Raja, aku penguasa kegelapan yang tidak akan pernah ditentang oleh siapapun. Dan kau yang merupakan calon permaisuriku berani menentangku?!"

   "Bukan tanpa alasan aku menentangmu. Tapi ingatlah aku juga seorang Ratu, Ratu yang akan membawa masyarakat nya menuju cahaya terang kedamaian dan kesejahteraan. Karena itu adalah impian orang tuaku sejak dulu, sebelum kau membunuh mereka tanpa ampun!" balas Arvenna dengan tajam.

   "Cihhh, aku akan pergi sekarang. Sebaiknya kau menyiapkan dirimu di pertemuan ke dua kita. Karena jika saat itu tiba akan kuhancurkan kerajaan mu dan membawamu menuju kerajaanku!" ancam Ravel dengan kemurkaan.

   "Apa maksudmu?!" tanya Arvenna dengan marah.

   "Karena kau adalah ratuku, akan kuberi petunjuk dan waktu. 3 bulan, tepat pada fi bawah bulan purnama merah yang bercampur dengan silver, aku akan datang kembali!" setelah mengatakan itu Ravel pergi dari hadapan Arvenna dengan tubuhnya yang telah menegang.

   'Ayah, Ibu, mengapa Arven selalu merasakan sakit di mana pun Arven berada. Mengapa semuanya selalu senang kalau Arven menderita. Mengapa?!' lirih batin Arvenna dengan pilu.

   "Putri, anda baik baik saja?!" tiba tiba Markus datang dengan wajah khawatirnya kala melihat calon Ratunya terduduk dengan wajah lemas dan mata yang telah meneteskan air mata.

   "Aku baik baik saja, hanya saja kepala ku semakin pusing, dan aku benar brnar butuh istirahat sekarang!" pinta Arven dengan wajah memohon.

   "Dilaksanakan!" dan tiba tiba saja Markus membacakan sebuah mantar dan tiba tiba mereka berdua telah berada di ruang kamar Arven.

   "Silahkan putri! Saya akan berjaga di depan! Berteriaklah kalau ada sesuatu yang anda butuhkan!" ucap Markus dengan hormat, lalu keluar dari kamar Arvenna.

   Arvenna pun pergi ke arah lemarinya dan mengambil sebuah piyama, mengganti baju gaun nya lalu pergi ke ranjang besarnya.

   "Aku berharap esok hari akan terasa lebih baik dari hari ini dan hari sebelumnya!" doa Arvenna dalam hatinya. Semoga saja.

******************** TBC

Halo minna, gomen karena lama. Author sedang banyak kerjaan. Hahahaha, karena sekarang lagi weekend, author bakalan fokus buat nerbitin chapter selanjutnya hari ini juga dan entah berapa chapter nanti yang bakalan author langsung post.

Okey, jangan lupain tradisi wajib wattpad, yaitu vote and vomentnya harus ditinggalin. Kalau enggak author nangis nihh.

Okeyy, itu ajahh bacot yang author sampaiin hari ini.

Salam manis dari author cantik.

Sky_Cloudy

Veryclon Academy (✓)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu