Kematian Arvenna

8K 585 19
                                    

Chapter sebelumnya...

"Akan kubunuh mereka semua!"

*****

Arvenna terus menerus tertawa layaknya orang gila. Seolah bila dia berhenti tertawa dia akan mati. Semua menatap Arvenna dengan pandangan takut karena hawa yang di keluarkan Arvenna begitu mencekam.

"Yang Mulia!" Panggil Riko sedikit berteriak. Dia khawatir dengan Arvenna, apalagi permintaannya sebelumnya yang sangat tidak masuk akal bagi mereka.

Arvenna tidak menyahuti panggilan Riko, namun dia tetap tertawa sambil memegang kepalanya. Tiba tiba air mata menetes dari pelupuk matanya, dia tertawa namun mengeluarkan air mata.

Dia melihat Riko, awalnya matanya berwarna hitam, namun tiba tiba berubah menjadi merah.

"B..b..bunuh" ucap Arvenna dengan suara bergetar, lalu matanya berwarna hitam kembali, dan tertawa lagi lebih keras.

Riko menegang dengan apa yang diucapkan Arvenna, dia tidak tau harus berbuat apa. Arvenna adalah Putrinya, Calon Ratunya, dan dia memberikan perintah yang tidak masuk akal seperti membunuhnya.
Semua orang juga sudah tau kalau Riko dan tiga pangeran lainnya menyimpan perasaan istimewa pada gadis itu.

Tapi, dibandingkan perasaan tiga pangeran lainnya, perasaan Riko lah yang paling besar. Awalnya, Riko tidak terlalu perduli pada calon ratunya itu, tapi lama lama semakin dia melihat Arvenna maka semakin hangat perasaan yang dirasakannya, ya senyuman Arvenna lah yang telah menyelamatkannya dari rasa kesepiannya selama ini.

Hanya Arvenna lah yang selalu mengerti dirinya dan selalu perhatian kepada dirinya. Hanya Arvenna yang selalu mengetahui apa yang disembunyikannya dan mencurahkan kasih sayang yang begitu berarti baginya. Kasih tanpa batas yang tidak akan pernah didapatkannya dari siapapun.

"Bunuh.. Cepat!" Perintah Arvenna yang berusaha untuk mempertahankan sisi kewarasannya. Namun, akhirnya sisi gilanya telah mengalahkannya.

"Hahahaha, hei kalian. Ayo kita bermain, bagaimana kalau kita bermain bunuh membunuh. Bukan kah itu menakjubkan, disaat darah merah yang begitu kental keluar dari tubuhmu, dan terciprat kemana mana. Ayolah, kita bermain. Aku akan memulainya, bersiaplah" ucap Arvenna lalu mencabut pedangnya yang tertancap di tanah.

Dia tertawa, lalu dengan kecepatan tinggi mulai menyerang semua orang dengan brutal. Tanpa memperdulikan teriakan teriakan kesakitan yang diakibatkan oleh serangannya, Arvenna malah menyerang semakin brutal dan tertawa semakin keras.

Tidak memiliki pilihan lain, Riko dan yang lainnya langsung melindungi prajurit mereka dan menahan serangan Arvenna yang kuatnya tidak main main.

"Yang Mulia, tolong berhenti" ucap Nicholas dengan suara tercekat karena terdesak.

"Kenapa aku harus berhenti? Bukankah ini menyenangkan? Ayo bermain lebih lama lagi" ucap Arvenna dengan seringai menakutkan.

"Ini buruk. Sisi waras yang mulia Arvenna telah menghilang. Jika yang mulia Arvenna tidak segera dihentikan kita semua akan berada dalam bahaya." Ucap Nicholas dengan nada khawatir.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Christian frustasi. Dia benar benar merasa sangat bersalah karena telah membiarkan hal ini terjadi pada calon ratu mereka.

"Tidak ada cara lain selain membunuh Yang Mulia. Itu satu satu nya cara untuk menghentikannya" ucap Nicholas dengan kepala tertunduk.

"Itu tidak mungkin, pasti ada cara lain. Kita tidak mungkin membunuh Yang Mulia Arvenna." Bentak Savier yang dengan wajah marah. Namun, kesan lelah juga menempel di wajahnya, keringat sudah mengalir dari tubuhnya.

Veryclon Academy (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang