Latihan

9.9K 708 24
                                    

   Arven berjalan dengan anggun di koridor istana. Arvin dengan setia menemani tuan barunya itu dengan setia. Baginya, Arven adalah segalanya. Tidak boleh seorang pun yang macam macam padanya.

   Pernah sekali Arven bertanya kepada Hybrid itu kenapa dia mau ikut bersama Arven dan jawabannya membuat Arven bingung setengah mati.

   "Karena kau adalah orang yang memiliki nama yang hampir sam denganku. Arven dan Arvin terlihat cocok kan!" begitulah
-_-,

   "Ayo Arvin, teman temanku yang lain sudah menungguku di Academy!" ajak Arven. Mereka menaiki kereta kuda kerajaan. Sementara Markus sudah terlebih dahulu berada di Academy untuk menyambut para putri dan pangeran.

   Awalnya Arven melarang Markus untuk bergerak terlalu banyak, karena luka lukanya belum pulih betul. Tapi Markus tetap memaksa. Dan Arven hanya bisa mengiyakan saja.

   Sesampainya mereka di Academy, seperti biasa murid murid langsung menghormat kepada Arven. Arven menanggapi mereka dengan lambaian tangan dan juga senyum manis dan lembut.

   Arvin kebingungan, karena dia tidak tau mengapa para murid murid itu menghormat kepada Arven. Awalnya Arvin mengira kalau Arven merupakan salah satu putri pejabat makanya bisa masuk istana. Tapi kalau kehormatan yang di dapat begini dalamnya, maka Arvin akan berpikir dua kali untuk memastikan siapa orang yang ada di sampingnya ini.

   "Putri Arvenna!" panggil Deo.

   Arven semakin tersenyum manis.

   'Putri?!' pikir Arvin.

   "Halo Deo, bagaimana kabarmu?!" sapa Arven dengan ramah.

   "Sangat baik, masyarakat mu sangat lah ramah. Mereka juga baik. Dan yah, kerajaan mu sangat indah. Aku suka kerajaan ini!" pekik Deo dengan nada ceria. Arven terkekeh geli.

   "Yang Mulia!" hormat Markus. Di belakangnya para pangeran dan putri sedang bercengkrama.

   "Markus, panggilkan para pangeran dari 4 clan, dan juga panggil para ksatria terhebat kita. Dan panggil kan juga Seron!" perintah Arven dengan lembut.Markus menunduk hormat, lalu segera pergi melaksanakan perintah Arven.

   "Wahh, dia kah Hybrid itu. Mahluk yang dikatakan legenda dari kerajaan Claufedia?!" tanya Adela dengan penasaran. Dia juga menatap kagum kepada Arvin. Raut wajah Arvin langsung dingin. Tampak tidak suka.

   "Begitulah!" balas Arven.

   "Arvenna, aku tidak menyukai mereka. Sebaiknya kita pergi dari sini!" desis Arvin kesal.

   "Memangnya ada apa Arvin. Mereka teman temanku. Mereka adalah orang baik!" bujuk Arven.

   "Aura mereka langsung berubah setelah melihatku. Menjadi gelap dan licik. Mereka berniat untuk memanfaatkanku dan menculikku hanya untuk kepentingan mereka sendiri!" Arvin kembali mendesis.

   Arven menatap para pangeran dan putri dengan wajah menyelidik. Sementara yang di tatap hanya bisa menundukkan kepalanya.

   "Maafkan kami, awalnya kami memang berpikir begitu, tapi tidak lagi. Karena kau sepertinya sangat dekat dengan Putri Arvenna!" ucap Roela menunduk dalam.

   "Baiklah aku maafkan. Karena kalian mengatakannya dengan tulus!" angguk Arvin. Arven bernafas lega, setidaknya saat ini sudah lebih baik dari pada sebelumnya.

   "Baiklah. Kapan kita akan memulai latihan kita. Aku sudah sangat tidak sabar!" ucap Adela dengan nada antusias yang berlebihan.

   "Hmmm, sebentar lagi setelah Markus datang!" balas Arven dengan senyumannya. Tiba tiba, Markua telah datang bersama dengan orang orang yang disuruh Arven agar datang ke tempat nya.

   "Saya telah melakukan perintah anda Yang Mulia. Apakah masih ada yang kurang?!" tanya Markus dengan nada sopannya seperti biasa.

   "Yap, ini sudah cukup. Dan kau Markus, ikut menemaniku latihan. Awas saja kau hanya diri di tempat yang jauh dari ku dengan alasan tidak pantas berada di dekat kami!" ancam Arven. Entah kenapa, belakangan ini ia menjadi orang yang gemar mengancam orang.

   "Saya mengerti!" balas Markus. Arven tersenyum senang.

   "Putri, apakah yang harus kami lakukan?! Katakan lah sebuah perintah kepada kami!" ucap Nicholas. Dia tampak seperti biasa sangat sopan dan terdidik.

   "Hmmm, kita mulai sekarang saja. Lagi pula semakin cepat kita memulai, semakin baik. Bukankah begitu?!" ucap Arven. Semuanya langsung mengangguk setuju kepada Arven.

   Mereka semua pergi ke ruang ganti untui mengganti baju mereka, menjadi baju latihan. Arven tampak anggun di dalam balutan pakaian itu. Ia menjadi tampak seperti gadis yang sangat kuat dan hebat.

   "Putri, anda akan berlatih dengan siapa?!" tanya Savier.

   "Dengan Seron tentu nya!" balas Arven dengan santai. Membuat yang lainnya mendecak kan lidah nya kesal dan kecewa.

   "Seron, ayo. Dari yang kudapat dari informanku, kau adalah salah orang yang sangat hebat dalam ilmu sihir. Bahkan bisa dibilang kau masuk ke dalam jajaran orang orang kuat pengguna sihir!" ucap Arven dengan ramah.

   "Biasa saja Yang Mulia. Bagaimana kalau hal yang pertaman yang kita pelajari adalah pengetahuan dasar. Seperti memperluas tempat tenaga sihir. Semakin besar tempat tenaga sihir seseorang, maka semakin kuat pula ia!" ucap Seron. Arven mengangguk setuju. Mereka pun berlajar. Sementara yang lain sibuk belajar menggunakan senjata, untuk persiapan mereka.

   Tak berapa lama, Seron menyuruh Arven untuk bersemedi. Fokus untuk membangkitkan kekuatan yang ada di dalam tubuhnya. Unsur elemen apa yang ada di dalam tubuh Arven.

   Dengan patuh, Arven melakukannya. Dia bersemedi dengan konsentrasi penuh dan mulai membayangkan bagaimana sihir nya.

   Tiba tiba, sebuah es muncul di tangan Arven, lalu merubah menjadi air, dan berubah lagi menjadi udara, lama lama tampak sebuah api biru, dan terakhir, tanah. Seron terkejut.

   "Bagaimana bisa Yang Mulia, memiliki 5 unsur elemen dalam diri anda?! Bahkan selama ini, manusia yang memiliki lebih dari 2 unsur adalah ayah anda sendiri. Tapi, anda sudah memiliki 5 di usia yang sangat muda. Anda benar benar berbakat!" puji Seron dengan sangat bangga. Awalnya, Arven terlihat bingung dan terkejut. Hingga akhirnya, dia mulai mencerna dan mengerti.

   "Ayo, kita akan melatih untuk mengeluarkan kekuatan anda. Jika anda bisa memakai seluruh elemen, maka anda bisa menciptakan elemen baru yang lebih kuat!" bisik Seron. Arven mengangguk.

   Dia pun konsentrasi kembali dan mulai mengeluarkan kekuatan sihirnya. Perlahan lahan, awalnya Arven membakar sebuah semak belukar. Lalu mulai menerbangkan Adela, dan terakhir suka membuat perisai dari tanah.

   Semuanya melongo melihat kekuatan Arven yang begitu besar.

   "Bagaimana bisa anda?!" tanya Riko heran.

   "Entahlah, itu semua keluar dengan sendirinya. Aku hanya mengikuti insting dan firasatku saja." jawan Arven dengan jujur. Semuanya tampak tidak percaya dengan perkataan Arven.

   "Ayo kita berlatih lagi. Jangan mau kalah dengan Putri Arven!" semangat Roela.

   Yang lainnya mengangguk semangat.

   Setidaknya, mereka masih mau berjuang meskipun tau, kalau kemungkinan mereka menang sangat sedikit.

**************** TBC

Halo, balik lagi dengan saya sendiri, author terkece. Wkwkwkwkwk, first, saya mau minta maaf dulu sama para reader karena ga update update dengan jangka waktu yang sangat lama.

Haduhhh, sekarang lagi ujian, tapi karena saya baik, saya mau menyempatkan waktu hanya untuk up chapter 13 nya. Baik, tentu saja.

Sekian dulu yahhh, nanti kita berbacot ria lebih banyak lagi, salam bagi semua reader nya author.






Sky_Cloudy

  

  

Veryclon Academy (✓)Where stories live. Discover now