Kenapa? Kumohon

8.8K 632 23
                                    

   "Seron, kenapa kau melakukan hal ini?!" tanya Adela dengan wajah kecewa. Seron adalah gadis yang baik dan manis. Dia juga pandai dan seorang yang suka menolong. Tapi di depan mereka, sekarang yang dilihat adalah Seron yang dingin dan pembunuh. Seoranh dengan aura yang misterius.

   "Memang nya apa urusan kalian?! Tidak usah sok seperti itu di depanku. Aku tau kalian hanya akan memanfaatkan ku saja. Kalian selalu menyiksa ku. Aku benar benar sangat benci dengan kalian dan kerajaan ini. Menjijikkan!" ucap Seron dengan nada dingin.

   "Se.. Se.. Seron, kumohon berhenti melakukan drama seperti itu. Ini tidak lucu dan menyenangkan. Kau pasti sedang melakukan drama kan. Kumohon jawab aku. Kumohon jangan berbohong seperti ini!" pinta Arven. Air mata kembali mengalir. Wajahnya tampak sangat terpukul. Matanya melayangkan tatapan kosong.

   "Kau tau Arven, aku sangat senang saat kau mau menjadi temanku. Membelaku dari Vinesya dan selalu tersenyum hangat padaku. Aku merasa memiliki topangan hidup lagi. Tapi melihat mereka yang selalu dekat dengan mu, aku sangat tidak menyukainya. Aku tidak suka kalau kau dekat dekat dengan penjilat seperti mereka. Itulah sebabnya aku bergabung dengan mereka." jelas Seron dengan ekspresi yang tidak dapat diartikan.

   "Alasan macam apa itu? Jangan sekali sekali kau berpikir untuk membawa yang mulia pergi dari sini. Kami tidak akan membiarkanmu melakukan hal itu." bentak Savier. Dia baru saja datang bersama dengan yang lainnya.

   "Pangeran, apakah anda pernah merasakan seperti apa keadaan orang seperti kami. Tidak pernah kan, kami selalu tersiksa, tidak ada yang peduli, tidak ada yang mau mengerti, tapi Putri Arven. Dia berbeda. Meskipun dia tidak mengerti, dia selalu berusaha agar bisa mengerti, dia juga pernah mengalami apa yang kami alami, kalian semua tidak pernah tau apa apa!" balas Seron. Raut wajahnya mengeras. Dia tampak sangat marah.

   "Kami memang tidak akan mengerti--!"

   "Yah, dan tidak akan pernah. Pernah kan kalian mencoba mengasihani kami. Pernahkah kalian menghentikan Vinesya menyiksa kami. Kalian hanya bisa terdiam dan menikmati. Sementara kami harus selalu menderita, sengsara. Dan tidak ada yang pernah peduli. Itu lah sebab nya aku membenci kalian. Kalian semua menjijikkan!" potong Seron. Matanya tampak berkaca kaca.

   Semua nya terdiam, dan menyadari letak kesalahan mereka.

   "Pergi lah dari kerajaan ku. Jangan pernah menampakkan wajah kalian lagi. Terutama kau. Hanya hari ini, aku memberikan kalian pengampunan. Tapi tidak dengan lain kali." perintah Arven dengan nada mutlak. Tidak boleh ada yang melanggar perintahnya.

   "Kami tidak akan pergi sebelum anda ikut dengan kami!" ucap salah satu teman Seron.

   "Pergi sekarang juga!" usir Arven. Nada suaranya semakin merendah. Dan penuh dengan ancaman.

   "Kami tidak akan pergi. Jika anda bersedia ikut dengan kami, maka kami tidak akan menghancurkan kerajaan anda!" teman Seron yang ada di kanan berucap. Seolah jika dia pergi tanoa Arven, maka dia akan berada di dalam bahaya.

   "Berapa kali kah aku harus mengatakannya. Aku sudah muak melihat kalian. Aku benci melihat kalian. Katakan pada Rajamu, sekali lagi dia menganggu kerajaan ku, kupastikan aku sendiri yang akan memenggal kepalanya. Dan akan kupenggal juga kepala kalian semua!" bisik Arven penuh dengan ancaman.

   Arven berjalan pergi dari sana. Ketiga gadis itu menatap takut kepada Arven. Baru kali ini mereka melihat Arven marah dengan nada dingin begitu. Dulu, Arven marah dengan teriakan disertai dengan kutukan yang keluar dari mulutnya. Sekarang mereka hanya lah mendengarkan ancaman yang penuh dengan nada peringatan.

   "Owh ya Seron, lihat saja nanti. Pembalasanku. Pembalasan ku atas kematian Vinesya, kau tau aku sempat berpikir, jika kau memang ingin melindungiku, mengapa kai harus menodongkan pedang mu padaku? Berarti sudah jelas bukan, apa yang keluar dari mulut busuk mu itu hanyalah omong kosong." ucap Arven dengan nada dingin. Tapi jika kau mendengar nya dengan seksama, ada nada sendu yang terselip di dalamnya.

   "P.. Pu... Put.... Putri!" bisik Seron dengan nada parau. Dia menggigit keras bibir bawahnya. Guna menahan air mata yang melesak keluar dari tempatnya.

   Arven melenggang pergi. Sementara para prajuritnya tetap berada di dalam posisinya. Jaga jaga kalau pasukan raja kegelapan menyerang secara tiba tiba. Tapi dengan ajaibnya, mereka mundur. Seron pergi, bersama dengan kedua temannya dan juga pasukannya.

   Arven sampai di istana. Dia langsung masuk ke dalam kamarnya. Dan menangis dengan keras. Ingin rasanya melupakan semua ini. Ingin sekali dia melakukannya.

   Arven benar benar sangat bodoh. Dia berpikir kalau Raja Kegelapan benar benar akan menepati ucapannya, dia akan memberikan waktu 2 bulan baginya untuk mempersiapkan diri. Dia benar benar merasa sangat bodoh dan juga merasa sangat bersalah. Yah, kematian Vinesya yang disebab kan oleh dirinya  sendiri.

   Apa yang akan di kataknnya kepada keluarga Vinesya nantinya. Apa yang akan dia jelaskan kepada clan Diora.

   "Apa yang akan kulakukan?! Hiks.. Hiks.. Vinesya, Seron. Kalian berdua tega sekali melakukan ini. Aku membenci kalian!" isak Arven. Perasaannya sakit karena ditinggalkan. Dia merasa kalau dirinya benar benar sangat tidak berguna.

   "Raja Kegelapan, Ravel. Aku akan membuat mu membayar semua ini. Lihat saja nanti, apa yang akan ku lakukan. Kau akan menyesal, dan perkataan itu akan terucap dari mulutmu sendiri. Aku akan menjamin hal itu!" bisik Arven penuh ancaman dengan suara parau.

   Seharian itu Arven hanya menghabiskan harinya dnegan tangisan dan isakan.

****

   Mata Arven menatap kosong ke arah mayat yang dibakad di depannya. Itu adalah mayat Vinesya, setelah dibenahi dan di dandani, Vinesya di giring ke atas kayu kayu yang telah di sususn awalnya. Ayah Vesya lah yang menaburi minyak nya dan ibu nya yang membakar nya.

   "Selamat Tinggal!" bisik Arven. Dia tampak sangat muram. Matanya masih bengkak.

   "Putri, terima kasih karena telah datang!" ucap Ayah Vinesya, Kao Acel Diora. Wajah nya tampak beberapa kerutan.

   "Bukan Masalah. Ini juga adalah salahku. Karena ku lah kau kehilangan putrimu!" ucap Arven semakin muram.

   "Putri, saya bukan bermaksud memanfaatkan kematian putri saya, tapi ada satu hal yang ingin saya sampaikan. Mau kah anda menikah dengan putra saya? Saya akan menunggu jawaban anda!" ucap Kao. Arven membisu.

   'Apa lagi ini?!' jerit Arven dalam hati.

***********TBC

Muantepp tohh, saya update 2 chapter dalam satu hari. Wkwkwkwkkw. Mumpung ujian sudah selesai dan saya akan menghabiskan malam saya dengan melanjutkan cerita cerita saya yang ada di wattpad. Kasihan ,ditelanyarin mulu.

   Dont forget to vote and voment. Kalo reader enggak mmeninggalin vote dan vomentnya, saya bakalan lama lama in up chapter selanjutnya.

    Sudah dulu yahh, kapan kapan kita ketemu lagi, bye bye




Sky_Cloudy

  

Veryclon Academy (✓)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن