Kelas Istimewa

11.3K 803 3
                                    

   Author Pov

   Arven menatap kelas barunya dengan terkagum kagum. Mengapa? Tentu saja karena kelas barunya tampak sangat megah dan mewah. Dengan lampu besar yang bergantung di langit langit kelas, keramiknya yang terbuat dari batu giok dengan kualitas terbaik, langit langit kelas yang diberi sihir agar dapat mengganti suasana kelas. Hebat sekali mereka ini! Begitulah yang berada di dalam pikiran Arven.

  
   "Yang Mulia silahkan perkenalkan diri anda!" ucap si guru dengan sangat ramah.

   "Namaku adalah Arvenna Felicia. Kalian boleh memanggilku dengan nama Arvenna atau Arven juga boleh. Kalian tidak sungkan untuk memanggil namaku, karena aku sanagt tidak nyaman di panggil yang mulia!" Arven tersenyum dengan sangat manisnya melihat reaksi tema teman barunya yang terlihat terkejut.

   "Namaku adalah Markus Quivenly. Aku merupakan kstaria dari Yang Mulia Putri Arven, jika kaian berani menyakitinya sedikit saja, kupastikan kepala kalian tidak akan berada di tempatnya dalam waktu 2 jam!" ancam Markus dengan nada tegas dan tidak boleh dibantah.

   "Baiklah tidak ada lagi yang mau dikatakan?!" tanya si guru tetap dengan nada dan ekspresi ramah dan tenang.

   Semuanya diam, tidak ada yang berani bertanya kepada sang putri, hingga akhirnya seorang gadis angkat tangan dengan percaya diri.

   "Yahh, apa yang ingin kau tanyakan pada putri, Vinesya?!" tanya si guru dengan tenang. Tetapi ada sedikit kewaspadaan yang dikeluarkan mengingat muridnya yang satu ini sedikit keterlaluan dalam berkata.

   "Putri mengapa anda baru datang sekarang?! Mengapa anda tidak datang di saat perang masih berlangsung bukankah itu sama saja kalau anda memiliki sifat yang pengecut?! Atau anda memang takut mati dan membiarkan banyak orang mengorbankan nyawanya hanya untuk anda dan kerajaan ini?!" tanya Vinesya dengan tenang walaupun kalau mendengarkan dengan seksama terdapat nada sinis yang di selipkan.

   "I..i.. Hal itu..?!" Arven tampak bingung mau mengatakan apa.

   "Nona Vinesya, walaupun anda dulunya adalah calon pewaris tahta, tetapi bukan berarti anda berhak mengatakan hal seperti itu pada yang mulia!" balas Markus dengan tatapan matanya yang menajam.

   "Cihhh, kau terlalu memanjakan nya rakyat jelata, kau hanya beruntung karena dipercaya oleh Raja untuk menjaga Istana!" akhirnya Vinesya berkata dengan nada sarkas dan sinis.

   "Apa maksud anda berkata seperti itu?! Anda adalah bangsawan tetapi anda tidak menjaga sopan santun!" Markus tetap menggunakan aksen hormatnya.

   "Untuk apa aku menjaga sopan santun di depan pengecut sepertinya, aku, Reila, dan Tera berusaha dengan bertaruh nyawa kami hanya untuk menyelamatkan negeri ini dari prajurit Raja Kegelapan yang tidak main main kekuatannya. Dan dia dalam sekejap bisa menjadi seorang penguasa tanpa perjuangan. Seharusnya kau memarahi dia, bukan aku!" balas Vinesya tidak terima.

   "Ck, saya tidak setuju dengan perkataan anda. Wajar kalau putri Arven menjadi penguasa karena darah dari Raja dan Ratu terdahulu mengalir di tubuhnya dan apakah anda masalah dengan hal itu?!" Markus akhirnya mengeluarkan semua kekesalannya dengan nada sinis dan tajam.

   "Jaga ucapanmu! Kau hanya rakyat jelata disini, kau bahkan tidak pernah di kenal oleh orang. Dan kau bangga dengan hal itu?!" Vinesya menyeringai remeh.

   "Anda yang sebaiknya menjaga ucapan karena telah menghina seorang Ratu!" balas Markus.

   "KAU...!" Vinesya mengarahkan tangannya ke arah Markus dan sebuah api besar langsung terlempar ke arah Markus dengan cepat.

   Markus bersiaga untuk menghalau sihir itu, tetapi sebuah pedang menebasnya hingga api itu langsung lenyap. Semua kaget setelah mengetahui api terkuat milik seorang salah satu petarung terkuat di kerajaan Claufedia dilumpuhkan dengan sekali tebasan.

   "Vinesya Aprile Diora, bukankah seharusnya anda menjaga kesopanan sebagai salah satu pewaris clan bangsawan murni di kerajaan ini. Dan minta maaflah kepada ksatria ku karena kau hampir saja membunuhnya!" dengan suara yang halus, Arven tampak mengeluarkan aura ketegasan dan ketidak sukaannya.

   Semuanya terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Arven. Dia baru tiba disini dan sudah tahu nama lengkap dari bangsawan yang sangat disegani.

   "Hehhh, kau pikir aku akan takut padamu?! Aku bahkan bisa saja membunuhmu jika aku mau!" ancam Vinesya.

   "Bunuh?! Aku kini meragukan mu?! Apakah kau memang putri kandung dari keluarga Diora?! Atau kau hanya anak angkat disana!" dengan mata tajam Arven menatap Vinesya.

   Vinesya tampak terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Arven.

   "Apa maksudmu?! Apa kau baru saja menantangku?!" ucap Vinesya emosi.

   "Aku tidak perduli kau menganggap perkataan ku barusan menjadi apa! Tapi satu hal yang kukatakan kepadamu. Dulu saat aku masih berada disini, putri keluarga Diora adalah putri yang paling baik dan lembut! Dia membantu orang dengan senyuman di wajahnya dan sangat menghormati keluarga kerajaan. Dan dia bukanlah kau!"

   Semuanya tercengang dengan apa baru saja di katakan oleh Arven. Vinesya langsung berkeringat dingin. Tentu saja karena Arven baru saja memberi petunjuk tentang misteri dari masa lalunya yang kelam.

   "Aku ingin duduk, dimana kursiku?!" tanya Arven dengan wajah lembut nya. Tatapannya telah melunak digantikan dengan tatapan lembut dan penuh dengan kasih sayang

   "Anda bisa duduk di kursi paling belakang Yang Mulia. Silahkan." sang guru kembali bersikap profesional walaupun tadi ia sempat terkejut dengan yang dikatakan oleh Arven.

   Arven berjalan dengan langkah anggun tidak seperti sebelumnya yang terkesan canggung dan ragu ragu. Markus dengan setia tetap berjalan di belakangnya, mengawasi langkah sang ratu agar tidak terjatuh.

   Setelah mereka berdua duduk, sang guru kembali mengajar tentang bagaimana cara menggunakan tenaga sihir yang baik dan aman.

                                            #############
#############  (waktu istirahat)

Murid murid di kelas istimewa membenahi bukunya dan memasukkan ke dalam tas. Setelah selesai mereka berhamburan keluar dari kelasnya.

   "Yang Mulia apakah anda lapar?! Kalau ya mari ke kantin!" ajak Markus debgan sopan.

   "Baiklah" dengan langkah ringan Arven kelaur dari kelasnya dan berjalan memasuki kantin. Murid murid menyempatkan untuk menunduk kepada Arven saat ia telah memasuki kantin.

   Tangan Arven hanya melambai anggun agar orang yang menundukkan kepalanya kembali mengangkat kepalanya. Markus menyiapakan meja untuk Arven yang berada di tengah tengah kantin. Markus juga mohon ijin kepada Arven untuk membeli makanan.

   Saat sedang menunggu Markus, para siswi di kantin berteriak histeris. Ada apa? Pikir Arven bingung.

   Dan dalam sekejap 4 sosok memasuki kantin dengan gaya keren dan wajah tampan luar biasa.

    'Siapa mereka?!' batin Arven bingung.

###########################

4 Mei 2017

Halo semuanya. Apa kabar. Author kembali datang membawa chapter baru. Bagaimana seru ga?! Silahkan tinggalkan vote dan komentnya yah.

Bye bye, salam manis dari author,

Sky_Cloudy :) :)

  

Veryclon Academy (✓)Where stories live. Discover now