Hybrid

10.4K 785 17
                                    

   ARVENNA FELICIA

   Kupijakkan kaki jenjangku, menuruni tangga menuju ruang bawah tanah istana. Aku tentu masih kepikiran perkataan Pangeran Deo yang kemarin. Tentang Hybrid. Karena penasaran setelah para pangeran dan putri pergi aku langsung menuju perpustakaan untuk membaca tentang Hybrid.

   Dan seperti perkataan Pangeran Deo, mereka memang sangat kuat. Hybrid digambarkan sebagai manusia setengah burung dan dapat mengendalikan kekuatan alam. Dan akan membantu orang yang menurut mereka pantas dibantu.

   Hybrid hanya akan melayani satu orang dalam hidupnya. Dan orang yang di layaninya adalah orang yang sangat hebat dan memiliki hati yang tulus dan murni.

   Kuingat perkataan tetua tempo hari tentang keberadaan dimana Hybrid itu berada.

   Dan inilah hasilnya, Hybrid itu di kurung di penjara bawah tanah agar tidak kabur dan melakukan hal hal yang merugikan karena dendam.

   Lantera yang ada di tanganku cukup membantu penglihatanku. Walaupun tidak sebaik penerangan di jaman ku yang dulu.

   Entah kenapa aku mau menerima takdirku begitu cepat. Padahal seharusnya sekarang aku menjerit histeris ingin pulang kembali dan melupakan semua hal ini.

   Walaupun tidak bisa dipungkiri kalau kehidupan ku disini jauh lebih baik dibandingkan dengan kehidupanku yang lalu. Disini aku mendapatkan apa yang aku mau. Tapi entah kenapa, aku merasa kalau suatu hari nanti kalau aku akan kembali lagi ke jamanku. Dan firasatku selalu benar.

   Terlalu lama melamun ternyata tidak terlalu baik. Hal itu membuatku menjadi tidak fokus dan tidak menyadari dimana aku berada  sekarang.

   Aku sudah sampai di lantai dasar. Kususuri tempat itu dengan hati hati. Suasana yang mencekam tidak membuatku menjadi takut. Hingga akhirnya aku menemukan sebuah sel penjara dengan seorang di dalamnya dan menelungkupkan wajahnya diantara kedua lututnya.

   Di punggungnya terdapat sepasang sayap warna warni yang sangat indah, hanya saja tertutupi debu penganggu.

   "hey!" panggilku dengan nada yang cukup keras membuat nya mendongakkan wajahnya ke arahku. Dan baru kusadari kalau dia sangat tampan dan sempurna.

   "Siapa kau? Apakah kau mau menyiksaku?!" tanyanya dengan nada sinis.

   "Tentu saja tidak. Mengapa aku harus menyiksamu?!" tanyaku balik.

   "Entahlah itu tidak penting sama sekali. Jadi mengapa kau tampak sedih begitu?!" tanyaku hati hati. Tidak ingin memicu pertengkaran dengannya.

   "Bukan urusan mu! Lagi pula untuk apa manusia egois seperti mu datang ke tempat Hybrid seperti ku yang kalian anggap seperti binatang?!" balasnya seraya membuang wajahnya.

   Aku terkekeh mendengarnya. Mengapa dia begitu sekali yah. Yang pasti akan ku tahlukkan Hybrid ini, karena aku sudah berjanji.

   "Mengapa kau tertawa dasar bodoh. Memangnya apa yang lucu?!" bentaknya kesal padaku. Aku pun tersenyum lembut dan membuka pintu selnya.

   "Ayo keluar!" ajakku. Mata indahnya langsung membulat mendengar ajakanku.

   "Ck, trik apa lagi yang akan kalian gunakan. Sudah kukatakan bukan kalau aku tidak akan pernah membantu kalian semua! Aku tidak peduli kalau kalian akan membunuhku disini!" balasnya sinis.

   "Aku tidak melakukan trik apapun. Aku tau kau cukup menderita disini. Lagi pula jika kau tidak mau membantu ku, kau bisa pergi dari sini!" balasku dengan lembut. Yah, walaupun dengan berat hati sih. Tapi dia kan mahluk hidup juga. Dan aku akan membatalkan janjiku sepertinya. Padahal ini langkah awal, dan sudah gagal.

Veryclon Academy (✓)Where stories live. Discover now