Bab III

47.5K 3.3K 16
                                    







"Huaahhh.. Keren banget pemandangannya. Renn, nanti kalo gue ketemu Grandma dan Grandpa , gue harus gimana ?" tanya Flow gelisah pada sahabatnya

"Tenang aja, Flow.. Gue yakin kok, pasti kakek ama nenek lo nerima lo." Yakin Irenne

"Hmm, masih jauh ngga ?"

"Udah dekat kok nih ! Tuh rumahnya !! Gilaaaaaaa.. Besar banget !!! Lo tajir banget disini !!" Ucap Irenne terpesona pada rumah dihadapannya

"Ini sih bukan rumah, Ren !!! Ini Istana !" Jawab Flow yang turut terkagum-kagum

"Ini sih bukan rumah, Ren !!! Ini Istana !" Jawab Flow yang turut terkagum-kagum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Silahkan, nona." Ucap supir Kevin, mengejutkan dua gadis itu dari dunia mereka sendiri

"Ahh iya, terima kasih pak. Salam dan terima kasih untuk Kevin ya." Ucap Flow ramah tanpa lupa senyum manisnya

"Tentu nona.. Hati-hati.."

"Semoga anda bahagia dengan pasangan anda kelak.. Duniamu akan berubah mulai saat ini, nona. Berbahagialah.." Ucap supir tua itu dalam hati sembari tersenyum dan menlanjutkan perjalanannya

"Ayoo masuk." Ajak Irenne semangat

"Gue takut, bagaimana kalau.."

"Sudahlah, lo penakut banget."

"Baiklah-baiklah." Putus Flow dan langsung mengetuk pintu besar dihadapannya

Tok tok tok..

"Iya ? Ada yang bisa saya bantu ? Ah, anda Nona Flower. Silahkan masuk" Ucap salah satu maid yang membukakan pintu masuk dan langsung mengantarkan Flower dan juga Irenne memasuki rumah besar itu

"Eh. Mereka bisa bahasa Indonesia ternyata, syukurlah.. Tapi tunggu, kenapa dia tahu aku ?" Pikir Flow bingung dalam hati

"Maaf, kenapa anda bisa tahu saya adalah Flow ?" Tanya Flow curiga

"Tentu saja, tuan Kevin sudah memberi kabar bahwa nona akan kemari dan menetap disini. Mari nona, tuan besar sudah menunggu anda." Jelas maid itu yang dijawab anggukan kepala dari Flow








*********







Nampak seorang pria tengah berbincang dengan sepasang suami istri yang sangat romantis walaupun usia mereka tidak muda lagi. Percakapan mereka terhenti karena seorang maid dan juga dua gadis berbeda penampilan muncul dihadapan mereka. Terlebih lagi pria itu terus memperhatikan salah satu gadis dengan tatapan yang sangat intens. Kedua pasangan suami istri itu segera tersadar dari keterkejutan mereka dan langsung memeluk gadis mungil dengan tangisan haru.

"Oh Tuhan.. Kau kembali, sayang.. Kemana saja kau selama ini ? Grandma mencarimu selama ini."

"Aku.. Aku tinggal bersama Dad.." Jawab gadis itu lirih

"Laki-laki itu. Harusnya Grandpa langsung menjemputmu saat itu.. Maafkan, kakekmu ini sayang.."

"Tidak apa-apa, Grandpa.. Aku hidup bersama Daddy dan juga Irenne. Kenalkan temanku, Irenne. Ia satu sekolah denganku.. Ayahnya yang membiayaiku kemari, Grandpa." Terang Flow pada kakek dan neneknya ini

"Hallo.. Nice to meet you Sir and Miss." Sapa Irenne sopan

"Nice too meet you too" Jawab mereka dengan senyum hangat





**********




Flower POV

Bahagia ? Tentu saja. Aku akhirnya bertemu dengan Grandpa dan juga Grandma yang sangat aku rindukan. Aku sebelumnya berpikir bahwa mereka tak akan menerimaku begitu saja. Apalagi putri mereka telah meninggal, dan suami dari putri mereka telah memiliki pengganti. Aku khawatir bahwa mereka tak akan tersenyum lembut saat menyambutku. Dugaan hanya dugaan, mereka sangat bahagia bertemu denganku. Bahkan mereka memutuskan untuk memindahkan kuliahku disini. Membayangkannya saja tidak, ini adalah hadiah terindah untukku. Aku sangat berterima kasih pada Irenne, terutama Kevin. Ahhh.. Pria itu, pria tampan yang saat tersenyum memiliki lesung pipi dibagian pipi kirinya. Ia adalah pria pertama yang berani dekat denganku. Banyak teman-temanku mengatakan bahwa Kevin menyukaiku. Namun bagiku itu hanya bualan belaka. Aku sangat bahagia memiliki mereka berdua, dan sekarang aku akan merasa duniaku berubah karena memiliki keluarga yang akan menyayangiku seperti Mom.

"Ayo sayang, perkenalkan cucu teman Grandpa. Kemarilah. Ah, Irenne jika kau lelah kau bisa beristirahat terlebih dahulu. Atau kau ingin makan siang dulu, sayang ?" Tanya Grandpa ramah sambil membawaku menuju pria tampan dihadapanku

"Tampan ? Ahhh. Aku mulai gila lagi. Mungkin ini efek jet-lag. Ck."

"Flow ? Hei. Sayang ?"

"Eh iya, Grandma ?" Tanyaku karena ternyata aku tadi melamun memikirkan pria dihadapanku ini

"Kau tidak apa-apa, sayang ?" Tanya Grandma dan Grandpa khawatir

"Tidak, aku hanya memikirkan teman-temanku di Indonesia.." Elakku karena gugup pada tatapan intens pria ini

"Baiklah.. Tak perlu kau pikirkan, sayang. Kau akan menemukan teman baru disini. Ah. Iya, perkenalkan. Dia Lucas Brien Gold." Jelas Grandpa

"Lucas Brien Gold, senang bertemu denganmu.." Ucap pria itu dengan suara serak dan berat, namun bagiku sangat menggoda karena suaranya sangat khas ditelingaku

"Hmm, Flower Franssessca. Aku juga, tuan." Kataku sambil menjabat uluran tangannya dengan senyuman tentunya

"Baiklah.. Kalian sudah berkenalan. Grandpa dan juga Grandma lusa akan pergi untuk melihat perkembangan perkebunan kita di luar kota, sayang. Dan Grandpa meminta Lucas untuk menemanimu disini selama 5 hari. Kau keberatan ?" Tanya Grandpa pelan saat mengatakan bagian akhir dari pertanyaannya yang membuat aku langsung menatapnya terkejut

"Tapi, aku bahkan baru sampai disini. Ehm. Dan maaf tuan, bisakah kau melepaskan tanganku ?" Tanyaku lirih dengan wajah menunduk malu karena tatapannya yang melembut saat aku bertanya padanya untuk melepaskan tanganku

"Maaf, Amour." Ucapnya lembut

"Ah, iya.."

"Maafkan aku, sayang. Tapi ini sangat penting untuk kita. Maafkan karena Grandpa dan Grandma mu ini harus meninggalkanmu bahkan disaat kau baru tiba. Tapi.."

"Tidak apa-apa, Grandpa.. Aku mengerti.." Ucapku memotong penjelasan Grandpa, karena aku merasa tidak pantas untuk meminta lebih

"Tenang saja, Lucas merupakan pria yang baik menurut Grandpa. Ia tak akan berani menggiggitmu, benarkan Lucas ?" Tanya Grandpa menggodaku sambil melirik Lucas yang tersenyum kecil dan itu membuatnya sangat tampan menurutku

"Ehmm, baiklah.."

"Oke. Kami akan ke kamar, sayang.. Kalian berdua silahkan berbincang-bincang.. Oke ?"

"Baik, Grandma.." Jawabku sambil melihat kedua Kakek dan Nenekku

Mereka sangat romantis walaupun usia mereka yang tidak muda lagi, itu membuat senyumku mengembang karena memikirkan masa depanku apakah akan seperti itu atau tidak. Dan tiba-tiba sentuhan pada pipiku mengejutkanku yang langsung membuatku bertatapan tepat pada kedua bola mata segelap malam itu. Suara itu, suara yang membuat aku bergetar karena sarat akan kepemilikan yang kuat dan juga tegas

"Mate.. Akhirnya kita bertemu. Aku sudah lama menantimu, kau sangat cantik."









***********

Lucas Mate ||	CompleteWhere stories live. Discover now