Bab XXII

23.1K 1.5K 33
                                    



"Sudah cukup blueberrynya ?" tanya Lucas meyakinkan Flow

Mereka berdua sedang membeli beberapa cemilan untuk Flow saat penerbangan nanti. Tentu saja buah blueberry yang pertama Flow cari didalam supermarket besar itu.

Lucas hanya bisa menahan rasa gemasnya saat melihat binar-binar di wajah Flow begitu bertemu dengan buah berwarna biru itu. Pria itu tahu bahwa istrinya suka berbagai macam buah, karena saat istri mungilnya itu memasak pasti selalu menyediakan buah sebagai dessert. Tapi semenjak kehamilannya Flow semakin menyukai buah blueberry, bahkan setiap sarapan ia harus makan pancake dengan blueberry yang melimpah ruah.

Karena pemikirannya tentang Flow yang menyukai buah biru itu, Alec sempat berbicara padanya dan membuat ia tertawa keras karena puas mengejek serigalanya. "Semoga saja anakku nanti tidak berwarna biru" ucap Alec saat itu yang membuat Lucas tertawa puas

"Uhm ? Segini saja cukup. Nanti di Jerman aku boleh minta blueberry lagi ?" tanya Flow lucu dengan pipi yang mengembung karena sedang memakan tester blueberry dihadapan mereka

Lucas mengusap pipi chubby istrinya dengan lembut. Semua mata memandang iri mereka, mereka seakan pasangan kekasih yang tengah berbelanja kebutuhan dapur. Lucas tentu saja menarik perhatian para gadis dan wanita-wanita disana yang sengaja hilir mudik agar bisa menatapnya. Berbeda dengan Flow yang menjadi pusat perhatian para kaum pria muda, para pria menatap Flow seakan makhluk mungil itu adalah gadis yang sangat menarik dimata mereka. Tubuh mungilnya terbalut sweater tebal sepanjang paha, kaki jenjangnya ditutupi oleh celana kain sedikit longgar dengan sneakers putih polos. Tentu saja itu pilihan Lucas yang tak ingin istrinya kedinginan, walaupun pemikiran itu sedikit bodoh karena Jakarta sedang mengalami perubahan musim yang begitu ekstrim. Terkadang hujan deras dan tiba-tiba saja siang harinya menjadi panas terik.

"Tentu saja, Amour. Yakin cukup hanya satu ember kecil itu ?" yakin Lucas lagi dan dibalas gumaman oleh Flow yang masih menikmati tester

"Astaga.. Jangan banyak-banyak.. Nanti saja lanjutkan di pesawat. Kita memiliki waktu satu jam lagi" ingat Lucas

"Hmm.."

Mereka segera membayar di kasir yang menatap Flow aneh. Kasir itu seakan merendahkan Flow dengan tatapannya. Lucas yang menyadari arti tatapan itu segera menegur kasir itu tanpa perduli suaranya akan terdengar oleh siapapun.

"Bisa kau tidak menatap istriku seperti itu ?!" teguran Lucas begitu tegas

Semua mata segera memandang kejadian itu, ada yang takjub menatap Lucas yang lancar berbahasa Indonesia dan juga ada yang berpikir bahwa ia adalah suami yang begitu sayang pada istri mungilnya itu. Semua orang bisa melihat bahwa pria itu begitu mencintai istrinya yang bahkan tak menyadari dirinya mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan karena ia terlalu fokus dengan buah blueberrynya.

"Maaf, Tuan.." ucap pegawai muda itu pelan

"Aku tidak suka kalau istriku dipandang dengan sebelah mata seperti itu ! Kau pikir kau pantas merendahkannya ? Aku bahkan bisa membeli mall ini saat ini juga. Aku bisa memecatmu hingga kau tak bisa menemukan pekerjaan lain lagi !" ucap Lucas penuh ancaman

Semua orang seketika menciut takut dan bergumam begitu mendengar perkataan Lucas yang bernada dingin tadi. Hingga sebuah pria gendut berlarian menghampiri kerumunan mereka.

"Astaga.. Maafkan saya, Tuan Brien. Pegawai ini adalah pegawai baru, jadi maafkan perlakuannya.." jelas pria tadi yang ternyata seorang manager disini dan sudah mengetahui siapa pria dihadapannya ini

Siapa yang tidak mengenal nama Brien ? Nama belakang Lucas begitu terkenal karena ia seorang pengusaha ternama. Walaupun ia tidak begitu sering mendatangi Indonesia dan berita mengenainya tidak begitu terkenal disini, tetapi tak sedikit pengusaha kecil dan besar mengetahuinya serta ingin mengajaknya untuk menjadi salah satu penanam modal dalam usaha mereka.

Lucas Mate ||	CompleteWhere stories live. Discover now