Last Chapter

19.7K 1K 49
                                    



Menunggu. Itulah yang harus Lucas lakukan. Pertukaran jiwa yang ia lakukan untuk mengembalikan jiwa Flow, membuatnya harus bersabar menunggu Flow kembali. Alex yang awalnya memaksa untuk menjadi pengorbanan seutuhnya tidak bisa menjalani semua prosesnya karena sosok wolf miliknya ternyata menghilang.

Kekuatan sihir yang ia gunakan saat perang saat itu membuat wolfnya harus menghilang. Itu salah satu alasan terbesar Alex menginginkan ialah yang menjadi penukar jiwa untuk wanita muda yang membuat ia bisa kembali berpikir kejalan yang benar.

Namun, semuanya sia-sia saat tragedi kecil saat proses pertukaran jiwa. Sekelompok rogue yang mengetahui jika Pack milik Lucas tengah mengalami guncangan besar karena Luna dari Pack terbesar di Jerman itu telah tewas dalam peperangan, membuat mereka nekat menyerbu dan merusak proses pertukaran jiwa.

Pertarungan sengit tak bisa dihindari saat itu. Hanya saja, karena kejadian itu beberapa orang terluka parah karena Lucas yang kehilangan kendali. Alec yang merasa sangat bersalah pada Flow mengamuk hingga membuat hancur sebagian gedung suci, tempat dimana mereka akan melakukan pengorbanan.

Hingga akhirnya Sky yang menghentikan pertarungan itu. Sky benar-benar mengeluarkan seluruh sihir yang ia miliki untuk menahan Alec yang kehilangan kendali. Edmund segera mengambil rantai yang telah tercampur dengan beberapa wolfsbane.

Hingga raungan Alec yang sepenuhnya telah menguasai tubuh Lucas terdengar menakutkan. Serigala besar itu kesakitan saat wolfsbane itu mulai mengenai tubuhnya yang tertutupi bulunya. Edmund hanya bisa menatap sendu pada sosok Alpha yang sangat ia hormati selama ini. Bahkan ia menitikkan air mata saat mendengar raungan kesedihan Alec. Semua menundukkan kepala agar tak ada yang menyadari jika mereka, para omega dan juga seluruh penghuni pack tengah menangis saat melihat apa yang tengah menimpa Alpha mereka.

Kehilangan sosok mate adalah sesuatu yang menyakitkan. Bahkan tak jarang jika mereka yang ditinggalkan oleh mate mereka, akan memilih mati daripada hidup dengan kesakitan sepanjang hidup mereka.


*******



"Hi, Amour.. Bagaimana kabarmu hari ini? Kau tidak lelah menutup matamu selama delapan bulan? Kau bahkan sepertinya terlalu nyaman dengan mimpimu disana."

"......."

"Sebenarnya apa yang kau mimpikan selama ini hmm? Sampai kau tega tidak membuka matamu.. Kau tahu? Alec mengunci dirinya. Bahkan aku tak dapat merasakan kembali Alec didalam sana, sayang.."

Hening..

"Aku tak ingin kau pergi juga meninggalkanku. Aku tahu jika Alec tidak akan meninggalkanku. Ia hanya terpukul dengan kejadian itu. Tak apa, aku yakin jika ia akan kembali bersamaku."

"Kau tahu? Al sekarang sudah bisa memanggilku dengan Daddy dan juga memanggilmu Mommy, kau tidak ingin mendengarnya?"

"......"

"Ah iya, Al belakangan ini cukup populer disini. Tentu saja, putra kita itu sangat tampan sepertiku. Haha..."

Air mata itu mengalir. Mengalir dengan perlahan dari kedua mata hitam milik Lucas. Terlalu berat. Itulah yang saat ini ia rasakan. Ia tak bisa menjalani semuanya sendiri. Ia membutuhkan sosok Flow disisinya. Ia sangat merindukan suara belahan jiwanya.

Hampir selama delapan bulan penuh ia menemani sosok istrinya yang masih terbaring tak sadarkan diri. Selama itu pula Lucas selalu menjadi sosok Ayah dan juga Ibu bagi Al. Putra mereka yang sangat lincah dan juga ceria. Setiap orang yang bertemu dengannya pasti akan langsung jatuh hati pada sosok bayi kecil itu.

"Bangunlah, Amour.. Robert bahkan merindukan kakak iparnya. Irenne sering kemari menjengukmu. Tidakkah kau merindukan Mam dan Pap? Letta bahkan sudah bertemu dengan matenya, sayang.."

"Banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu, tapi kau tahu bukan jika waktuku hanya terbatas untuk bertemu denganmu.."

"Aku yakin jika masa-masa ini akan terlewati sebentar lagi. Aku ingin kau kembali secepatnya, sayang. Sudah cukup kau beristirahat disana. Kembalilah segera. Aku dan Al sangat merindukanmu. Al membutuhkan Mommy yang akan selalu memeluknya saat tertidur setiap malam."

Ketukan pintu membuat Lucas menghela nafas lelah. Waktunya telah habis. Waktu menemui sosok Flow. Selama masa pertukaran jiwa, ruangan tempat dimana Flow berada adalah tempat yang sangat amat disucikan. Sihir putih Sky menyelimuti ruangan itu. Itu sebabnya Lucas tak bisa berlama-lama berada didalam sana, itu karena untuk seseorang yang tengah melemah sepertinya akan berbahaya. Berbeda dengan Robert atau keluarga lainnya.

"Maaf Alpha.. Ini sudah hampir 30 menit.."

"Ed, aku bukan Alphamu lagi."

"Tidak, Alpha. Anda akan selalu menjadi Alpha kami.."

"Betul kak. Aku hanya menggantikanmu sebentar, aku yakin jika Luna akan kembali. Jadi, segera buat Alec kembali.. Aku lelah dengan segala urusan pack yang memusingkan."

Kekehan Lucas terdengar saat mendengar keluhan sang adik. Selama masa kelamnya, Robertlah yang mengambil alih semua pekerjaan Lucas didalam Pack. Bahkan Leo juga membantu putra bungsunya yang sangat kewalahan mengurus pekerjaan pack yang terbengkalai.

"Hmm.. Aku akan kembali setelah semua kembali ketempatnya. Aku Lucas Brien Gold. Alpha RedMoon Pack akan kembali memegang tugasku jika Lunaku kembali. Aku bersumpah, aku akan setia menunggu istriku kembali. Menunggu belahan jiwaku kembali kedalam pelukanku."

Amour, aku akan selalu menunggumu. Hingga kapanpun itu.
Tapi, aku hanya meminta untuk kembalilah padaku. Tanpamu aku bukanlah apa-apa.
Aku disini akan selalu menunggumu kembali. Kembali ditengah-tengah keluarga kecil kita.
Saat kau bingung mencari jalan untuk kembali, ingatlah jika cinta kita akan menjadi jalan yang tepat menuntunmu kembali padaku.
Ingatlah jika kau milikku.
Kau adalah Lucas Mate.
Selamanya akan menjadi milikku.
Karena kau adalah takdirku.
Dimana takdir itu akan selalu mengikatku dan dirimu.
Kembalilah..
Aku menunggumu disini, Lucas Mate..



*******
End
Book One
******

Lucas Mate ||	CompleteWhere stories live. Discover now