Bab XLI

16.3K 1.1K 37
                                    



Dua hari sebelumnya,

"Amour.. Kemarilah, berhenti mondar-mandir dihadapanku."

"Ih! Luke! Kamu itu tidak merasa aneh dengan situasi disini?"

Lucas seketika mengernyit begitu mendengar penuturan istri mungilnya, sebenarnya Alec sendiri sudah berulang kali mengatakan hal yang sama dengan apa yang diucapkan oleh Flow. Tetapi ia sendiri tak ingin mengatakan hal yang menurutnya akan membuat istrinya menjadi khawatir.

"Memangnya apa yang istriku ini rasakan hmm?"

Lucas terus bertindak seperti tidak merasakan apapun hingga akhirnya ia menyadari jika Flow memiliki kekuatan yang begitu besar. Hingga akhirnya ia memutuskan membujuk istrinya untuk ikut dengannya. "Amour, bagaimana jika sebaiknya kita pergi ke kebun baru kita saja?"

"Kebun baru?"

"Hm.. Ingat kau meminta peach segar pada Mam dua minggu lalu?"

Ingatan Flow kembali saat dirinya tiba-tiba menginginkan buah persik segar yang langsung berasal dari pohonnya. Ketika itu, begitu ia terbangun dari tidur siangnya tiba-tiba saja menginginkan buah lembut yang banyak terdapat di Asia itu.

Hingga akhirnya saat itu Lucas segera mencari ke kebun salah satu keluarga besarnya, kebetulan ketika itu Mam mendengar keinginan menantu cantiknya dan segera mengatakan jika ia akan mengirimkan segera buah manis itu ke mansion utama RedMoon Pack.

"Lalu apa hubungannya dengan kebun baru?" tanya Flow polos

"Haha.. Tentu saja Mam langsung meminta beberapa tukang kebun segera membuatkan kebun peach untuk cucunya ini, Amour.."

Seketika jeritan keras Flow terdengar begitu mendengar penjelasan Lucas yang sebaliknya bersikap biasa-biasa saja, seakan membuat kebun baru itu adalah hal kecil untuk calon ayah itu.

"APAAA?!!!!"

"Kenapa kau terkejut begitu, sayang?"

"Uhhh! Tentu saja aku terkejut! Luke menyebalkan!"

"Apa lagi salahku kali ini?" erang Lucas pelan

"Kenapa Luke masih diam disana?!"

Pekikan kesal Flow membuat Lucas segera berdiri dari sofa besar didalam kamar mereka. Dengan langkah lebar, pria itu segera mendekati istrinya yang sudah merengut kesal padanya. "Jadi? Kau ingin kemana?" tanya Lucas polos

"Hah?!! Luke!! Bukannya kau ingin mengajakku pergi ke kebun baru itu?!"

Suara Flow yang mulanya terdengar keras kini melemah seiring terdengarnya isakan pelan dari calon Ibu itu. Flow benar-benar kesal pada suaminya yang membuat moodnya menjadi berantakan kini sudah menangis kecil karena tingkah suaminya.

"Oke-oke.. Jangan menangis lagi, oke? Sekarang lebih baik kita berdua segera memetik buah peach milikmu saja.. Bagaimana?" bujuk Lucas

"Uhmm.." gumam Flow dengan anggukan setuju berulang kali

"Ingin aku gendong?" rayu Lucas berusaha mengembalikan mood istri mungilnya. Tentu saja rayuan itu akan berhasil, buktinya saat ini tubuh kecil Flow sudah bergelayut manja dipunggung tegap milik Lucas. "Sudah siap, Nyonya?" tanya Lucas membuat Flow menjawab dengan anggukan semangat.



*******



Pekikan bahagia Flow terdengar begitu Lucas menginjakkan kakinya pada kebun seluas satu hektar yang berisikan hanya pohon persik yang entah didatangkan dari mana oleh Mam. Bahkan pohon-pohon persik itu sudah berbuah, padahal jelas jika kebun ini baru dibuat sekitar dua minggu yang lalu.

"Waahhh!! Aku mau panen juga!!" pekik Flow bahagia dan meronta turun dari tubuh tinggi Lucas. Dengan perlahan Lucas menurunkan tubuh kecil Flow keatas tanah, beberapa detik kemudian Flow sudah berteriak keras saat menemukan beberapa keranjang yang telah berisikan buah persik segar.

"Hati-hati, sayang.."

Lucas hanya bisa terkekeh geli begitu melihat antusiasme istrinya untuk memetik buah persik, bahkan tubuh kecilnya yang kini sudah tampak berisi terlihat begitu lucu dimatanya. Disaat ia memperhatikan Flow yang sangat lincah kesana kemari untuk memilih buah persik, pria itu tiba-tiba mengenang kembali pertemuan bahkan kisah mereka berdua.

Dirinya tak menyangka jika akan mendapatkan mate yang begitu cantik seperti Flower. Mate yang sangat cantik, polos dan juga lembut. Kilasan kesedihan Flow membuatnya kembali berpikir apakah dirinya telah membahagiakan istrinya. Banyak pikiran buruk yang menghantui dirinya. Lucas begitu takut begitu ia membayangkan istri mungilnya akan pergi meninggalkannya. Entah darimana datangnya pikiran buruk yang membuatnya tanpa sadar mendekati Flow yang masih sibuk dengan belasan keranjang besar berisi buah persik.

Tubuh Flow seketika kaku saat merasakan pelukan erat dari seseorang dibelakangnya, tetapi begitu ia mengenal aroma pria yang kini mengecup tengkuk lehernya tubuh mungilnya seketika rileks. "Ada apa?" tanya Flow pada Lucas begitu merasa ada yang aneh pada suaminya.

"Jangan tinggalkan aku.."

"Aku itu hanya memetik buah persik, Luke.."

"Jangan pernah tinggalkan aku.."

"Luke.."

Flow hanya bisa terdiam begitu mendengar Lucas terus menerus mengucapkan hal yang sama. Gadis itu hanya bisa menenangkan Lucas yang kini semakin erat memeluknya, seakan-akan pelukan itu adalah hal terakhir yang bisa mereka berdua lakukan.

Semua mata para omega yang membantu merawat kebun luas milik pemimpin mereka, memandang kagum pada Alpha dan juga Luna mereka. Walaupun mereka tahu jika Luna mereka hanyalah seorang manusia biasa, tetapi entah bagaimana bisa mereka begitu menyayangi dan juga menghormati Flow.

"Luke.. Lebih baik kita duduk saja oke? Aku sedikit lelah.." bujuk Flow pada Lucas yang saat ibi sudah merasa lebih tenang. Mendengar Flow mengatakan kata 'lelah' membuat Alpha tampan itu segera membopong tubuh istrinya perlahan menuju pondok kecil yang dibuat khusus untuk keluarga mereka didaerah perkebunan jika tengah melakukan panen besar.

"Terima kasih.." ucap Flow lembut begitu dirinya dibaringkan pada kursi malas yang begitu nyaman untuknya. "Apapun untukmu, Amour.."

"Luke.."

"Yes, Amour?"

"Aku ingin pancake blackberry dengan madu diatasnya.."

"Tunggu sebentar oke? Aku akan meminta pelayan membawakannya untukmu.."

"Kau saja yang membuatkannya untukku.. Ini keinginan baby.."

Keinginan Flow adalah suatu perintah yang mutlak bagi Lucas. Seketika pria itu mencium bibir lembut Flow dengn kecupan panjang hingga membuat mereka terengah sebelum berubah menjadi sosok Alec dan berlari menuju mansion utama. "I love you Luke!!" teriak Flow saat melihat sosok Alec sudah menghilang dibalik pohon persik yang cukup besar.

Ditengah-tengah kegiatannya menunggu Lucas kembali dari mansion, Flow merasakan perasaan aneh saat ia memejamkan matanya. Perasaan dimana ada seseorang yang tengah mengawasi dirinya, perasaan yang membuat dirinya meremang takut seketika.

Begitu Flow ingin memasuki pondok itu karena perasaan yang mengganggu dirinya, tiba-tiba muncul sosok hitam besar dihadapannya. Sebelum dirinya berteriak, mata hazel miliknya bertatapan dengan bola mata yang benar-benar membuat dirinya ketakutan dan seketika hilang kesadaran.

"Selamat datang untuk kematianmu, Luna Flower.."



*******

Lucas Mate ||	CompleteWhere stories live. Discover now