Bab XXVIII

20.9K 1.3K 28
                                    



Semua kaget saat melihat Letta tiba-tiba menarik Lucas menjauh dari ranjang Flow. Robert bahkan berteriak tak menyangka pada perilaku wanita ini, setahunya Letta tak pernah bertingkah seperti ini saat ia bertamu kerumahnya.

Berbeda dengan Robert yang hanya menegurnya, Lucas bertindak sesuai sifat aslinya. Pria itu mendorong wanita itu hingga terjerembab jatuh dengan tidak cantiknya. Bahkan rok perawatnya yang memang hanya sebatas paha sudah terangkat lebih tinggi lagi. Lucas berlalu menuju Flow yang masih diam menyaksikan kejadian aneh tadi, pria itu langsung memeluk Flow dan bermanja-manja pada istrinya.

"Kau lapar, Amour ?" tanya Lucas lembut ditengah-tengah suasana tidak mengenakkan tadi

"Uh ? Tunggu perawat membawakan makan siang saja, Luke." jawab Flow pelan

Flow sudah bertekad tidak ingin menyusahkan Lucas lagi. Ia bahkan menekan keinginannya yang saat ini sudah sangat membuatnya begitu menahan tangis. Ia sangat menginginkan pancake blueberry seperti biasanya, tapi ia hanya bisa mengatakan jika akan menunggu jadwal makan siang dirumah sakit ini.

Lucas tak suka jika Flow menutupi sesuatu, itu semua terlihat jelas dengan mata Flow yang berkaca-kaca saat ini. Lucas hanya mendesah begitu mengetahui alasan dibalik ini semua. Ini semua karena sikapnya saat dua hari lalu.

"Nah.. Katakan sekarang kau ingin makan apa." bujuk Lucas kembali

"Uhm. Tidak.."

"Amour, apakah kau belum memaafkanku ?" suara Lucas terdengar lirih diceruk leher Flow

Flow hanya bisa diam mendengarkan pertanyaan yang sama dilontarkan oleh Lucas. Ia hanya diam tak menjawab sepatah kata pun. Hingga Lucas mulai takut jika Flow meninggalkannya, pria itu pun langsung menangkup wajah mungil Flow dan mencium bibirnya dengan dalam. Pria itu menunjukkan pada Flow melalui ciumannya jika ia merasa bersalah, ciuman itu begitu terburu-buru dan kasar.

Semua begitu kaget melihat kejadian intim dihadapan mereka, Robert sudah tersenyum mengejek melihat kelakuan Lucas yang selalu lepas kendali saat bersama kakak ipar cantiknya. Teriakan seseorang membuat kegiatan paling di gemari Lucas harus terhenti.

"Lucas !!!"

Tepat setelah suara itu terdengar menyakiti telinga mereka, tindakan wanita itu benar-benar diluar nalar.

"Akhh.."

"Letta !!!"

Suara ringisan Flow membuat Lucas telah diliputi Alec. Awalnya ia bisa menerima tindakan tak wajar dari teman masa kecilnya ini. Tapi jika ia melukai Flow seperti ini, maka dirinya dan Alec tak akan pernah bisa untuk memberi maaf sedikitpun.

"Luke !" suara teriakan Flow terdengar saat melihat apa yang dilakukan Lucas saat ini

Robert dan Flow hanya bisa berteriak meminta Lucas untuk melepaskan Letta yang sudah kesusahan bernafas. Robert tak berani mendekati Lucas yang sudah dikuasai oleh Alec. Mata hitam legam Lucas bahkan sudah menjadi biru sepenuhnya. Terlihat jelas bagaimana kejamnya Alec saat ini, bahkan Letta yang notabene teman masa kecil pun tak mendapatkan belas kasih. Alec mencekik leher wanita itu dengan kuat, Letta terlihat begitu kesulitan bernafas. Bahkan wajahnya sudah memerah seakan memberitahukan bahwa ia tak bisa menghirup oksigen.

Tentu saja Alec semarah ini, wanita itu dengan teganya menarik infuse Flow hingga terlepas dan membuat tangan Flow berdarah. Alec semula hanya diam menyaksikan apa yang akan dilakukan Lucas pada awalnya saat Letta menarik tubuh pria itu pun tertawa mengejek didalam sana begitu melihat Lucas mendorong wanita itu dengan kuat.

"Lucas Brien !!"

Suara keras dan tegas milik Ayah Lucas pun tak membuat pria yang tengah diliputi kemarahan itu melepaskan tangannya pada leher putih milik Letta, sebaliknya ia makin menekan hingga Letta merasakan lehernya seperti akan putus saat ini juga.

Pelukan lembut itu membuat Lucas tersentak, lebih tepatnya Alec menyadari jika yang memeluknya adalah Flow. Suara lembut milik Flow membuat Alec melepaskan cengkraman kuat pada leher Letta dan memilih membalas memeluk Flow.

"Alec.. Jangan seperti itu.." ujar Flow menenangkan

Alec hanya menganggukkan kepalanya dan membawa tubuh lemah Flow ke atas ranjang. Robert segera menekan tombol darurat diatas ranjang untuk memanggil dokter guna memasangkan kembali infuse sang kakak ipar.

"Aku sudah tak apa, Alec.." jelas Flow pada Alec

Flow tahu jika Alec masih memiliki sisa-sisa kemarahan dimatanya, namun ia berusaha agar Alec tidak membuat orang lain terluka hanya karena permasalah kecil seperti ini. Flow terus mengusap-usap rambut Lucas lembut, ia ingin menurunkan emosi Alec yang lagi-lagi mengambil alih tubug Lucas. Walaupun tidak sampai merubah wujudnya menjadi wolf, tapi bagi Flow ini artinya Alec sudah marah melampaui batasnya.

"Mate.." panggil Alec lembut

Inilah yang membedakan Alec dan Lucas. Lucas selalu memanggilnya dengan panggilan Amour, sedangkan Alec selalu memanggilnya Mate. Lucu bukan ? Mereka orang yang memiliki satu tubuh, tetapi sifatnya sangat bertolak belakang.

"Ya, Alec ?"

"I miss you.."

"Miss you too."

"Wahh !!! Sejak kapan Alec menjadi romantis ?" goda Robert membuat Alec menggeram kesal

"Sudahlah.. Jangan menggoda kakakmu, Robert !" lerai Mam sambil menjewer telinga putra bungsunya

Berbeda dengan Mam dan Robert yang menanyakan kondisi Flow, Pap terlihat membawa tubuh lemas Letta ke luar ruangan Flow. Pria bertubuh tegap dan tetap memiliki wajah tampan walaupun sudah memasuki usia 50 tahun, tak menghalangi aura seorang Alpha pada jamannya dulu.

Ia hanya bisa menggeleng tak percaya melihat putri sahabatnya bertindak seperti itu, selama ini keluarganya selalu melihat Letta bersikap bak seorang putri. Letta begitu anggun dan juga ramah, itu sebabnya dulu orang tua Lucas berpikir untuk menjodohkannya. Tapi semua terpatahkan karena mereka sadar bahwa seorang werewolf memiliki takdir sendiri. Hingga akhirnya Lucas membawa seorang gadis yang begitu mungil dan begitu cantik. Bahkan kabar berita mengenai kehamilan menantunya membuat ia semakin bahagia.

"Istirahatlah, Letta. Aku tak akan membelamu saat ini, aku tentu saja akan membela menantuku yang telah kau lukai. Berperilakulah semestinya, ingat kau tidak hidup sendiri didunia ini. Kau memiliki seorang adik yang usianya sama dengan istri Lucas. Ingatlah jika kau melukai Flow, itu sama saja kau melukai adikmu Princessa." tegas Ayah Lucas membuat Letta hanya bisa terdiam merenungi perbuatan jahatnya tadi

"Aku akan meninggalkanmu disini bersama Edmund. Dia akan menjagamu."

Setelah mengucapkan itu, hanya Letta dan Edmund yang tetap tinggal di kursi tunggu rumah sakit. Hanya keheningan yang melanda mereka berdua, terlebih sikap Edmund yang nyaris sama persis dengan Lucas yakni wajah datar dan sikap dinginnya membuat Letta enggan berbicara.

"Apa anda ingin kembali ke mansion ?" suara Edmund memecah keheningan diantara mereka

"Hmm ya.. Aku dengar adikku akan datang kemari untuk menjengukku selama liburan, dan aku ingin kembali ke rumahku sebelum dirinya sampai. Ehmm.. Bisakah kau sampaikan maafku pada Lucas dan juga istrinya ?" terang Letta sedikit canggung saat menyebut Flow istri Lucas

"Ya, Nona. Tetapi alangkah baiknya jika anda sendiri yang mengatakan permintaan maaf itu pada Alpha dan Luna."

"Kurasa kau benar.. Aku akan berkunjung ke mansion setelah kedatangan adikku saja. Princessa akan datang dua hari lagi."




*******

Lucas Mate ||	CompleteWhere stories live. Discover now