Bab XVI

26.5K 1.6K 34
                                    



"Ayo turun.."

Setelah perdebatan romantis didalam mobil, dan tentu saja Lucas harus mengalah pada Lunanya. Hingga sampai didepan rumah Lucas hanya bisa meringis kecil karena cubitan Lunanya ini tidak bisa diremehkan. Bahkan dirinya yang werewolf pun masih merasa kesakitan.

"Apa masih sakit ?" tanya Flow melihat wajah khawatir melihat Lucas masih meringis

Seringai licik menghiasi bibir Lucas. "Ah.. Iya, Amour. Cubitanmu sangat sakit. Bahkan masih terasa pedas dilengan dan perutku." adu Lucas penuh kebohongan yang entah apa akan dilakukannya kali ini.

"Maaf.. Aku kira tidak sakit.." kata Flow penuh sesal sembari berhenti didepan Lucas dan mengusap bekas cubitannya yang memang tampak memerah

"Cium aku, Amour.."

"Hah ? Kamu ini. Kita sudah didepan rumah. Jangan aneh-aneh."

"Ayolah.. Aku bahkan harus kesakitan seperti ini, tetapi kamu tidak mau menciumku ? Sedihnya aku.."

"Sial. Kau menjijikkan. Sangat. Aku menjadi Flow pasti akan menendangmu." tukas Alec melihat Lucas yang sedikit berlebihan seperti itu

"Ish. Kamu ini. Kenapa sekarang jadi..."

Bibir Lucas tentu saja sudah melumat rakus bibir Flower yang sejak tadi memang menjadi incarannya. Entah apa sebabnya Lucas menjadi mesum seperti ini pada Flower matenya. Lucas seakan tak ingin melepaskan bibir Flow yang terasa manis baginya, tetapi teriakan keras dibelakang tubuh Flow membuat ia harus berhenti melahap Flow.

"Oh bagus ! Sekarang kau sudah menjadi jalang seperti ibumu, hah ?!!!"

Dihadapannya kini berdiri seorang wanita yang mungkin perkiraan usia 40 tahun menurutnya, dan sudah tentu ia adalah Ibu Tiri dari Lunanya. Wanita itu berkacak pinggang dengan wajah memerah yang menandakan bahwa dirinya tengah dilanda kemarahan.

Suara lembut Flow terdengar menggelitik telinga Lucas yang sejak tadi menatap wanita tua dihadapannya seakan kedua matanya dapat memindai tubuh wanita ini. "Hm.. Mama.. Ini makan siangnya.."

"Ha !! Kau membelikan aku serta putraku makanan dari uang menjual diri ?!!" tuduhan keras itu membuat wajah Flow pucat

Bagaimana mungkin Mamanya menuduh dirinya seperti itu. Bahkan ia tak pernah sedikit pun memikirkan hal kotor yang dituduhkan Mama Tirinya.

"Tidak, Ma. Pria ini kekasihku, Ma.. Aku tidak seperti yang Mama tuduhkan." jelas Flow dengan suara yang terdengar seperti orang tercekik

"Selamat siang, Nyonya. Saya Lucas Brien. Kekasih Flower putrimu. Senang bisa bertemu denganmu."

Mendengar suara tegas itu, Siska -mama tiri Flow- tentu saja langsung menatap pria tampan dan tampak sangat kaya itu seperti menatap pundi-pundi emas. Tentu saja itu tak luput dari Lucas dan Alec.

"Cih, untung saja ia hanya Ibu tiri dari mateku. Jika Ibu kandung aku tak tahu harus berperilaku seperti apa. Benar-benar menjijikkan." umpat Alec didalam sana begitu melihat tingkah wanita dihadapannya

"Kita lihat saja, apa yang ia lakukan pada Luna kita. Jika ia berani menyentuh Flow sedikit saja, maka kepalanya terjamin akan terpisah dari tubuhnya detik itu juga." jelas Lucas licik

"Baguslah. Karena jika tidak, aku akan mengambil alih tubuhmu. Dan segera mengoyak tubuh tua itu." terang Alec disertai kekehan yang terdengar seperti nada musik kematian

"Ah... Mari masuk. Bagaimana aku bisa lupa ada tamu dihadapanku.." kata-kata lembut itu terlontar dari bibir Siska dan dibalas senyuman meremehkan oleh Lucas yang tentu saja tak terlihat oleh siapapun

Lucas Mate ||	CompleteWhere stories live. Discover now