Bab XXXI

20K 1.2K 40
                                    


"Amour.. Jangan cemberut seperti itu.."

"Jangan ganggu aku. Aku sedang kesal denganmu."

"Astaga.. Baiklah-baiklah.. Aku bersalah."

Setelah sejak tadi hanya menunjukkan kemesraan, maka kali ini pasangan romantis Alpha dan Luna tengah mengalami sebuah pertengkaran yang entah asal muasal akar masalah yang tidak diketahui oleh Lucas.

Pria itu sejak dua jam yang lalu sudah mendapatkan wajah cemberut sang istri setelah selesai makan malam. Sepertinya itu bermula saat selesai acara makan malam bersama tadi, mereka makan malam bersama dengan dua gadis yang awalnya berniat mengunjungi Flow. Tapi Lucas yakin jika gadis teman Flow memilili niat jahat pada istrinya, itu berawal sejak Letta dan Flow mulai akrab tiba-tiba saja Princessa menyindir istrinya dengan kata-kata pedas.

Semula keluarga Lucas tidak mengerti apa maksud dari ucapan gadis itu, tetapi semakin kesini ucapannya semakin kasar pada menantu mereka. Mam tentu saja langsung tidak menyukai gadis bernama Princessa itu, tetapi Pap meminta untuk tidak berperilaku memilih-milih. Lebih tepatnya karena Letta adalah kakak dari gadis yang sekarang sudah menjadi musuh Mam.

Sekarang entah salah apa yang telah diperbuat Lucas pada Flow, karena Lucas harus menerima hukuman berdiri disudut ruangan dan menghadap tembok. Pria itu hanya menuruti apa yang diperintahkan oleh sang ratu dirumahnya. Padahal Lucas sudah gemas melihat wajah cemberut Flow sejak tadi, rasanya ia ingin memakan habis tubuh istrinya saat ini juga.

"Hikkss.. Huhuuu... Huhuuuu..."

Suara tangisan Flow membuat Lucas segera berlari menuju istrinya yang membuatnya sangat khawatir.

"Ada apa, Amour ?? Apa ada yang sakit ? Atau kau ingin sesuatu hmm ?"

"Huhuuu.. Aku.. Akuu.. Huhuuu.."

"Sudah-sudah.. Kemari.." ucap Lucas membujuk Flow agar berhenti menangis dengan memeluk tubuh istri cantiknya yang masih bergetar karena menangis

"Ada apa, hmm ? Istri cantikku ini ingin sesuatu ?"

"Huhuu.. Aku ingin bertemu Daddy.. Aku rindu Daddy.. Huhuuuuu.." jawab Flow dengan tangisan layaknya bocah berusia tiga tahun

"Daddy ?"

"Huhuuu.. Iyaa.. Aku rindu Daddy.."

"Astaga, Amour.. Kenapa tidak bilang padaku dari kemarin.."

"Huhuuu"

Lucas hanya bisa menghembuskan nafas pelan, ia tak ingin menyinggung atau melukai hati istrinya. Terlebih hormon istrinya tengah seperti jetcoaster. Tangisan Flow mereda karena usapan-usapan lembut Lucas pada rambutnya.

"Bagaimana jika sekarang istriku ini menelfon Daddy saja ?"

"Hikss.. Bolehkah ? Hikss.."

"Tentu saja. Apapun untukmu, Amour.."

"Terima kasih, Luke.."

Usai mengucapkan itu, Lucas dikejutkan oleh ciuman Flow pada kedua pipinya.

"Itu untuk terima kasihku pada suamiku." ucap Flow lantang

Mendengar itu, perasaan Lucas membucah luar biasa oleh rasa bahagia dan perasaan penuh cinta oleh Flow. Ia tak menyangka jika hanya mendengar Flow memanggilnya dengan kata suami membuatnya menjadi sebahagia ini.

"Jangan salahkan aku bila acara menelfon Daddymu akan terlambat, Amour.."

"Huhhh ?"

Kernyitan bingung Flow mulanya berakhir dengan dengusan kesal karena tahu apa yang sudah dipikirkan suaminya. Dasar Mesum !


*******


Persiapan pernikahan Lucas dan Flow benar-benar telah siap 90%. Bahkan aula mansion disulap begitu indahnya oleh tangan-tangan ahli par WO. Lucas hanya bisa tersenyum kecil melihat bagaimana nantinya wajah berbinar Flow melihat ruangan pernikahan mereka.

Pria itu hanya berdua dengan Edmund memeriksa perkembangan persiapan pernikahannya. Ia tak ingin Flow kelelahan saat acara mereka nanti, itu sebabnya hari ini Flow hanya bermanja-manja dengan Daddynya dan kedua orang tua Lucas. Masalah Ayah Flow tentu saja diselesaikan oleh Robert. Adiknya diminta langsung menjemput calon Ayah mertua sang Kakak. Maka sore ini Ayah Flow sudah berada di mansion besar miliknya, dan Lucas tentu saja mendapatkan hadiah berupa ciuman panjang dari Flow karena membawa Ayahnya kemari.

Mengingat itu, Lucas terkekeh pelan. Bahkan Alec kini sudah mau diajak berbicara, setidaknya wolfnya itu sudah memaafkan kesalahannya.

"Alpha.." suara Edmund sang Beta membuat pikiran Lucas terbuyarkan

"Ada apa ?" tanya Lucas datar

Dirinya memang akan selalu seperti itu, dirinya hanya akan berubah menjadi lembut pada Flow seorang. Bahkan kepada keluarganya pun ia tak pernah menampakkan senyum atau tertawa. Semua berubah karena Flower. Istri mungilnya.

"Nona Princessa ingin bertemu dengan anda, Alpha."

"Untuk apa ?"

"Maaf, Alpha. Saya kurang tahu jelasnya. Tetapi Nona menyebutkan ini berhubungan dengan Luna Flower dan Alpha." terang Edmund

"Hm ? Lalu dimana dia ?"

"Diruang pertemuan khusus, Alpha."

"Baiklah.. Lebih baik sekarang kita menuju kesana. Aku tak ingin membuat istriku menunggu lebih lama karena menungguku." ujar Lucas dan berlalu

Edmund hanya bisa tersenyum tipis melihat perhatian Alphanya pada Luna, ia tak menyangka jika perubahan Lucas menjadi drastis saat bersama Luna mereka. Awalnya Edmund begitu terkejut saat diminta membawakan barang-barang Lucas menuju mansion milik keluarga Alexander. Tetapi semua perasaan bingungnya sirna saat dirinya melihat sosok gadis mungil dan cantik disamping Lucas saat itu. Bahkan Edmund dapat melihat tanda milik Lucas diceruk leher sang Luna.

"Baik Alpha.."

Dalam perjalan menuju ruangan khusus miliknya, para maid tentu saja menunduk hormat pada Alpha mereka saat tak sengaja bertemu atau melewati mereka. Tentu saja Lucas hanya berdeham pelan membalas semua salam hormat dan berbagai sapaan maid dan warrior RedMoon Pack.

Hingga dirinya sampai didalam ruangan itu setelah meminta Edmund tidak perlu mendampingi dirinya. Pria itu menemukan seorang gadis dengan kimono sutra tipis dihadapannya. Yang membuat dahi Lucas mengernyit adalah bagaimana kimono itu memperlihatkan bentuk badan dan juga dua benda kenyal milik gadis itu, seperti tidak ada selembar kain apapun dibawah kimono setipis itu.

"Hai, tampan.." panggil Princessa dengan suara yang dibuat-buat seperti sedang mendesah

"Apa wanita ini jelmaan ular ? Kenapa ia suka mendesah seperti itu ?" celetuk Alec polos didalam sana

"Hahaha. Kau ini bodoh atau apa ? Lihat saja, sebentar lagi wanita ini akan seperti wanita lainnya, Alec. Kau pasti tahu apa maksudku." jawab Lucas santai

"Hmm.. Apa kau ingin bermain-main, Luc ? Tak ada ruginya membuat wanita jalang ini seperti mainan, bukan ?" tawar Alec dengan seringai yang benar-benar membuat serigala itu seperti sosok menyeramkan

"Wah. Kau sepertinya begitu jijik dengan wanita ini. Lihatlah. Jalang ini bahkan menawarkan tubuhnya dengan cuma-cuma. Tapi kau tahu jika aku hanya akan bereaksi dengan Flow seorang." jawab Lucas dengan nada mengejek

"Hahaha. Aku tentu tahu itu, bodoh ! Aku pun juga sama. Kau kira aku akan tertarik dengan wanita yang aku rasa tubuhnya itu pasti sudah disentuh banyak pria. Memikirkannya saja sudah membuatku mual. Oh aku rasa ini efek kehamilan Flow, membuat aku begitu jijik melihat wanita murahan." ujar Alec

"Ck ! Jangan membawa-bawa istriku, sialan ! Lalu kau ingin wanita ini terus menggerayangi tubuhku ini ?! Shit !! Aku bahkan ingin membunuhnya saat ini. Aku tak sudi tubuhku disentuh selain Flow." jawab Lucas sambil menjauhi tubuhnya dari tangan Princessa yang mencoba menyentuh dada bidangnya

"Diam saja dan lihat dari dalam sana. Biarkan aku yang mengambil alih tubuhmu dan melakukan semua pekerjaan kotor ini."



*******

Lucas Mate ||	CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang